Bab 23

7.7K 316 25
                                    

"Lo bawa apa bro?" Tanya Daffin melirik ke arah kantong kresek yang di bawa Arkan.

Arkan mengangkat plastik yang ia bawa, "snack?"

"Snack?" Daffin mengerutkan dahinya, karena ia tahu Arkan bukan orang yang suka memakan sesuatu semacam itu.

Ayolah, cowok itu selalu menjaga kebutuhan kalorinya.

"Buat siapa?" Sahut Satria yang juga ada di sana.

"Buat Alasya."

"AN-JAY!" Seru Daffin dengan semangat, "boleh-boleh nih, tumbenan banget?" Tanyanya heran.

"Tadi gue mau beli rokok. Cuma ga sengaja lihat snack kesukaan dia. Sekalian aja." Terangnya.

"Arkan? Perduli sama cewek? Tumben banget?" Ledek Daffin, cowok itu tertawa terpingkal-pingkal melihat keanehan Arkan ini.

"Gue kira selama hidup, gue gak bakalan ngelihat Arkan yang bucin sama cewek." Lanjut Satria yang ikut meledek Arkan.

Arkan hanya megedikan bahunya, tanda tak tahu. Lagi pula, apa salahnya. Cuma beli snack kan?

Kebetulan Arkan tahu Alasya suka dengan keripik kentang dan juga oreo yang baru ia beli. Emangnya ada ke anehan disana?

Air wajah cowok itu berubah, ia tampak  berfikir keanehan apa yang ada disana.

"Emangnya ada yang aneh?" Tanyanya, karena tak menemukan jawabannya di otaknya.

Lantas tawa Daffin langsung terdengar keras, cowok itu menertawakan Arkan yang terlihat kebingungan.

"Eh, sumpah ya. Lo aja pas jalan sama Safira lo ninggalin dia karena dia kelamaan milih baju, terus pas lo deket sama bunga lo kasih dia susu padahal dia alergi susu, bahkan lo juga pernah berantem sama mantan gebetan lo karena dia nanya lo tahu apa gak dia suka makanan apa, dan lo jawab ga tau." Rentetan penjelasan panjang Daffin membuat Arkan langsung tersadar.

Iya ya? Sebenarnya dia sedang apa?

Kenapa tiba-tiba dia jadi perduli dengan gadis itu? Bahkan Arkan sampai mengingat spesifikasi apa saja yang di suka oleh Alasya dan tidak di sukainya. Gadis itu tak suka pedas, dia suka nyemil, dia suka baca novel, dia suka makanan manis, bahkan Arkan juga mengingat jam tidurnya.

Semua kebiasan Alasya, Arkan tahu.

Kenapa dia bisa tahu?

Satu pertanyaan besar itu tak bisa di jawab oleh Arkan sendiri.

"Ya, wajar lah bro. Mana bisa di samain cewek yang di cintai sama cewek yang cuma di mainin." Kilah Satria.

"Haha, iya ya? Jadi fix nih Alasya pemenangnya bro?" Tanya Daffin, sambil tertawa meledek.

Yah, Arkan hanya diam saja. Karena dia pun tak tahu jawabannya. Intinya saat ini Alasya sudah berhasil merebut perhatiannya.

Arkan tak bisa bohong jika setiap hari ia hanya ingin melihat dan bersama gadis itu, sehingga secara tak langsung ia mengingat semua kebiasaannya.

Rasa ingin terus bersama dan senang saat bersamanya, apakah itu rasa cinta?

Sebuah pertanyaan itu bagaikan lobang besar di hati pria itu, ia sendiri pun tak tahu apa yang sedang ia rasakan saat ini.

Rasa senang ini bagaikan racun untuknya. Ia takut untuk mengakuinya, dan ia juga takut untuk kehilangan rasa ini. Rasa yang bagaikan warna baru dari hidupnya.

Awalnya, baginya Alasya hanyalah mainan untuk menghibur kekosongan di dalam hatinya. Namun, ternyata si penghibur itu berhasil membuat Arkan nyaman dengan sifat lembutnya, penurutnya dan juga tingkah randomnya. Gadis introvert itu berhasil merebut perhatian dan hati Arkan yang di kunci dengan ketat itu.

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang