24

7.1K 606 23
                                    

Jennie POV

Kemarin malam adalah hal paling menyakitkan yang pernah aku rasakan dalam hidupku. Aku masih ingat cara lisa menatapku, cara matanya penuh kebencian saat menatapku. Mata yang biasa kulihat, mata yang sering dipenuhi cinta dan kelembutan setiap kali bertemu denganku, kini berubah total.

Dan perubahannya itu karena aku.

Aku menghela nafas, duduk di kursiku sambil menyandarkan punggungku di kursi itu. Mataku melirik jam dan sekarang sudah jam 8 pagi.

Aku berencana untuk bertemu Lisa lagi hari ini. Tidak apa-apa jika dia mengusirku dari rumah, selama aku bisa melihat wajahnya maka itu sudah cukup.

"Apakah dia sudah bangun?" aku bergumam pada diriku sendiri. Aku tidak ingin mengganggu tidurnya tapi kupikir saat ini dia sudah bangun. Aku bangkit dari kursiku dan mengambil kunci mobilku yang ada di meja kecil samping tempat tidurku, aku segera turun ke bawah dan mendapati ibuku sedang membersihkan rumah. Suara kunci yang kubuat ketika aku berjalan menuruni tangga menyebabkan dia mengangkat kepalanya dan menatapku, aku tersenyum padanya.

"Kemana kamu pergi?" Dia bertanya.

"Temui lisa" ucapku sambil tersenyum, wajahnya melembut dan dia menatapku sambil tersenyum kecil.

"Jangan menangis saat kamu kembali nanti, itu saja yang aku minta" ucapnya membuatku terkekeh. Aku meyakinkannya dengan senyum lebar dan menganggukkan kepala, berjingkat sambil mencium pipinya.

"Aku pergi sekarang, sampai jumpa mom" kataku lalu meninggalkan rumah.

..

..

..

..

..

..

..

..

..

Aku sudah berdiri di sini selama beberapa menit sambil terus mondar-mandir. Telapak tanganku berkeringat sehingga aku harus terus menggosokkannya ke pahaku. Aku menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri. Perlahan aku mengangkat tanganku ke atas, dan dengan tangan gemetar aku menekan bel pintu. Pintu segera terbuka setelah beberapa detik dan aku perlu meredam kekesalanku saat melihat Tzuyu di hadapanku. Aku memalsukan senyuman melihat wajahnya yang kosong.

"Hei tzuyu" sapaku, berusaha keras untuk tidak menunjukkan betapa jengkelnya aku. Dia menyilangkan tangan di depan dada dan mengangkat alisnya.

"Apa yang kau inginkan?" Aku menahan pandanganku dan memberinya senyuman kaku.

"Bolehkah aku menemui Lisa?" Kataku sambil memainkan jariku. Tapi aku merasa ada yang tidak beres saat aku melihat wajahnya melembut saat dia menatapku, seolah dia akan memberitahuku sesuatu yang aku yakin aku tidak akan menyukainya. Aku mengusap bibirku, merasa gugup untuk bertanya.

"A-apa ada yang salah?" Kataku, berharap mendapat jawaban positif darinya. Dia menghela nafas panjang dan menatapku.

"Dia tidak ada di sini.." dahiku berkerut saat alisku menyatu. Aku memandangnya dengan bingung, "apa maksudmu? apakah dia sudah pulang?" Tanyaku dan dia membalasnya dengan anggukan. Aku menghela nafas lega dan mengangguk karena aku sudah siap untuk berbalik, tapi Tzuyu mengatakan sesuatu yang membuat seluruh tubuhku menegang.

"Di Thailand"

Ketakutan melonjak di sekujur tubuhku, aku kembali menatapnya dengan mata terbelalak. Tenggorokanku tercekat saat jantungku mulai berdetak begitu cepat.

"Apa?" Suaraku seperti bisikan. Mataku memintanya untuk memberitahuku bahwa dia sedang mengerjaiku tetapi dia membuka lengannya dan menghela nafas.

"Lisa sudah sampai di Thailand, dia pergi ke sana tadi malam.." katanya, mataku mulai berkaca-kaca tapi aku menahannya. Aku menundukkan kepalaku, mengarahkan pandanganku ke tanah karena aku tidak ingin dia melihat wajahku. Banyak emosi berkecamuk di kepalaku, terutama ketika kupikir akulah alasan dia kembali ke Thailand. Aku mengepalkan tanganku erat-erat, menggigit bibirku untuk menahan air mataku, namun aku terkejut ketika aku merasakan seseorang memelukku dan menarik tubuhku lebih dekat padanya.

I Met You [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang