Saat ini Alasya tengah berjalan sendiri menuju gang depan sekolahnya, gadis itu tampak memasang wajah lesu juga tidak bersemangat. Akhir-akhir ini, Arkan lebih sering menyibukan dirinya dengan teman-temannya.
Saat ia tengah sibuk melamun dengan pikiran entah kemana tiba-tiba ada yang menegurnya.
"Kak!" Panggilnya. Alasya refleks menoleh.
"S-saya?" Tanyanya dengan wajah bingung dan muka heran.
"Iya kakak!"
Gadis yang tidak di kenali Alasya itu datang, mendekat kearahnya. Bingung? Jelas. Tiba-tiba ada orang tak di kenal memanggil dirinya. Semua itu tercetak jelas di ekspresinya.
"Maaf ya kak sebelumnya, tapi nama kakak Alasya ya?" Tanyanya lagi, sepertinya ia juga tampak ragu takut mengenali Alasya. Alasya mengangguk kecil.
"Kakak pacaran sama ini kak?" Ia mengeluarkan ponselnya, menunjukan gambar Arkan padanya.
Alasya menautkan alisnya saat foto Arkan terlihat disana. "Iya, ada apa ya kak?" Jawabnya lagi.
"Boleh aku ngomong? Tapi kayaknya kalau disini kepanjangan. Mau duduk disitu dulu gak kak?" Gadis itu menunjuk sebuah minimarket yang ada di depan sana.
Alasya pun mengangguk, rasa penasaran sudah timbul di pikirannya saat ini. Ia menatap gadis cantik di depannya, dari seragamnya sepertinya ia juga anak dari sekolahnya. Namun ia terlihat sangat cantik, make up tipis mempercantik wajahnya, memberikan kesan lebih cantik dan segar. Di banding Alasya yang lebih suka hanya memakai sunscreen saja.
Setibanya mereka di sana, gadis itu pun langsung menyuruh Alasya duduk. Alasya tak banyak membantah ia pun langsung duduk menunggu gadis itu yang pamit ingin membeli minuman sebentar.
Setelah kembali ia memberi Alasya minuman, sebenarnya sejak kepergian gadis itu pikiran Alasya sudah melayang kemana-mana. Ia takut jika itu pacarnya Arkan, entah selingkuhan. Atau dirinya yang selingkuhan. Ia semakin mengasihani dirinya sendiri.
Gadis itu pun duduk di depan Alasya, "kak, maaf ya ganggu waktunya sebentar." Ucapnya.
"Iya gapapa kok,"
Gadis itu tersenyum kecil, "nama aku Elisa kak." Alasya menerima sodoran tangan gadis itu yang mengajaknya kenalan.
"Alasya." Ucapnya.
"Sebenarnya maaf ya kak, aku kesini cuma mau ngasih tahu kakak sesuatu. Bukan aku mau ngerusak hubungan kakak sama Arkan, engga. Tapi aku gak mau kakak jadi kaya aku." Terangnya.
"Emang kenapa kak?" Tanya Alasya, ia sudah sangat penasaran saat ini. Apa yang ingin di sampaikan gadis itu?
Gadis yang di ketahui namanya Elisa itu tersenyum, senyum lembut yang membuat hati siapa saja luluh membuatnya. Namun entah mengapa senyum itu seperti memaknakan hal lain.
"Aku dulu pacaran sama Arkan kak, engga-engga, bukan pacaran..." Ia menggeleng kecil.
"Dulu pas masih baru masuk, aku suka banget sama Arkan. Dia ganteng, tinggi, baik juga sama cewek. Semua cewek di treat like a princess." Terangnya. Iya, memang dulu Arkan itu seperti itu.
Alasya tahu ketika pria itu baru masuk ke sekolah ada banyak gadis yang mengikutinya, semua di balas Arkan dengan ramah. Alasya menyetujui ucapan gadis itu.
"Terus, pas Arkan ramah sama aku. Aku kira Arkan cuma ramah ke aku doang. Dia baik banget sama aku, perhatian, lembut, buat aku selalu berdebar dan jatuh cinta sama semua tingkah lakunya." Lanjutnya lagi.
"Tapi kakak harus tahu ini, setelah Arkan buat kita jatuh cinta. Dia bakalan buat kita jadi kaya bonekanya kak, kakak tahu kan dia gimana? Atau kakak gak pernah di jadiin pelampiasan nafsunya?" Tanya Elisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Friend
Teen FictionCERITA INI BERBASIS 18+ MOHON UNTUK BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN. Ketemu cowok di dating app? Alasya awalnya hanya gadis berwajah polos yang suka membaca novel dewasa, suatu saat ia mulai merasa bosan dan ingin mencoba hal baru. Bermodal dari sebu...