Bab 13

17.9K 436 24
                                    

Sejujurnya Arkan mulai merasa jika dirinya itu aneh. Namun ia tidak terlalu memperdulikan hal itu, namun hari ini Arkan di buat sedikit menyadari karena pertanyaan dari Daffin dan Satria.

"Ar? Lo akhir-akhir ini aneh tau." Ungkap Daffin. Saat ini mereka tengah berada di salah satu cafe, biasalah tempat nongkrong anak muda. Karena hari ini mereka ingin tempat yang tenang dan bukan tempat yang penuh musik dan alkohol yang biasanya mereka datangi.

Setelah selesai mengntar Alasya pulang, Arkan langsung datang ke cafe yang di beritahu mereka.

"Kenapa?" Tanyanya, mengalihkan pandangannya sebentar dari ponsel. Sejak tadi ia berkirim pesan dengan Alasya.

"Biasanya, lo suka hubungan yang ga ada status, lo juga gak pernah serius sama perempuan mana pun. Kok tiba-tiba pas lo deket sama cewe pendiem di kelas lo itu kok jadi berubah?"

"Alasya maksud lo?" Ralat Arkan. Daffin mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Iya kan, mana mukanya kaya anak baik-baik lagi!" Sahut Satria mulai bingung melihat perubahan drastis selera temannya itu sekarang.

"Menurut gue dia lucu," Ucap Arkan.

Dengan alis tertaut dan wajah penuh kebingungan Daffin menatap Arkan, "something wrong in your head?" Tanya Daffin segera.

"Ya gak salah juga sih, gue ngerasa cocok aja sama dia." Terang Arkan.

"Karena lo ngerasa cocok itu justru kita aneh!" Ujar Satria.

"Iya njir, padahal ya cewek yang dia bawa dulu banyak banget, tiap minggu beda. Sampe gue aja gak hapal siapa-siapa aja namanya." Terang Daffin sedikit kesal, ada sedikit rasa tidak terima. Dia saja tidak dapat satupun, sedangkan Arkan bisa ganti-ganti setiap minggu.

"Ya kan itu dulu." Ucap Arkan.

"Iya deh, jadi lo udah officially sama dia?" Tanya Satria. Arkan mengangguk.

"Tuh kan, aneh!!!" Tunjuk Dafiin, ia bingung sendiri. Ia seperti melihat Arkan menjadi orang yang berbeda.

"Lo kok jad kaya beda orang gitu sih!? Ngaku lo siapa yang ada di tubuh lo?! Parasit? Jin iprit?!" Tuduh Daffin yang engga-engga.

Satria nengambil asbak rokok yang kosong, berniat melemparkannya pada Daffin yang tidak bisa diam. "Diam gak lo!" Ancamnya. Bibir Daffin langsung terkatup.

Padangan keduanya fokus ke arah Arkan, sedangkan Arkan sibuk menghisap rokok yang sejak tadi sudah ia sebat.

"Dia anak baik-baikan?!" Tanya Satria.

"Awalnya iya-" Jawab Arkan dengan kalimat menggantung.

"Jadi sekarang?"

Arkan menghembuskan asap rokok miliknya ke udara, "yah, kalian tahu lah." Ucapnya.

"Njir?! Gila lo?!" Tanya Daffin dan Satria bersamaan.

"Kenapa lo kaya gitu sama cewek baik-baik bego!?" Pekik Satria kesal, ia memegang kepalanya seolah tak percaya.

"Tapi lo serius kan sama dia Ar?!" Tanya Daffin mencoba secerah harapan, semoga temennya tidak benar-benar jahat.

"I don't know." Arkan mengangkat bahunya tanda tak tahu.

"Gak boleh gitu Ar! Karmanya gede anjir!" Ucap Satria, memperingati temannya yang sudah benar-benar tersesat.

"Iya, gue tahu. Tapi gue gak bisa berhenti. Gue beneran suka sama dia kok." Terang Arkan.

Daffin menggeleng kecil, "hadeh, Alasya-Alasya, kenapa lo harus ketemu Arkan duluan sih? Padahal kalau sama gue terjamin hidup lo." Ungkap Daffin menggelengkan kepalanya gak abis pikir.

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang