Zaiyden terkejut ketika dirinya dibanting ke kasur yang empuk, ia menatap tajam Rangga.
Zaiyden terdiam, dia takut ketika melihat mereka, entah kenapa dia memiliki firasat buruk.
"Sayang kamu dari tadi selalu saja berbicara dan dekat dengan orang lain dan jarang bicara dengan kami. Sekarang buka kakimu kami ingin masuk kedalam dirimu" ucap Rangga membuat Zaiyden merinding, ia menatap yang lain dan terlihat datar.
"Untuk sekarang tidak dulu..... Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan besok" ucap Zaiyden ingin membuat mereka mengalah. Tapi bukan berarti Zaiyden bohong, dia memang punya hal yang harus di kerjakan, hanya saja dia pengen di selesai besok.
Mereka terdiam menatap Zaiyden yang berwajah datar, Zaiyden menatap wajah mereka juga.
"Maaf tidak memuaskan kalian sekarang, aku masih harus mengerjakan beberapa hal. Besok dan hari Minggu sekarang kita bisa bersama bukan?" ucap Zaiyden sambil menatap mereka, mereka saling bertatapan dan menatap kembali Zaiyden lalu mengangguk.
Zaiyden mengerti dan bangun dari ranjang itu, sekarang dia berniat menyelesaikan barang-barang yang ia temukan tadi.
Zaiyden meninggalkan mereka, mereka kecuali Rangga menatap malas Zaiyden. Rangga menatap tempat yang tadi Zaiyden tempati, ia menatap ke arah pintu Zaiyden yang keluar.
Keesokan harinya, Zaiyden keluar dengan perasaan yang campur aduk. Dia sudah menyelesaikan semuanya termasuk benda yang ada di dalam ruang rahasia itu.
Zaiyden sekarang sedang memasak di dapur untuk semua orang, Zaiyden sering membuat makan untuk yang lainnya.
Zaiyden yang tengah asik masak terkejut, ketika ada seseorang memeluk dari belakang. Zaiyden membalikkan tubuhnya dan menatap sang pelaku. Rangga tersenyum dan Zaiyden menatap kesal Rangga lalu memukulnya dengan sepatula yang ia pegang.
"Awa..... Sakit sayang" ucap Rangga dan Zaiyden menatap datar Rangga.
"Siapa suruh ngagetin" ucap Zaiyden dan kembali memasak, Rangga cemberut tapi masih memeluk Zaiyden.
Mereka berdua terus dalam posisi seperti itu, sampai melupakan penghuni yang lain. Farel menatap Rangga dengan sedikit kesal, dia baru tahu kalau Rangga dekat dengan Zaiyden.
Farel menyukai Rangga tapi Rangga itu pria normal dan lurus. Dia sangat tidak setuju, dengan persyaratan yang di katakan oleh pria sialan yang membuat mereka, menjadi pasangan Zaiyden, dia menatap kesal dengan kedekatan mereka berdua.
Aksa, Nova dan Novi yang menyadari itu menatap tajam Farel, Farel yang ditatap menatap mereka tak kalah tajam.
Kring...... Kring......
Zaiyden mencari ponselnya, lalu mengangkat telepon. Ia sebenarnya sedikit kesal dengan orang yang meneleponnya, tapi mau bagaimana lagi dirinya harus tetap mengangkat teleponnya.
"Halo ada apa pah" ucap Zaiyden dan Rangga mendekati telinganya ke ponsel milik Zaiyden. Zaiyden diam dan membisu itu.
"Pulanglah akan ada acara yang digelar oleh perusahaan kita, semua keluarga harus datang dan kamu juga harus datang"
"Baik papah" ucap Zaiyden dengan nada malas, lalu mematikan panggilannya sepihak.
"Kau mendengarnya, sepertinya kita tidak bisa hari ini dan aku usahakan hari Minggu" ucap Zaiyden lalu kembali memasak, Rangga yang mendengar itu cemberut.
Zaiyden yang melihat itu menghela nafas, lalu membisikkan sesuatu membuat Rangga semangat. Rangga mengangguk dan melepaskan pelukan itu, lalu berjalan ke arah yang lain dan membisikkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zaiyden
AléatoireTerinspirasi dari Cerita Wattpad yang dibuat oleh orang lain. Bercerita tentang Seorang Mafia dan CEO yang terkenal bernama Zaiyden. Zaiyden Mafia yang ditakuti semua orang dan CEO yang paling dihormati oleh bawahan. Karena dirinya yang sudah bosan...