Typo bertebaranJadi minta tolong guy's jika sekiranya dapat boleh banget ditandai. 😊😊😊
=====================
Izana terus saja menghela nafas entah untuk yang ke berapa kalinya sejak ia pulang dari kantor.
Angan-angan Izana untuk bisa segera memeluk istrinya begitu sampai di rumah nyatanya tak dapat terwujud. Ai, istrinya belum pulang hingga kini jam menunjukkan pukul 7:32 malam.
Mencoba bersabar dan memberi toleransi, Izana memilih untuk menunggu istrinya. Namun, apa yang terjadi adalah hingga pukul 8 malam, Ai masih belum menunjukkan batang hidungnya.
"Kirim lokasi istriku!"
Izana langsung memutuskan panggilan begitu saja usai meminta lokasi istrinya pada Squad Bayangan yang dirinya tugaskan untuk mengawasi dan memastikan keamanan istrinya.
Tak bisa lagi bersabar. Izana butuh istrinya, sangat.
.
.
.
Izana langsung menambah kecepatan mobil yang dikendarainya begitu mendapat lokasi sang istri. Bak pembalap profesional, Izana menyalip kendaraan yang ada di depannya.
Kesuraman di wajah Izana semakin bertambah ketika dirinya yang baru saja sampai malah harus menghadapi penampakan tokek bulu yang berusaha menempelinya. Bisa-bisanya ia yang masih wangi di sambut makhluk menjijikan seperti itu.
Tidak bisa dibiarkan, Izana perlu mendapat pelukan dari istrinya dan ia sangat membenci segala sesuatu yang menurutnya kotor hingga membuat istrinya tak memberi pelukan. Huh, tidak bisa!!! Membayangkannya saja sudah membuat Izana tak kuat apalagi jika itu benar terjadi.
"Menyingkir!" Dengan sorot mata yang tajam, Izana memperingati perempuan jadi-jadian di hadapannya.
Mencoba menghilangkan kegugupan sekaligus rasa ngerinya, Karin perempuan yang Izana sebut sebagai tokek bulu itu pun mencoba menyapa.
"Tapi Tuan, saya hanya ingin menyapa."
"Tidak dibutuhkan" Kembali Izana berucap dingin tanpa mau repot-repot melihat lawan bicaranya.
Merasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan, Izana mengambil langkah untuk segera menghampiri istrinya. Namun, dengan tak tahu malunya Karin kembali mencegat Izana bahkan bahkan dengan lancang memegang lengannya.
Refleks Izana langsung menyentakkan lengannya hingga genggam Karin terlepas dan membuat Karin terhuyung, bahkan hampir terjatuh. Tapi sekali lagi, mana peduli Izana soal kondisi Karin. Salah sendiri tak mendengarkan ketika orang lain berbicara.
"Saya sudah memperingatkan anda untuk menyingkir tapi anda tak mendengarkannya sama sekali. Maka terimalah hadian yang akan menantimu." Ucap Izana datar sedatar-datanya sembari membuka jas miliknya yang sudah tersentuh ribuan kuman.
"Bakar!" Izana menyerahkan jas miliknya pada Bodyguard yang baru saja datang menghampirinya. Tak mungkin bagi Izana untuk menggunakan jas yang penuh dengan hal menjijikan itu sekalipun Karin hanya menyentuhnya sepersekian detik.
Bodyguard yang menerima jas dari Tuannya itu berulang kali melihat ke arah jas yang kini berada di tangannya dan ke arah Tuannya. Seakan menyayangkan harus membakar jas puluhan dolar itu hanya karena seseorang yang tak disukai Tuannya menyentuhnya untuk sepersekian detik.
Kenapa gak di kasih ke orang lain aja begitu? Lumayan kalau di jual lagi daripada harus di bakar. Berasa bakar-bakar dolar soalnya. Jasnya mehong say!
Mungkin hal seperti itulah yang dipikirkan oleh Bodyguard yang menerima jas itu dan kebanyakan orang yang melihat kejadian yang terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, perintah Izana itu sifatnya mutlak selagi sang istri a.k.a Ai tak menginterupsi sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Memilih Menjadi Villainess
Acak"Jika mereka menggapku villain dikehidupannya bukankah aku akan menjadi orang yang kejam jika tidak merealisasikan anggapannya itu?" "Huuwah... Tokek bulu itu yang mendekatiku lebih dulu dan menggangguku. Bisakah kamu membantuku menyingkirkannya say...