Bab 3

42.2K 698 24
                                    

Rasa gelisah memenuhi kepala Alasya saat ini. Ia tak mendapat notif apapun dari pria itu saat ini. Ia benar-benar cemas takut pria itu menghilang karena tadi malam ia meninggalkan percakapan begitu saja.

Alasya terlalu banyak melamun, hingga ia ta sadar tubuhnya menabrak meja.

"Awssshhh--!" Ringisnya, tampak si pemilik meja terusik. Pria itu tadi melipat kedua tangannya di atas meja dan menenggelamkan kepalanya disana, sepertinya sedang tidur. Ia mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat siapa pelakunya.

"M-maaf!" Ucap Alasya cepat saat tatapan mereka bertemu.

"Iya," Hanya itu yang ia ucapkan. Setelahnya Alasya buru-buru melangkah pergi menuju kursinya sebelum terjadi hal aneh lainya.

"Kenapa lo?" Tanya Dinda, ia menatap cemas temannya itu yang tampak panik.

"Em, itu tadi ga sengaja nabrak mejanya dia." Terang Alasya setengah berbisik menunjuk ke arah Arkan yang kembali melanjutkan tidurnya.

"Lain kali hati-hati Sya," Alasya mengangguk pelan. Lalu ia mulai kembali membuka tas nya mengambil sebuah novel yang sengaja ia bawa untuk mengusir kebosanannya di sekolah.

Namun saat baru membuka halaman covernya Dinda mengajaknya berbicara.
"Lo tahu Resya ga?"

"Siapa?"

"Ada anak kelas 11,"

"Oh, kenapa emang?"

"Vidionya viral, di sebarin ke medsos sama mantannya. " Ucapnya setengah berbisik.

Alis Alasya tertaut, ia menatap tak paham ke arah pembicaraan Dinda. "Vidio apa? "

"Vidio, ya itu. Pas dia lagi vcs sama mantan pacarnya."

"Vcs?"

"Iya, kalau lo ga tau vcs itu istilah jaman sekarang singkatan dari vidio call sex antara cewek dan cowok. Yah... You know lahh..." Terang Dinda, memberikan penjelasan dengan isyarat gerakan tangan yang ambigu.

Alasya paham kearah mana jalur pembicaraan mereka sekarang.

"Jadi vidionya kesebar?"

"Iya, bahkan sampai pihak sekolah udah tahu, dan sekarang lagi di proses. "

"Kasian ya," Iba Alasya. Dinda hanya mengangguk kecil.

"Karena mau ngikutin nafsu pacarnya dia yang kena imbasnya, dan cowoknya juga gak tahu diri. Udah dia yang minta, tapi malah dia yang nyakitin." Alaysa mengangguk setuju dengan penuturan Dinda.

"Tapi, pasti dia bakalan di hujat abis-abisan sih, gue kasian sama dia. Tapi salah dia juga mau di ajak kaya gitu." Terang Dinda.

Sungguh, kenapa zaman sekarang orang-orang hanya tahu menghujat tanpa tahu cerita aslinya. Kenapa tidak diam saja dan jangan menceritakan kesalahan orang lain, mereka kan juga pernah melakukan kesalahan.

Dinda hanya menggeleng kecil, ia tak tahu ingin menanggapi dengan apa.

Karena tak ada lagi pembicaraan di antara mereka, Alasya lanjut membaca novel miliknya. Entah kenapa ia merasa sungguh kasihan dengan gadis itu. Pasti akan ada banyak mulut yang mencemohnya nanti.

Hari ini Alasya benar-benar tak bersemangat, ia menutup dan menyimpan kembali novel yah awalnya ingin ia baca. Niat awalnya ingin  membaca novel ia urungkan. Ia kini mengeluarkan ponselnya, melihat tidak ada balasan dari pria itu membuat dirinya semakin tak bersemangat.

Rasanya seperti ada yang kurang karena setiap hari chatingan tiba-tiba di tinggal menghilang.

Kemana ya dia? Batinnya bertanya.

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang