HENGGAVORIA
the reasons why I stay with you🪷
WARNING
Bahasa akan berubah sesuai dengan penempatan, situasi–kondisi, dan kepada atau dengan siapa tokoh dalam cerita ini berbicara. Mohon maaf jika bahasa yang digunakan terkesan sedikit kasar, yang merasa kurang nyaman boleh skip saja. Terima kasih.
___________________________________________
JAKARTA
📆 August 17th, 2023"Woy jangan lari lo" teriakan seorang laki-laki dari tempat penyebrangan menarik perhatian semua pejalan kaki yang hampir seluruhnya adalah anak-anak sekolah pagi ini
Tampangnya tampak familiar bagi sebagian orang namun mereka memilih mengabaikan karena—mana mungkin anak laki-laki yang sudah dikabarkan akan belajar di luar negeri masih ada di negara ini? Indonesia. Mungkin hanya mirip saja.
"Sumpah. Engga ada yang mau nolongin buat berhentiin dia apa?!" suara teriakannya semakin keras sepanjang jalan, bisa kalian tebak dia sedang mengejar siapa?
"Jambret! Woy siapapun tolongin gue buat berhentiin tuh jambret, astaga!! Kalian itu kenapa cuma ngelihatin doang!!" laki-laki tersebut menambah kecepatan larinya sampai tinggal satu meter lagi di belakang si penjambret yang juga terlihat ngos-ngosan
Sementara di sisi lain jalan,
"Ra, nanti pulang sekolah traktir gue makan ramen di kedai tadi ya? Nilai matematika lo kan kemarin di bawah gue hehe ya walaupun cuma selisih satu angka sih. Gue 98, lo 97. Tapi tetep aja, janji adalah janji, right" seorang gadis berkuncir dua menunjukan jari kelingkingnya dengan semangat sembari menyebrang
"Iya iya. Tenang aja, gue engga lupa kok. Tapi emang lo yakin ramen di kedai itu enak? Kan baru buka"
"Karena baru buka, makanya gue penasaran mau nyoba" kedua gadis berseragam SMA sampai di ujung penyebrangan. "Siapa tau enak, kan? Nanti kalau enak, kita bisa jadiin kedai tadi kedai favorit kedua setelah yang di deket rumah Starla. Sekalian jadi tempat nongkrong baru juga, soalnya gue masih trauma sama kejadian dua hari lalu, yang di kedai ramen deket rumah Starla itu. Jadi pasti bakal jarang ke sana lagi, nakutin"
Gadis yang diajak bicara menganggukan kepala, merasa tak keberatan dengan pendapat teman sebangkunya sejak tahun pertama di sekolah. "Oke, nanti kita coba ke sana"
"Asiik"
"Woy Jambret!! Berhen—"
BRUK
Kedua gadis yang berjalan di trotoar memberhentikan langkah mereka ketika seorang laki-laki bermantel panjang hampir terjatuh karena laki-laki berseragam sekolah menabraknya.
"Gila! Lo kalau mau kabur engga usah ngegas sampe sekolah lain, anjir. Jauh banget lo ngejambret di depan sekolah gue, larinya sampe sini" samar-samar kedua gadis tadi mendengar pembicaraan mereka
"Balikin tas gue" laki-laki berseragam di sana mencoba meraih tasnya yang diangkat tinggi-tinggi oleh si penjambret. "Gue masih punya hati buat engga bikin lo masuk penjara atau rumah sakit. Buruan balikin, GUE TELAT KE SEKOLAH NANTI"
BRAK
Tanpa aba-aba, penjambret itu mendorong keras si laki-laki berseragam sampai membuatnya terjungkal.
"Sialan"
"AWAS KALIAN!!" suara si penjambret menggema
Kedua gadis tadi belum bergeming. Baru ketika penjambret tersebut semakin dekat, gadis bersurai legam di sana segera menarik si kuncir dua ke belakang tubuhnya dan melakukan hal yang hampir membuat semua pejalan kaki menganga.
"HYAT"
BUGH
Gadis itu menendang wajah si penjambret sampai terjatuh. Yah, sepertinya lumayan untuk membuat tulang belakangnya patah.
"Vyora!! Rok lo" panik gadis berkuncir dua menutupi paha teman sebangkunya yang hampir terekspos jika ia tak segera menurunkan kakinya
"Engga apa-apa, gue pake celana pendek kok" bisik gadis itu dengan senyum lucu
"Tetep aja, malu tau"
"Haah wah akhirnya. Thanks ya udah nolongin gue" suara laki-laki berseragam membuat dua gadis tersebut menoleh bersamaan. "Gue udah telfon petugas keamanan buat nangkep ini jambret hufft sekali lagi makasih hmm—"
"Vyora. Vyora Reggis Princessa"
Bukan. Bukan gadis si pemilik nama yang menjawab, melainkan temannya yang bertag name Azkayra.
"Oh ya, makasih Ra"
Vyora mengangguk sekali sebelum menarik Kayra pergi, bisa-bisa mereka ikut terlambat karena kelamaan di jalan seperti si laki-laki. Laki-laki yang kini menatap punggung kedua gadis itu dengan senyum manis. Namun beberapa detik kemudian tatapannya berubah tajam seolah jiwa dalam dirinya bertukar dengan sosok yang kejam.
"Dasar jambret sialan"
"Hengga!! Ya Tuhan. Lo ngejar jambret sampe sini? Gila" suara familiar menyapa telinga laki-laki di sana, bersamaan dengan dua orang petugas keamanan yang keluar dari mobil patrolinya
"Petugas udah dateng, sekarang lo bonceng gue ke sekolah buruan. Gue cuma izin ambil buku ke rumah sama pak satpam. Pak, penjarain aja jambretnya ya. Jangan kasih keluar kalau bisa" pemuda bersurai coklat menarik temannya yang masih terdiam
"Hengga"
"Gue ketemu dia" suara husky laki-laki itu memotong ucapan si surai cokelat
"Dia?"
Mendengar nada bingung dari sahabatnya membuat laki-laki bernama Hengga menoleh ke sisi kanan, dimana tadi orang yang ia maksud masih berjalan di sana.
Sebuah senyum terukir tipis di bibirnya. "Ya. Target kita. Dia udah ada di sekolah yang kita prediksikan"
"Hah?"
🎞
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
HENGGAVORIA
Fiksi PenggemarBahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...