Untuk 18+ ke atas!
Jika kamu berasa belum cukup umur, tunggu saja sampai cukup umur.***
"Emangnya kita gapapa ninggalin mereka duluan?" Tanya Alasya takut, apalagi melihat wajah Rara yang selalu menatapnya sinis. Entah mengapa ia merasakan tatapan kebencian dari gadis itu.
"Gapapa, biarin aja." Celetuk Arkan, ia menggandeng Alasya untuk Cepat-cepat membawanya ke kamar.
"Kamu dulu sering gini ya sama mantan kamu?" Tanya Alasya, Tiba-tiba saja pertanyaan itu terlintas di otaknya.
Bukannya menjawab, pria itu malah mengecup kening Alasya dengan lembut, "kan sekarang udah engga lagi sayang." Ucapnya.
Pantes aja temen-temen Arkan selalu biasa saja melihat Arkan membawa cewek ke rumahnya.
"Oh," Hanya begitu jawaban Alasya. Jujur mengetahui fakta itu membuatnya merasa sedikit sakit. Tapi, sakit pun juga tak bisa mengalahkan rasa cinta-nya pada Arkan.
Saat sudah masuk kedalam kamar Arkan segera mengunci pintunya, lalu mencabutnya dan menyimpannya segera.
"Kenapa di kunci?"
"Biar gada yang masuk."
"Iya, tapi kamu yang masukin." Tandas Alasya, Arkan tertawa mendengar penuturan gadis itu.
"Iya, itu mah urusan aku." Jawabnya.
Alasya memutar bola matanya, Arkan dengan tiba-tiba mencubit pipi itu karena gemas. "Gemas deh!" Ucapnya, geram sendiri melihat wajah lucu Alasya.
"Nyenyenye."
"Mana sini bibirnya gue cium." Ucap Arkan dengan enteng, Alasya yang mendengar itu refleks menutup mulutnya dengan tangan.
"Ada temen kamu loh, kamu serius mau ajak aku gituan?!" Tanyanya hampir tak percaya.
"Makanya jangan berisik," Ucap Arkan.
"Nanti, pas main kamu diam aja, tutup mulutnya yang rapat. Yang goyang, tugas gue." Lanjutnya lagi.
"Gak mau, enak aja. Kamu kan tahu sendiri aku kalau main gimana suaranya!" Tolak Alasya mentah-mentah.
"Gapapa sayang, aman. Atau mulutnya mau di tutup biar ga berisik?" Tawaran Arkan itu membuat Alasya menggeleng cepat, entah pikiran macam apa yang ada di balik senyum manis yang di pasang Arkan itu.
"Kayanya aku bawa deh."
"Apa?" Tanya Alasya buru-buru.
Arkan berjalan menuju ke tasnya, pria itu mengeluarkan lakban hitam yang ia bawa. Entah untuk apa fungsinya, yang jelas sepertinya pria itu akan menyalahgunakan lakban itu segera.
"Kamu mau ngapain?" Tanya Alasya cemas.
Arkan tersenyum manis, hingga matanya juga ikut tersenyum karena itu, "biar jangan berisik." Ucapnya.
"Tapi kan, tetep aja nanti teman kamu bisa denger-" Belum selesai Alasya berbicara Galen sudah lebih dulu memotongnya.
"Ssstss, jangan banyak komentar, nikmatin aja sayang." Ucap Arkan, membuat mulut gadis itu segera terkatup rapat.
Arkan mulai mencium bibir gadis itu, melumatnya dengan penuh nafsu, tangannya mulai bergerak nakal meramban hingga kebawah.
"Mmmhpp- Arkan," Desah Alasya saat Arkan meremas dadanya dengan tangannya.
"Jangan berisik," Ucap Arkan, gadis itu mengangguk kecil, namun saat perlahan wajah Arkan turun kebawah, merambat keleher gadis itu dan menciuminya disana membuat Alasya refleks menutup mulutnya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Friend
Teen FictionCERITA INI BERBASIS 18+ MOHON UNTUK BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN. Ketemu cowok di dating app? Alasya awalnya hanya gadis berwajah polos yang suka membaca novel dewasa, suatu saat ia mulai merasa bosan dan ingin mencoba hal baru. Bermodal dari sebu...