Cpt 18🐉

48 5 0
                                    

Hai guys maaf banget kalo sejauh ini ceritanya kurang menarik.
Tolong kasih masukannya ya guys

~Bercanda sampai menangis itu adalah the level up of humor~
_Brian Airlangga

~Bercanda sampai menangis itu adalah the level up of humor~_Brian Airlangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian masih tersenyum-senyum saat memasuki rumah. Maklum orang habis jatuh cinta itu memang beda. Hatinya masih terus dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan.

Brak!

Brian menutup pintu lalu bersandar sembari mengusap-usap dadanya.

"Aaah jantung gue..." Desah Brian.

Sepersekian detik kemudian mata Brian menangkap pergerakan benda bulat melayang kearahnya dengan kecepatan tak terhitung. Beruntung Brian menyadari itu dan langsung bergerak menghindar sebelum kepalanya menjadi korban.

Ctar!

Benda itu jatuh menghantam vas bunga yang berada tak jauh dari tempat Brian berdiri.

Brian mendengus kesal "maen-maen sama gue. Titisan boboyboy nih. Gue keluarin juga kembaran-kembaran gue." Ejeknya meremehkan bola basket yang menggelinding tak berdosa.

"Dari mana ni bola? Emangnya Bik Surti lagi latihan basket?" Brian mendengus lagi sampai ia terpikir pada sesuatu.

"What?! Mak bapak gue lagi berantem kali yaa?!" Brian mulai panik dengan pikiran negatif yang ia buat sendiri. Cowok itu mulai mencari-cari keberadaan Nikol dan Risa yang ia prediksi tengah bertarung hebat.

"Ehem!"

Tunggu. Langkah Brian terhenti saat mendengar suara seseorang. Brian mendongak menatap keatas tangga.

Sosok yang tak asing tertawa sembari menuruni tangga. Tak lupa disertai tepuk tangan apresiasi atas kegesitan Brian tadi.

Yaya...
Risa dan Nikol tak berkelahi rupanya. Tapi masalahnya bukan itu sekarang. Sosok yang berada didepan Nikol lah yang membuat Brian menganga.

"Abah?"

Okay.
Kalau lupa,biar diingatkan lagi kalau Abah adalah panggilan Brian untuk kakeknya.

Pria mantan jendral itu masih terlihat gagah dengan rambut putih yang menghiasi kepalanya. Kala Abah tersenyum pun memperlihatkan dimple dikedua pipinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa gen ketampanan itu menurun murni dari Abah.

"Abah ngapain disini?" Tanya Brian saat pria itu sudah berdiri tegap Dihadapannya.

"Abah tadi sengaja datang kesini,cuma mau ngejengukin kamu.besok Abah udah pulang." Jawab Risa mewakili Abah.

"Eh salim dulu dong ke Abah." Celetuk Abah seraya mengulurkan tangannya. Sebagai cucu berbakti Brian mencium tangan itu dengan segala keta'dzimannya.

"Hahaha cucu berbakti. Calon TNI sudah besar ternyata. Tingginya aja udah lebih dari Abah." Ucap Abah sembari menepuk-nepuk pindah Brian.

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang