Cpt 9🐉

76 9 1
                                    

Hai,udah siap?
Yuks langsung aja ke cerita tanpa banyak cingcong!
Jangan lupa vote!

****
~Apa kabar sang pemilik hati? Baik kah hari ini? Semoga ada humor yang bisa membuat tertawa ditengah luka~
_Brian Airlangga

******

"Secerah bulan purnama, sehangat sinar mentari pagi.begitulah aku mencintaimu.selamat pagi calon istri"

Milka yang baru saja datang dan hendak membuka pintu lokernya terkejut saat mendapati secarik surat berwarna merah muda yang tertempel dipintu lokernya.

Surat pertama yang pernah Milka terima.

Milka mengambilnya dan menyelipkannya diantara halaman buku yang ia bawa.

Saat membuka lokerpun ia mendapatkan sebatang coklat dan tiga buah martabak mini rasa keju yang dimasukkan kedalam kotak cantik berwarna pink. Jadi tidak mirip dengan jualan Mang Arman.

Ada secarik surat juga disana.
"Jangan dibuang. Harus dimakan. Ingat! Mubadzir itu dosa);"

Saat dibalik ternyata surat itu adalah Poto polaroid yang memperlihatkan seorang Brian Airlangga. Tak sadar Milka tersenyum.

******

Brian yang tengah terlelap dalam mimpinya harus terbangun saat Atuy tak henti-henti mencolak-colek pipinya dan memanggil-manggil nama Brian.

"B-R-I yuhuuuu! Bri ganteng..." Bri mengangkat kepalanya. Matanya masih seperti panda. Bri memang kurang tidur semalam.

"Bagi contekan MTK dong." Mohon Atuy mengatupkan tangannya didepan dada.

"Gue belum sama sekali tau. Ayolah,kali ini aja tolongin aing. Lo kan handsome bestie gue yang paling Baek sejagat raya."

"Jaga lisan heh! Kalo ada maunya aja Lo puji-puji gue."

Atuy malah nyengir sok cakep. "Hehehe please..."

"Ambil ditas gue.bukunya warna item."

"Tengkyuuuh,Bri."

Atuy cepat-cepat mengambil bukunya sebelum pak Nasikin datang dan menghukumnya karena PR yang belum selesai. Tak lama,Bri memilih keluar kelas.

"Mau kemana Bri?!" Teriak Ipal saat melihat pergerakan Bri.

"Toilet. Apa? Mau ikut?"

"Idih. Yakali gue mampangin Lo pipis. Gay kali gue?" Ipal mencebik. Setelahnya Brian langsung hilang diambang pintu.

Cowok itu berjalan santai menuju toilet putra.kedua tangannya tersimpan didalam saku.

Suasana diluar kelas sudah sepi. Tentu karena sudah memasuki pelajaran pertama.tapi pak Nasikin? Guru itu hobby sekali datang terlambat.

Langkah Brian terhenti saat mendapati Milka tengah berjalan dengan tumpukan buku yang segunung. Nyaris menutupi pandangannya.

Tanpa pikir panjang,Brian berlari menghampiri.dan tanpa diminta,Brian langsung mengambil sepertiga buku itu.Brian berjalan mensejajarkan langkahnya dengan Milka.

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang