HENGGAVORIA
the reasons why I stay with you🪷
Bertarung secara kejam demi sebuah kekuasaan, memperebutkan hak orang lain untuk dikantongi secara pribadi, melawan hukum, memeras rakyat, tak pandang bulu apakah mereka dari keluarga berada atau tidak. Sindikat dengan kinerja licik merugikan negara. Benar. Seperti itulah pandangan orang-orang terhadap sebuah organisasi yang diberi julukan MAFIA.
Jika kalian mengutip dari buku Negara Mafia oleh Laode Ida (2010 : 36), dijelaskan bahwa mafia adalah suatu perkumpulan rahasia yang bergerak dibidang kejahatan suatu negara, yang melakukan berbagai kejahatan atau aktivitas bertentangan dengan hukum dan sering merugikan masyarakat. See? Tidak ada bedanya dengan pandangan masyarakat awam, bahkan buku mereka juga menjelaskan demikian.
Sebagai sindikat kejahatan, besar kemungkinan mereka memiliki musuh yang tak kalah kejam. Bertarung bermandikan darah, bukanlah hal tabu dalam kamus mereka, dan menggunakan senjata adalah hal wajar bagi tangan dingin para mafia. Garis keturunan seorang mafia tak akan dibiarkan tenang. Sekali terekspos, bersiaplah untuk dikejar kemudian menjadi tawanan. Lalu opsi selanjutnya adalah ditolong dengan tebusan atau meregang nyawa demi keberlanjutan sang mafia.
Bagaimana pilihanmu jika berada di posisi itu?
DOR
Kepulan asap kecil keluar dari moncong McMillan TAC–50 seorang pemuda yang baru saja menembak sepasang kekasih di ujung jembatan. Sekali tembak. Ya, bukan hal sulit baginya untuk menembus otak dua sejoli di sana dengan keahlian yang dia punya. Bahkan dengan jarak sejauh itu, orang-orang yang mulai berkumpul terlihat seperti semut.
"Puas dengan buruanmu, bung?" seorang pemuda lain datang dari balik pintu. "Wuuh kau bahkan menggunakan McMillan untuk menembak dua tikus itu? Kejam sekali"
"Very satisfied but—sorry, bisa kita ingat siapa yang tega membunuh kekasihnya dengan Ruger Super Redhawk kemarin? Bahkan setelah kau merenggut kesuciannya"
Tawa renyah terdengar dari si lawan bicara. "Tentu saja aku, tuan. Baiklah kita impas. Tapi apakah kau tau? Mungkin akan lebih menyenangkan jika kau mengajak mereka besenang-senang lebih dulu"
"Sayangnya kekasihku tidak suka menunggu" pemuda pemilik McMillan TAC–50 itu mengelus moncong pistol dengan lembut. "Well, tugas kita sudah selesai. Saatnya kembali ke rumah"
"Yeah. Oh! Pastikan kali ini kau mengganti pakaianmu, tuan. Aku tidak mau kejadian seminggu lalu terulang, kau paham? Aku dan istriku tidak bisa membuat adik untuk Hengga karena kau datang" ancam salah satu pemuda
"Cih. Ingat! Istrimu masih berumur 18. Jangan terlalu kejam padanya, apalagi memaksa dia melayanimu sepanjang malam. Hengga juga masih belum genap satu tahun, dude. Kau harus mengerti itu"
"Ah iya iya. Salahku memang yang sudah mengikuti jejakmu sejak masuk kuliah. Sekarang aku terlanjur terjun ke dalam lubang hitam dan malah tidak bisa keluar, waktu bersama istriku pun menjadi berkurang sehingga sekali aku memiliki waktu luang bersamanya maka—ya seperti itulah, aku tidak tahan. Kau juga harus memikirkan istrimu yang sedang hamil muda, kak. Oh! Boleh aku memanggilmu seperti itu? Ku pikir panggilan 'tuan' tidak cocok dengan lidahku"
Yang lebih tua melepas sarung tangan sebelum memukulkannya pada kepala yang lebih muda. "Kau memang lebih baik memanggilku seperti itu, jangan menuruti titah ayah dengan memanggil tuan atau segala antek-anteknya, dan—hah sepertinya aku menyesal sudah merekrutmu menjadi tangan kanan, lihat! Istrimu sudah menelfon ku sekarang. Demi Tuhan! Apa tidak bisa kau bicara padanya tentang pekerjaan yang sedang kau lakukan, Ferdinan!"
Pemuda itu nyengir kuda, tampak tidak bersalah melihat kekesalan di wajah sahabat yang merangkap sebagai majikannya. "Aku tentu sudah pernah menjelaskan pada Alina seperti yang kau bilang tapi dasar dia gadis penuh khawatiran jadi begitulah"
Pemuda di hadapan Ferdinan menghela nafas kasar, ia mengangkat panggilan itu kemudian mengucapkan kalimat paling ampuh. "Aku akan mengembalikan suamimu nyonya, tenang saja, dia tidak ku beri tugas bermain perempuan seperti kemarin malam, puas?"
PIP
Selesai, panggilan itu berakhir begitu saja.
"Kau sangat tidak pantas dipanggil seorang ayah" komentar pedas kembali keluar ketika melihat tawa kekanakan dari sang sahabat
"Baiklah baiklah. Aku janji ini yang terakhir kalinya dia menelefonmu. Besok kita dibebas tugaskan oleh bos besar bukan? Ayo kita liburan. Oke? Yak yak yak, jangan merajuk seperti itu"
Hampir McMillan TAC–50 nya menembus kepala Ferdinan jika dia tidak ingat laki-laki itu tengah dinantikan anak dan istrinya di rumah. "Kau berhutang satu nyawa, dude"
"Ah yes dan aku akan menggantinya jika nyawamu sudah hilang lebih dulu"
"Bangsat"
🎞
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
HENGGAVORIA
FanfictionBahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...