Bab 9

31.1K 611 59
                                    

Jangan lupa vote dan coment ya manisss😍

Yuk follow akun author

Thank u all, selamat membaca
***

"Aku gak mau ya kamu datang kerumah!" Alasya menegaskan kalimatnya. Saat menerima telpon dari Arkan.

"Kenapa? Emangnya kenapa kalau gue kerumah lo? Kalau cuma temen ga boleh datang kerumah lo?" Balas Arkan di sebrang sana.

"Aku mau sendiri dulu, aku ga mau di ganggu sama kamu."

"Ah, jadi selama ini gue cuma ganggu lo?" Tanya Arkan.

"Udah deh, aku matiin ya telponnya?"

"Kalau telpon ini mati, gue ga bakal ngechat lo lagi selamanya." Terang Arkan, Alasya hanya bisa diam. Hatinya langsung di serang kegundahan saat itu.

"Kamu mau apa sih? Mau apa dari aku lagi? Semua udah aku kasih ke kamu kan?" Tanya Alasya dengan hati yang sakit. Saat ini dipikirannya ada satu kalimat yang membuatnya tak ingin berhubungan dengan Arkan dulu untuk sementara.

"Angkat vc gue!"

"Gak mau," Alasya menolak vc gadis itu.

"Angkat atau gue datang ke tempat lo sekarang?!" Alasya mendengus pelan lalu mengangkat vc pria itu.

Ia sebenarnya sangat malas untuk melihat wajah Arkan, ia tahu ia akan luluh dengan pria itu jika melihat wahahnya. Dengan ekpresi yang tidak mengenakan Alasya terpaksa menatap ke layar ponsel, melihat pria itu yang selalu tampan seperti biasannya. Seperti tidak ada yang terjad apa-apa.

Ternyata benar, cuma ia yang merasa uring-uringan karena pria itu.

"Lo kenapa sih?" Pertanyaan Arkan membuat Alasya semakin kesal karena itu menandakan pria itu tidak peka.

"Gapapa, mau apa?" Tanya Alasya.

"Mau vcs, gue pengen vcs sama lo." Ungkap Arkan.

Alasya semakin merasa sakit di hatinya saat mendengar itu, bahkan saat ia sedang marah seperti ini pun yang di pinta pria itu pertama adalah memuaskan nafsunya, bukan membujuknya atau apalah.

Sakit sekali, padahal ia sudah memberikan segalanya. Namun ia masih di anggap pemuas nafsu saja.

Rasanya matanya panas, entah kenapa akhir-akhir ini ia menjadi lebih sensitif. Namun ia tahan air matanya yang ingin jatuh.

"Ayo buka baju lo sekarang, gue kangen lihat lo bugil." Ucap Arkan.

Hubungan tanpa status ini menyiksa Alasya, ia juga ingin di cintai. Kenapa di hubungan ini hanya ada nafsu, nafsu dan nafsu?

"Kamu cuma anggap aku pemuas nafsu aja ya?" Tanya Alasya dengan wajah yang memelas dan nada sendu.

Tampak Arkan kebingungan di sebrang sana, "lo kenapa?" Tanyanya tak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Namun sayangnya melihat Arkan yang seperti itu malah membuat Alasya semakin merasa perih di hatinya.

Tiba-tiba air mata Alasya turun, "gapapa," Katanya sambil menahan isakannya yang ingin terdengar.

"Lo nangis?"

Belum sempat Alasya menjelaskan, telpon di tutup. Dan Arkan mengirimnya pesan segera.

Maaf ya, gue gabisa lihat cewek nangis

Iya gapapa

Yaudah gue mau keluar dulu

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang