26

6.4K 529 11
                                    

Jennie POV

Aku memiringkan kepalaku ke samping dan menutup mataku dengan tangan untuk menghalangi sinar matahari mengenai wajahku. Geraman pelan keluar dari mulutku saat aku merasakan kepalaku berat dan tegang. Aku membuka mataku dan menggosoknya sebelum perlahan-lahan melihat sekeliling.

Aku di kamar Lisa?

Aku ingin berdiri tapi aku merasakan hawa dingin di sekujur tubuhku sehingga membuatku menarik selimut lebih dekat untuk menutupi diriku. Aku pilek dan terus bersin. Tenggorokanku terasa sakit dan gatal setiap kali aku batuk.

Aku melihat sekeliling untuk mencari ponselku, namun suara pintu terbuka membuatku menoleh ke pintu, itu lisa. Dia membawa kain lap basah di tangannya saat dia perlahan berjalan ke arahku.

"Kau sudah bangun?" aku terkejut dengan kelembutan dalam suaranya, suaranya lembut karena dia memiliki ekspresi khawatir di wajahnya. Aku berdeham dan mengangguk.

"A-aku..ya.." hanya itu yang bisa kukatakan. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan mengalihkan pandanganku ke tempat tidur, tapi aku terkejut ketika tangannya tiba-tiba berada di pipiku, menarik kepalaku menghadapnya menyebabkan napasku tersengal-sengal karena kedekatan di antara kami.

"Kau masih panas.." dia menghela nafas dan menarik tangannya dari wajahku. Aku cemberut dalam hati karena kehilangan kehangatannya.

Aku menyalahkan demam yang membuatku merasa seperti ini.

Aku gelisah dengan jariku karena tidak ada yang ingin kukatakan. Aku ingat tentang aku menunggu Lisa di luar saat hujan, dan aku bisa merasakan seseorang menggendongku dan menempatkanku di tempat tidur ini tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Agak kabur bagi kepalaku untuk mengingatnya kembali.

Dia menatapku tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kelopak matanya terkulai dan kilatan rasa bersalah terlihat jelas di matanya.

"Berbaringlah" tiba-tiba dia berkata. Aku memandangnya dengan bingung dan memiringkan kepalaku "apa?" aku bertanya.

"Berbaringlah, aku ingin memakaikan ini padamu..kuharap ini bisa membantu menurunkan demammu" ucapnya mengacu pada kain lap yang dia bawa tadi, tapi aku menggelengkan kepalaku.

"Tidak apa-apa, aku baik-" ucapanku terpotong dan mataku melebar ketika Lisa memegang kedua bahuku dan dengan lembut membaringkanku di tempat tidur, dengan wajahnya hanya beberapa senti dariku. Blush on merayap ke wajahku saat aku segera memalingkan muka. Dia meletakkan kain lap basah di dahiku dan duduk kembali di kursi. Aku memejamkan mata, merasakan kehangatan yang terpancar melalui tubuhku saat aku menghela nafas, merasa sedikit nyaman.

Aku membuka mataku dan melirik ke arah lisa, dia juga sedang menatapku tapi aku segera mengalihkan pandanganku. Aku dengan canggung melihat sekeliling ruangan. Tak satu pun dari kami mengatakan apa pun yang membuat ruangan dipenuhi keheningan. Aku menelan gumpalan yang terbentuk di tenggorokanku dan mengangkat tanganku ke wajahku, mencoba mengalihkan perhatianku dengan memainkan jari-jariku, tapi aku tersentak ketika menyadari sesuatu.

Ini bukan pakaian yang kupakai tadi malam!

Aku segera duduk dan menatap lisa dengan wajah memerah, dia terlonjak sedikit kaget dan menatapku dengan alis berkerut.

"Kenapa?" Dia bertanya. Aku mengarahkan jariku ke pakaianku sambil berusaha keras menahan rasa malu yang aku rasakan saat ini.

"I-ini, kenapa aku memakai ini? apakah kau- maksudku.." Aku tidak bisa mengatakannya tapi sepertinya dia tahu apa yang ingin aku katakan sambil tertawa pelan.

Cantik.

"Jangan khawatir, ibuku mengganti bajumu" aku menghela nafas lega. Aku mengerucutkan bibirku dan menatap lisa selama beberapa detik, tapi ketika matanya bertemu dengan mataku, dia langsung mengalihkan pandangannya dariku sehingga membuatku mengerutkan kening. Dia tampak gugup, seolah ingin mengatakan sesuatu padaku.

I Met You [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang