"Kak, ada apa? capek?" Tanya Navean saat menghampiri kakaknya yang bergelagat tak biasa.
"Tidak, hanya saja kakak merasa diawasi sejak beberapa waktu lalu."
"Kakak yakin? Apa perlu aku mengantar Kakak ke kamar Hotel dan beristirahat di sana?"
Melihat raut wajah sang adik yang tiba-tiba berubah serius membuat Waier kemudian menenangkan adiknya itu.
"Tenanglah, kakak merasa tidak terancam sama sekali kok. Lagipula itu mungkin hanya perasaanku saja."
"Hm, baiklah. Berjanjilah Kakak akan memberitahuku jika merasa tidak nyaman."
"En, jangan khawatir dan fokuslah ke acaramu."
"Kakak sebaiknya ikut denganku saja untuk berkeliling."
"Tidak, pembicaraan kalian begitu membosankan. Aku akan berkeliling bersama Hyorin saja."
"Aku akan memanggilkan Kak Hyorin."
"Ti..." Belum sempat Waier menyelesaikan ucapannya, Navean langsung meninggalkannya sendiri.
🍁🍁🍁
Tak jauh dari posisi Waier berdiri, terlihat dua orang gadis sedang berjalan ke arahnya.
"Waier?" Panggil salah satu gadis dengan gaun merah itu.
"Iya?" Begitu Waier menoleh, ia begitu terkejut melihat siapa yang memanggilnya.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Celine gadis bergaun merah yang memanggilnya tadi. Waier dapat melihat ada rasa tidak suka di mata gadis itu.
"Aku..."
"Waier, mereka siapa?" Tanya Hyorin pura-pura tidak mengenali orang di masa lalu Waier itu. Hyorin sangat tidak tahan melihat tatapan yang kedua gadis itu arahkan ke adiknya. "Huh, beraninya rubah aneh ini menatap Adikku seperti itu."
"Kami kenalan lama Waier." Belum sempat Waier menjawab, Sara gadis dengan gaun biru yang datang bersama Celine telah lebih dulu angkat bicara begitu melihat Waier akan berbicara.
"Sooo, kalian kenalan lama Waier kah. Kenalin, gue Hyorin kenalan Waier dari orok." Ucap Hyorin dengan santai tanpa minat berjabat tangan kedua gadis itu sebagai salam perkenalan.
"Ah, salam kenal Hyorin. Gue Celine dan ini teman gue Sara, kami kenalan Waier di Kampus dulu."
Hyorin hanya mendengar ucapan gadis di depannya tanpa minat menimpali perkataan gadis itu. Pikiran Hyorin sekarang hanya tertuju pada Waier. Ia khawatir kedua gadis ini akan menimbulkan dampak buruk bagi kondisi Waier sekarang.
"Mengapa rubah betina ini bisa muncul disini? Siapa yang memasukkannya ke daftar tamu?" Batin Hyorin tidak suka melihat rubah dihadapannya.
Hyorin pastikan setelah acara ini, ia akan mengajukan protes ke uncle dan papinya itu. Bagaimana bisa kedua pria tua itu tidak memperhatikan masalah ini.
"Waier ikutlah denganku sekarang. Kita harus menemui kak Kevan dan Navean sekarang."
"Maaf nona, saya harus membawa kenalan anda menemui seseorang. Jadi kami permisi dulu." Lanjut Hyorin menatap sebentar ke kedua gadis itu sebelum akhirnya menarik Waier menjauh.
🍁🍁🍁
Di sudut ruangan pesta, terlihat Celine dan Sara tengah menikmati hidangan yang tersedia dengan wajah masam. Belum pernah dalam sejarah hidup keduanya merasa sangat dipermalukan.
"Ck, siapa sih cewek menyebalkan tadi?" Tanya Celine kesal mengingat bagaimana congkaknya cewek yang berbicara dengannya beberapa waktu lalu.
"Entah, gue pernah liat cewek tadi terlibat pembicaraan dengan pebisnis muda, Kevan Vastilo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Memilih Menjadi Villainess
Random"Jika mereka menggapku villain dikehidupannya bukankah aku akan menjadi orang yang kejam jika tidak merealisasikan anggapannya itu?" "Huuwah... Tokek bulu itu yang mendekatiku lebih dulu dan menggangguku. Bisakah kamu membantuku menyingkirkannya say...