Bab 26

7.9K 376 82
                                    

Bagi Alasya, Arkan adalah pria yang ia cintai, pria yang ia kagumi, pria yang sangat ia takuti akan meninggalkannya.

Namun akhir-akhir ini pria itu dengan terang-terangan membuatnya semakin jatuh cinta dan semakin tak bisa untuk meninggalkan pria itu.

Alasya hanya diam, bahkan dulu waktu yang ia pakai untuk membaca novel seharian di rumah sudah berubah total. Ia bahkan mengabaikan buku-buku yang dulu sangat ia sukai dan menemani hari-hari membosankannya itu.

Di gantikan dengan dirinya yang selalu menunggu kabar dari Arkan dan menanti pria itu setiap saat.

Bentar ya aku mau ke toilet

Ikut dong

Ngapain?

Emang ga boleh?

Kan kamu udah sering lihat, ngapain ikut ke kamar mandi bentar doang

Ya kan gapapa loh sayang

Aku suka, jadi mau lihat terus

Ga boleh

Oh jadi gitu?

Yaudah iya

Aku telpon ya

Alasya hanya bisa pasrah saat ponselnya berdering, siapa lagi pelakunya jika bukan Arkan.

"Hai!" Sapa pria itu dengan senyum tanpa dosanya.

"Iya, aku mau ke kamar mandi. Ayo."

"Nanti kalo sampe kamar mandi bajunya di lepas ya sayang."

"Aku cuma mau pipis ngapain ngelepas baju?" Tanya Alasya heran.

"Kan aku mau lihat kamu."

Sebenarnya terkadang Alasya merasa jika dirinya bosan mengikuti semua permintaan Arkan. Namun, pada akhirnya yang ia lakukan selalu menuruti semua keinginan pria itu.

"Iya deh," Jawabnya pasrah.

Terlihat wajah senang tercetak jelas di wajah pria itu, saat melihat Alasya melepaskan bajunya satu persatu dan berakhir menampilkan tubuh mulusnya yang terlihat jelas.

"Bawahaan dikit sayang."

Ah, lagi-lagi, kata keramat itu. Alasya sedikit menyebikan bibirnya. Namun ia tetap membenarkan letak ponselnya yang kurang tepat.

"Makasih sayang." Balas Arkan, wajah pria itu tampak sangat berseri dan penuh semangat memperhatikan lekuk tubuh indah milik Alasya.

Pria cabul akan tetap terus cabul.

"Remes dikit sayang." Pintanya lagi.

"Arkannnn---" Keluh Alasya dengan sedikit merengek. Arkan tak menggubrisnya.

"Remes bentar aja, bentar doang."

"Gak mau!" Bantah Alasya.

Tampak raut wajah pria itu langsung berubah, "yaudah deh, kalau gak mau."

Alasya langsung terdiam, ia terlalu terlena dengan sifat baik pria itu selama ini yang membuatnya nyaman sampai ia tak ingat sifat asli Arkan yang hanya membutuhkan tubuhnya.

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang