Chapter 18 Jiwa Iseng Emile

69 1 0
                                    

Usai kejadian di Kantor Ayahnya sekitar satu jam yang lalu, kini Karin tengah duduk melamun di salah satu Kafe hits yang berlokasi tidak jauh dari Perusahaan Ayahnya.

Karin memilih mengambil tempat duduk di area luar lantai dua Kafe. Ia memilih memesan minum lebih dulu sambil menunggu kedua sahabatnya yang sebelumnya dirinya hubungi untuk menemuinya di Kafe yang kini didatanginya.

"Kenapa lo? Kek orang habis di tinggal aja." Celetuk Celine begitu dirinya duduk di depan Karin disusul Sara yang duduk di samping.

Karin melirik sekilas pada kedua sahabat semasa SMAnya itu dan kembali fokus memandang ke arah jalanan di bawah. Posisi tempat duduk yang dekat dari pagar pembatas membuat Karin dapat melihat dengan jelas suasana jalanan yang agak padat.

"Rin, lo kenapa sih?" Desak Sara ketika Karin tak kunjung menjawab pertanyaan yang Celine lontarkan.

Karin menghela nafas dan memusatkan perhatian kepada kedua sahabatnya yang sengaja dirinya panggil untuk menemuinya itu.

"Dia datang bersama seorang jalang!" Ungkap Karin membuat Celine dan Sara menunjukkan ekspresi kebingungan.

"Pria yang ku katakan dua hari lalu." Jelas Karin yang membuat keduanya manggut-manggut mengerti.

Karin kemudian lanjut menceritakan kejadian beberapa waktu lalu di Perusahaan ayahnya itu tanpa terkecuali.

"Hm gue ngerti situasinya, tapi dia gak sampai ngancem buat menyentuh Perusahaan Bokap lo kan?"

"Kondisinya tidak seburuk itu."

Sara menghela nafas lega mendengar jawaban Karin.

"Terus lo udah pastiin hubungan keduanya? Gue rasa hubungan keduanya gak sesimpel yang lo bilang." Tanya Sara yang mendapat gelengan dari Karin.

"Terus lo ngapain langsung bilang itu jalang ogeb." Greget Sara yang diangguki oleh Celine.

"Gue tau lo suka ama itu cowok bahkan sampai jatuh cinta pada pandangan pertama tapi lo yakin dia orang yang layak lo sukai?" Tanya Celine serius.

"..."

Keterdiaman Karin membuat Sara dan Celine menghembuskan nafas perihatin.

"Gue gak tau dia sesempurna apa di mata lo karena gue belum pernah melihat pria itu tapi setidaknya lo kalau mau bersaing pastiin dulu siapa cewek yang lo ajak bersaing. Gue yakin lo nyebut tuh cewek jalang karena lo sama sekali gak tau kan nama dia siapa?" Cerocos Celine yang membuat Karin serasa mendapat tamparan keras di wajahnya.

"Kalian tau, tak mudah mendapat informasi tentangnya. Bahkan untuk foto saja, sampai sekarang tidak satupun yang tersebar secara jelas. Semua foto atau informasi tentang dirinya penuh dengan sensor." Karin menghela menarik nafas pelan sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

"Gue pas ngeliat dia dulu pun tidak bisa mengambil foto satupun karena bodyguardnya pasti akan langsung menghalanginya bahkan sampai menghancurkan perangkat dan mengusir orang-orang yang nekat mengambil foto ataupun videonya. Dikondisi yang lebih parah, asisten pria itu akan langsung mengeluarkan perintah pemblokiran bagi pihak-pihak yang tetap nekat. Jadi sangat sulit untuk mendapat informasi tentangnya." Ungkap Karin mengakhiri penjelasan.

Penjelasan Karin membuat Celine dan Sara terdiam. Dalam hati keduanya kini bertanya-tanya sesempurna apa pria yang telah membuat Karin yang terkenal jarang menaruh ketertarikan pada pria-pria tampan bisa langsung jatuh cinta pada seseorang pria tanpa perlu pria itu melakukan apapun.
.

.

.

.

.

Aku Memilih Menjadi Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang