14

5.2K 506 4
                                    

Lisa POV

Aku menggosok mataku dan perlahan duduk di tempat tidur. Aku melirik ke sampingku tapi Jennie tidak ada di sampingku. Dengan malas aku meregangkan lenganku dan masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan rutinitas pagiku. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, aku turun ke bawah. Namun begitu aku memasuki dapur, aku melihat Jennie yang kesulitan meraih toples di bagian atas rak dengan menggunakan kaki dan tangannya yang pendek. Aku langsung terkikik, aku berjalan ke arahnya dan mengambil toples itu untuknya sehingga dia terkejut.

"Lain kali jangan menaruh benda ini di tempat yang tinggi kalau kau tahu kau pendek" kataku menggoda dan meletakkan toples itu di meja dapur. Dia berbalik dan kami berdua tersentak ketika hidung kami hampir bersentuhan satu sama lain. Aku menarik kepalaku sedikit tapi lenganku masih bertumpu pada meja dapur dan menjebak Jennie di antara lenganku. Dia tampak bingung karena dia tidak punya jalan keluar jadi dia mengalihkan pandangannya dariku. Aku nyengir melihat wajahnya yang memerah.

"Y-yah pergilah" ucapnya sambil mendorong pelan bahuku. Aku tersenyum lebar dan mendekat padanya hingga aku bisa merasakan nafasnya di kulitku.

"Good morning" sapaku sambil terkikik. Dia benar-benar dewi, melihat wajahnya sedekat ini membuatku jantungku berdebar kencang.

"M..morning.." katanya dengan suara kecil sambil tersipu. Aku tertawa dan mundur selangkah.

"Apa sarapan kita hari ini?" Tanyaku sambil melangkah ke samping membiarkan Jennie berjalan ke wastafel. Setelah dia mencuci tangannya, dia berbalik menghadapku dan memberiku senyuman bangga sambil menunjuk ke meja.

"Pancake" ucapnya sambil tersenyum. Aku bahkan tidak menyadari bahwa pancake itu ada di atas meja sebelumnya.

"Kelihatannya enak! bisakah kita makan sekarang?"

Jennie terkekeh sambil melepas celemeknya dan menggantungkannya di dinding. Dia mengangguk dan meraih tanganku sambil berjalan ke kursi membuatku sedikit tersipu karena kontak yang tiba-tiba itu.

"Kenapa kau bangun pagi-pagi sekali?" Tanyaku sambil memotong pancake sebelum aku memasukkannya ke dalam mulutku.

"Ibuku meneleponku pagi ini, makanya aku bangun pagi-pagi" dia mengunyah makanannya hingga membuat pipinya menjadi bengkak.

"Benarkah? apakah dia baik-baik saja di sana? aku merindukannya" kataku cemberut.

"Aku juga rindu ibu..mereka akan kembali 1 minggu lagi"

Aku mengangguk tapi tiba-tiba, aku baru ingat bahwa aku harus kembali tinggal di tempatku ketika orang tua Jennie ada di sini. Memikirkannya saja sudah cukup membuat hatiku sakit.

"Nini" aku memanggilnya dan dia menjawab dengan bersenandung.

"Setelah kesepakatan kita berakhir, apakah kau masih ingat tentang aku?" Aku berbicara membuat Jennie berhenti makan.

"Apa yang membuatmu berpikir aku akan melupakanmu?"

Aku mengangkat bahuku "Yah, aku tidak tahu, mungkin setelah aku selesai melakukan pekerjaanku, orang tuamu mungkin akan membenciku..karena kau tahu..aku akan dianggap sebagai orang jahat di mata orang tuamu karena mempermainkan perasaanmu, dan mungkin mereka bahkan tidak akan membiarkanku bertemu denganmu lagi setelah itu" ucapku sambil tersenyum sedih.

Aku tidak bisa menyalahkan jennie, akulah yang setuju melakukan ini. Aku tidak berencana untuk terlalu terikat atau dekat dengan orang tua Jennie pada awalnya, karena aku tahu jika aku melakukannya, aku akan terluka pada akhirnya. Tapi mau bagaimana lagi, nyonya kim dan tuan kim memperlakukanku dengan sangat baik, mereka memperlakukanku seperti putri mereka sendiri dan merawatku seperti mereka sangat menyayangi jennie.

I Met You [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang