Bahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HENGGAVORIA the reasons why I stay with you
🪷
"Oke anak-anak kita sudah sampai di bumi perkemahan Gunung Pancar" ujar Joshua ketika seluruh siswa-siswi telah keluar dari bus
"Untuk selanjutnya, bapak dan ibu pembimbing akan membantu kalian membangun tenda. Tempatnya bebas dimana saja, asal tidak terlalu dekat dengan area hutan. Paham?"
"Paham pak"
"Baiklah. Silahkan ambil tenda sesuai kelompok yang sudah dibagikan. Semuanya saling bantu, tidak ada yang membawa perlengkapan sendirian" ujar pak Enggar, salah satu guru pembimbing SMA Zoneus
Joshua memperhatikan siswa-siswi yang berhamburan mengambil perlengkapan tenda mereka. "Vyora" panggil dia ketika melihat putri semata wayang Alfareza
"Iya om"
"Kamu sama Kayra engga usah repot-repot bangun tenda ya. Tenda kalian udah om siapkan di sana" tunjuk Joshua kearah sebuah tenda berwarna hijau
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh? Tapi om—"
"Om tidak menerima penolakan, itu tenda khusus yang ayah kamu pesan. Jangan sampai disia-siakan" ingat dia
Si gadis Cakrawala menghela nafas. "Iya udah, makasih om Joshua" Vyora membungkuk kecil, menghampiri sang sahabat yang tengah berbincang dengan Zigas
"Kita langsung ke tenda yuk Kay, naruh barang" ajak Vyora seraya menggendong kembali tasnya
"Loh? Kita kan belum bangun tenda Ra"
"Engga perlu. Ayah udah siapin tenda buat kita" manik cantik si gadis melirik belakang punggung Zigas. "Lo engga bantuin mereka bikin tenda, Gas?"
"Maunya sih engga tapi ya.. nanti gue disuruh tidur di luar. Gue mau ambil alas tidur di bus, tadi lupa dibawa. Duluan Ra, Kay" Zigas melambai sembari pergi dari hadapan mereka
Kedua gadis yang tersisa di sisi lahan kemah, berjalan menuju tenda. Membereskan barang-barang mereka, mandi, kemudian berganti pakaian sebelum dipanggil sarapan.