Bahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HENGGAVORIA the reasons why I stay with you
🪷
ANNOUNCEMENT
Jangan lupa kasih bintang dan komentar Selamat membaca ✨️ ___________________________________________
BANDARA Hengga Putra Laksana
Untuk kesekian kali, si gadis berpakaian casual menilik arloji hitam di pergelangan tangan yang telah menunjukan pukul tujuh malam. Sudah hampir dua jam namun sosok laki-laki yang ia tunggu belum juga datang menampakan batang hidungnya yang mancung bak prosotan. Apakah dia lupa? Ketiduran sehabis pulang sekolah? Atau sedang terjebak macet di jalanan ibukota? Tidak ada yang tahu, karena bahkan sampai detik ini ponsel si laki-laki tidak bisa dihubungi.
Raut wajah muram mulai tersirat, gadis itu menghela nafas sebelum menoleh kearah speaker Bandara yang terus menyuarakan pengumuman.
🔊 "Perhatian-perhatian. Para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 235 tujuan Sidney, Australia dimohon untuk melakukan boarding dari gerbang A2. Mohon persiapkan identitas diri Anda, pastikan Anda memeriksa kembali barang bawaan Anda supaya tidak tertinggal atau tertukar dengan penumpang lainnya. Terima kasih"
Vyora. Si cantik yang kini ditepuk pundaknya oleh sang bunda, berdiri sembari menundukan kepala.
"Kita boarding pass sekarang" ujar Rhea
"Tapi Hengga belum datang"
"Sayang, kita engga mungkin nunggu dia sampai datang. Ini bukan taxi atau ojek online yang bisa kita atur sendiri jadwal keberangkatannya"
Gadis Cakrawala terdiam.
"Hengga mungkin terjebak macet di jalan. Sekarang masih jam-jam orang pulang kerja. Kamu juga tau tadi kita sempat terjebak macet kan?" itu suara Joshua, orang yang diperintahkan sang ayah—Alfareza, untuk mengantar Rhea dan Vyora ke Bandara, berhubung dirinya sedang ada urusan bisnis di luar kota sehingga tidak bisa ikut mendampingi mereka
"Ayo"
Meski berat, Vyora mengangguk, berpamitan pada Joshua. Ia tarik kopernya menuju tempat keberangkatan, mengikuti Rhea yang sudah berjalan lebih dulu di depan.
PRAK.. PRAK.. PRAK
Suara langkah kaki berlari menghentikan gadis Cakrawala. Entah kenapa, ia merasa seperti ada magnet yang menahannya agar tidak terus berjalan. Sementara deru nafas memburu terdengar samar di belakang, menjadi satu irama dengan detak jantung Vyora hingga ia berbalik badan dan mendapati sosok yang sedari tadi ditunggunya berada di sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.