Chapter 7 Nanya-nanya

206 9 0
                                    

Wis meletakkan Waier di kasur dengan hati-hati dan mengatur agar posisi gadis kecilnya itu lebih nyaman. Setelah memastikan gadis kecilnya nyaman dengan posisinya dan menyelimutinya, Wis memandangi wajah Waier sebentar sebelum akhirnya keluar kamar dan kembali turun ke lantai bawah untuk menemui ayah dari gadis kecilnya itu.

"Silahkan duduk Nak." Sambut Mami Weia mempersilahkan Wis untuk duduk begitu Wis menghampiri pasutri itu.

"Terima kasih Tante." Jawab Wis sebelum mengambil posisi duduk di depan pasutri yang menjadi orang tua gadisnya itu.

"Jadi mengapa anak saya bisa bersama dengan anda?" Tanya Papi Noven menatap penuh intimidasi kepada Wis. Mami Waia sebenarnya ingin protes dengan cara suaminya itu menatap orang tapi melihat bagaimana suaminya itu begitu serius dan respon Wis yang tidak merasa terintimidasi sama sekali membuatnya mengurungkan niat menegur dan memilih menyimak lebih dulu.

"Dia berkerja di perusahaan saya Om." Jawab Wis dengan santai.

"Itu tidak memberi jawaban yang jelas." Tutur Papi Noven menatap datar ke arah Wis.

"Waier asisten saya sekarang Om." Jelas Wis menambahkan yang membuat Papi Noven manggut-manggut.

"Anda mengenal putri saya jauh sebelumnya bukan?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya itu, Mami Weia langsung melihat suaminya seakan bertanya 'Mas kenapa ngomong gitu?'

"Nanti aku jelaskan sayang" Bisik Papi Noven kepada istrinya itu.

Poor Wis yang jadi obat nyamuk.

"Bisa dibilang seperti yang Om katakan." Wis kembali menjawab dengan tenang meskipun sempat sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang Papi Noven ajukan.

"Hm, sejak kapan itu terjadi?"

"Saya tidak bisa memberi tahu sekarang Om. Saya menginginkan Waier yang mengetahui atau mengingatnya lebih dulu." Ungkap Wis yang membuat Papi Noven mengerutkan keningnya sementara Mami Waie kini kepo sendiri akan kisah anaknya itu dengan pemuda di hadapannya. Biasalah jiwa kepo emak-emak, mudah sekali terpancing makanya banyak yang suka cosplay jadi CCTV gratis.

"Hm saya paham" Ungkap Papi Noven setelah terdiam beberapa saat.

"Saya harap anda tidak berniat buruk kepada putri saya atau menyakitinya secara sengaja, karena jika itu terjadi anda tentu tau bagaimana saya sebagai orang tua akan bertindak!!!!" Peringat Papi Noven menatap serius ke ke arah Wis.

"Saya tidak akan menebar janji tapi itulah tujuan saya."

Mendengar jawaban dari Wis, Papi Noven tersenyum tipis yang kelewat tipis. Orang yang melihatnya tidak akan mudah menyimpulkan jika pria itu tersenyum.

Tak lama kemudian seorang pria masuk ke dalam Mansion yang tak lain adalah Navean. Navean yang melihat Mami dan Papinya duduk di ruang tamu langsung menghampiri keduanya.

"Tumben agak telat balik sayang?"

"Singgah ke cafe tadi Mi, temen-temen ngajakin." Jelas Navean dan mengambil posisi duduk di samping Miminya.

"Loh Kak Wis?" Tegur Navean begitu selesai menyalami Mami dan Papinya itu. Sebelumnya ketika Navean masuk ia tidak memperhatikan keberadaan Wis.

"Kakak kenapa bisa di sini?" Tanya Navean lagi.

"Kakak mengantar Kakakmu." Navean mengangguk paham yang membuat Mami dan Papinya heran melihat interaksi keduanya.

"Loh, sayang kamu kenal dengan Nak Wis?" Tanya Mami Weia

"Kenal Mi, beberapa hari lalu kami bertemu." Jawab Navean

"Ngomong-ngomong Kakak dimana Mi?"

"Di kamar sayang, Kakakmu tertidur dan diantar oleh Nak Wis." Jelas Mami Weia.

Kehadiran Navean membuat suasana disana lebih cair hingga pembicaraan mereka merambah ke masalah bisnis. Tak lama kemudian Mami Weia pamit ke dapur untuk menyiapkan minum untuk ketiga pria itu. Sebelumnya karena terlalu serius Mami Weia lupa meminta maid untuk menyiapkannya minum untuk mereka.

Tak lama kemudian Mami Weia membawa minum bersama seorang maid yang juga turut membawa cemilan.

"Silahkan diminum Nak Wis, maaf Tante tadi lupa." Ucap Mami Weia mempersilahkan.

"Tidak masalah Tante."

Wis mulai meminum teh yang disiapkan untuk menghargai tuan rumah.

"Bagaimana jika Nak Wis ikut makan malam bersama kami?" Tawar Mami Weia karena dirinya akan segera memasak makan malam untuk keluarganya.

"Kak Wis ayo makan bersama." Timpal Navean yang setuju dengan tawaran yang Maminya ajukan kepada Wis.

Melihat Wis yang nampaknya bingung harus merespon apa membuat Papi Navean turut angkat bicara.

"Kamu bisa menolaknya jika ada urusan." Ucap Papi Noven sudah mulai santai ketika berbicara dengan Wis bahkan sampai mengubah panggilannya.

"Tidak Om, saya tidak punya acara. Saya akan ikut makan malam kalau begitu, maaf merepotkan Tante." Jawab sembari melihat ke arah Papi Noven dan Mami Weia secara bergantian.

"Tidak perlu sungkan Nak Wis, Tante sudah menawarkan yang artinya Tante tidak merasa direpotkan sama sekali." Jelas Mami Weia lembut.

🍁

🍁

🍁

Keluarga Vensterlin kini tengah menikmati sarapan bersama seperti biasanya. Waier merasa ada yang aneh dengan keluarga pagi ini. Sedari tadi Navean adiknya terus melihat ke arahnya dan tersenyum kayak orang gila. Setidnya itulah yang ada dipikiran Waier ketika melihat adiknya yang terus-terusan tersenyum ke arahnya.

"Lo kenapa Dek?" Akhirnya Waier bersuara ketika sudah tidak tahan melihat tingkah gak jelas adiknya.

Navean memandang ke arah Mami dan Papinya entah karena alasan apa sebum akhirnya kembali tersenyum tidak jelas ke arah sang Kakak.

"Ekhem, jadi sudah sejauh mana hubungan Kakak dengan Kak Wis?" Pertanyaan yang Navean lontarkan sukses membuat Waier tersedak

Uhuk uhuk

Waier segera merai gelas air minumnya yang berada tepat di sampingnya dan segera meminumnya hingga sisa setengah.

"Hah?" Respon Waier pura-pura tidak mengerti.

"Kami sudah melihatnya Kak jadi percuma menyembunyikannya. Kemarin Kak Wis mengendong Kakak hingga kamar loh." Ungkap Navean dengan ekspresi wajah yang sangat menyebalkan di mata Waier.

Belum selesai rasa kekesalannya pada sang adik, Waier tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Kami?"

"Hm, Mami dan Papi telah melihat secara langsung. Bahkan Papi yang membuka pintu untuk Kak Wis." Jelas Navean yang membuat Waier melihat ke arah Mami dan Papinya. Belum selesai dengan keterkejutan akan fakta yang baru didapatinya, Waier kembali dikejutkan dengan pengakuan sang Adik.

"Kak Wis bahkan makan malam bersama kami semalam. Awalnya sih kami ingin membangun Kakak tapi seperti Kakak begitu menikmati tidur nyenyak abis diantar ayang." Lanjut Navean dengan senyuman menyebalkannya ke arah Waier.

Waier yang sudah kepalang malu sudah tidak berani lagi menatap ke arah Mami, Papi, dan Adiknya itu meskipun Waier masih sangat kesal kepada adiknya itu. Dalam pikiran Waier mengapa Adiknya harus mengungkapkan hal itu, tidak bisakah ia tidak mengatakan agar Waier tidak perlu merasa begitu malu.

"Dia pria yang baik."






...TBC...

Siapa?

Apakah itu lampu hijau saudara-saudara?

By the way
Jika berkenan kalian boleh banget mampir ke akun tiktok @gak_tau_aku_iq
buat dapetin spoiler-spoler cerita aku disana.
😊😊😊






Aku Memilih Menjadi Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang