Seokjin mengepal tangannya kuat ketika melihat Jungkook sedang bersenda gura dengan salah seorang stylish bahkan sampai berpegangan tangan. Mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membaca buku disudut ruang make up, ketenangan Seokjin kembali terganggu ketika mendengar suara teriakan wanita.
Penasaran, Seokjin pun bangun dari tempat duduknya untuk melihat apa yang terjadi namun ternyata rasa penasarannya hanya membuat hatinya yang sudah tidak dalam keadaan baik kini menjadi lebih terluka.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat Jungkook menarik stylish wanita hingga jatuh diatas pangkuannya.
"ikut aku.." ujar Yoongi tiba-tiba dari arah belakang membuat Seokjin terkejut,
"kemana?"
"ikut saja, daripada disini..tidak lama lagi air matamu pasti akan berlinang" Seokjin dengan langkah pelan dan wajah yang murung mengikuti Yoongi dari belakang, setelah berjalan beberapa saat Seokjin menghentikan langkahnya ketikab Yoongi membuka sebuah ruangan kecil dibelakang sound system besar.
"YA! Yoongi! 3 jam lagi konser dimulai dan kau menyuruhku untuk mabuk? Dan sejak kapan kau mengubah ruang sound system menjadi bar pribadimu?"
"sshhhsshh..jangan berisik, ambil ini. Aku juga sudah memanggang daging. Nikmati waktu yang kita miliki dengan baik, jangan selalu menunggu orang lain untuk membahagiakanmu" Seokjin tersenyum getir, apa yang Yoongi ucapkan adalah kebenaran yang seharusnya ia sadari selama ini akan tetapi karena terlalu melibatkan perasaan Seokjin pada akhirnya selalu mengalah.
"beberapa bulan terakhir ini..dia berubah Yoongi, entah mungkin hanya perasaanku yang terlalu sensitive"
"lihat, lagi dan lagi kau menyalahkan dirimu sendiri. Kau sudah bicara dengan Jungkook? Maksudku katakan kegelisahan mu selama ini" Yoongi menenggak whiskey sembari memperhatikan ekspresi wajah Seokjin yang secara tidak langsung memberikan jawaban dari pertanyaannya.
"sepertinya dia sibuk, pesan ku bahkan belum dibaca. Selain kau, aku tidak menceritakan masalahku dengan Jungkook pada orang lain. Aku takut mereka menertawakan keputusan yang menerima cinta remaja pria berumur 18 tahun padahal saat itu aku sudah cukup dewasa untuk menolak dan memberikan pengertian yang baik pada Jungkook"
"tidak akan ada orang yang menertawakanmu, Jin, hah! Jujur saja..pada awalnya aku pun sedikit kecewa, bukan karena aku tidak setuju kau berpacaran dengan Jungkook melainkan kecewa karena kau tidak menunggu sampai usia Jungkook yaitu 3 tahun lagi. Padahal..dalam 3 tahun itu kau bisa lebih menilai orang seperti apa Jungkook dan sekuat mana perasaanny padamu. Tapi..mau bagaimana lagi, kalian di mabuk cinta"
"apakah suatu hari nanti kau akan bosan pada musik Yoongs?" Yoongi menatap mata sahabatnya dalam, memahami maksud sebenar dari pertanyaan Seokjin.
"tidak akan, karena aku sangat mencintai musik. Kau berpikir Jungkook bosan padamu?"
"kekeke..hah! kau memang sahabat terbaikku. Kau bahkan tau apa yang ada dikepalaku saat ini"
"12 tahun kita selalu bersama, bagaimana mungkin aku tidak mengenal mu?. Katakan..apa yang membuatmu berpikir Jungkook bosan padamu?"
"Yoongi.. apakah menurutmu normal jika Jungkook tidak membalas pesan ku selama 1 bulan? Aku berpikir dia kehilangan ponselnya tapi nyatanya tidak, saat kita bertemu dia bersikap seperti biasa. Hal ini membuatku bingung, apakah pesanku tidak sampai atau aku yang terlalu kekanak-kanakan.
Terakhir kali kami pergi berdua 4 bulan yang lalu, kita pergi ke Jeju dan semuanya baik-baik saja tapi setelah itu dia berubah. Sudah beberapa kali aku mengajaknya keluar entah hanya sekedar makan atau ke bioskop tapi tidak ada satu pesan ku yang dia balas-"

KAMU SEDANG MEMBACA
JJKXKSJ WORLD
FanfictionHanya cerita pendek tentang Jeon Jungkook dan Kim Seokjin.