I
"BOHONG"
mematikan alarm jam yang berdering, Jungkook kemudian bangun dan mencuci muka sebelum keluar dari kamarnya. Berjalan kesebuah lorong, ia berdiri didepan pintu berwarna merah muda yang dipenuhi hiasan sticker kartun, kontras dengan tema rumah yang keseluruhan berwarna putih dan gold.
"hey..kau sudah bangun?" seorang pria yang sedang duduk ditengah tempat tidur mengulurkan kedua tangannya, meminta pelukan.
"aku sangat gugup sampai tidak bisa tidur hyung" Jungkook tersenyum, mengusap kepala pria yang berada dihadapannya.
"hari pertama masuk kuliah adalah hal yang menyenangkan, kenapa kau gugup?"
"Jiminie tidak sekelas denganku"
"Jinnie..masa kuliah adalah masa dimana setiap orang menentukan jurusan yang mereka minati sebagai jenbatab sebelum mereka benar-benar menghadapi masa depan mereka setelah kuliah yaitu karir dan dunia kerja"
"sepertinya hanya aku sendiri yang tidak punya karir nantinya hyung, paman dan bibi mengatakan bahwa aku tidak boleh bekerja" Seokjin memanyunkan bibirnya, merebahkan kepalanya di pangkuan Jungkook.
"hyung akan bicara pada eomma dan appa, hmm? Sekarang bangun dan bersiap jangan lupa pakai syal tebal udara sangat dingin hari ini"
"hihihi..hyung sebentar lagi hari ulang tahunku, hadiah apa yang akan kau berikan?"
"masih rahasia"
"aku penasaran, tapi apakah aku boleh meminta sesuatu?" mata Seokjin terpejam saat tangan Jungkook membelai rambutnya lembut,
"katakan, kau tau hyung akan memberikan apapun yang kau inginkan"
"jangan berikan aku hadiah perhiasan lagi, bibi memberiku banyak perhiasaan yang membuatku merasa tidak enak karena aku tidak pantas mendapatkan semua hal itu. Dengan mereka membiarkanku tinggal disini dan membiayai pendidikan ku saja aku sudah sangat bersyukur.
Hyungie..aku ingin bekerja agar bisa membalas semua jasa paman, bibi dan kau"
"kau ingin membalas jasa calon suamimu juga?"
"jangan katakan hal itu sekarang!" Seokjin memukul dada Jungkook kemudian menutupi wajahnya dengan selimut, namun Jungkook yang sangat senang menggoda Seokjin melancarkan aksinya dengan mengambil selimut tersebut memperlihatkan wajah Seokjin yang sudah merah seperti tomat.
"aaa...hyungie, kembalikan selimutku! Hyungie...aku kedinginan-"
"Jeon Jungkook!" ibu Jungkook menerobos masuk kedalam kamar setelah mendengar teriakan Seokjin,
"eomma? Appa? kalian-"
"hah! Hah! Eomma pikir kau melakukan "ehem" sampai Seokjin berteriak" mengerti arti kata ehem yang ibu Jungkook katakan Seokjin yang semakin malu memutuskan untuk lari kekamar mandi.
"eomma berhenti menggoda Seokjin dihari pertamanya masuk kuliah, lagipula aku tidak akan menodai Seokjin sebelum kita menikah. Aku sudah berjanji ditempat peristirahatan terakhir kedua orang tuanya" ibu dan ayah Jungkook yang mendengarkan penjelasan putranya mulai saling menyalahkan,
"bukannya begitu nak, sejujurnya tidak masalah jika kalian melakukan hal itu. Toh Jinnie dalam 4 bulan akan berusia 20 tahun, yang artinya dia sudah legal melakukan kegiatan dewasa. Eomma hanya khawatir karena Jinnie belum memakai alat kontrasepsi. Nak, jika kalian memutuskan untuk berhubungan sex eomma akan membawa Jinnie ke dokter terlebih dulu" Jungkook diam, menatap ibunya dengan pandangan tak percaya karena membicarakan hal pribadi dengan begitu nyamannya.
