"Pulang bareng ya," Ucap Arkan. Tidak seperti biasanya sekarang pria itu terlihat lebih lembut dan perhatian.
Alasya mengangguk kecil, melihat wajah pria itu berhasil meluluhkan perasaannya kembali. Walaupun di dalam hati ada rasa sedikit tidak terima, namun ia ingin memaafkan Arkan.
"Why?" Tanya Arkan saat melihat Alasya terlihat seperti memikirkan sesuatu.
Alasya menggeleng kecil, "gapapa kok."
"Hm, gada yang kamu tutupin kan?" Tanya Arkan lagi.
Alasya kembali menggeleng, "gada." Jawabnya. Namun hatinya tak bisa berbohong jika saat ini ia tengah memikirkan pria itu.
Ia meras cemas, entah mengapa kecemasan tak kunjung hilang dalam benaknya. Apalagi saat melihat Arkan yang berdikap biasa saja.
"Masih sakit gak bibir kamu?" Tanya Alasya, ia menatap tak tega kearah bibir Arkan bekas pukulan Eric. Ia juga tak abis pikir apa yang dipikirkan Eric sampai bisa memukul Arkan
"Not really, tapi kalau kamu kiss kayanya langsung sembuh deh." Goda Arkan.
"Apaan sih?!" Sebal Alasya, namun pipi gadis itu memerah karena dirinya.
"Cantik banget sih pas malu gitu, jadi pengen bawak ke kamar lagi."
"Arkan!" Alasya menepuk bahu pria itu keras. Arkan hanya tertawa kecil.
"Cieee, baru masuk Ar?!" Sahut Dinda yang baru datang.
"Iya,"
"Masa lo sakit ga bilang-bilang kesekolah sih? Kita kan cemas jadinya." Ucap Dinda.
"Iya Din, sorry-sorry."
"Alasya kaya anak ayam kehilangan induknya gada lo!" Ucapnya.
"Engga ah, mana ada. Din, jangan gitu ah!"
"Iya sayang?" Tanya Arkan, menatap Alasya dengan antusias.
Alasya mengalihkan wajahnya segera, ia merasa malu harus terus bersetatap dengan Arkan.
"Dah ah, ganggu aja gue. Cabut dulu, bye." Ucap Dinda.
Alasya masih mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tak ingin terus menatap Arkan. Sialnya Arkan malah terus-terusan menggodanya.
"Cieee-cieee," Ucapnya.
"Kenapa ga ngechat aja sih?" Godanya lagi, matanya berkeling nakal terus menggoda Alasya.
"Apasih, jangan gitu ah. Arkan!" Alasya menepis tangan Arkan yang mencolek dagunya berulang kali.
Arkan tertawa kecil, ia lalu mengelus pucuk kepala Alasya dengan lembut, tatapannya sangat dalam sampai membuat pikiran Alasya teralih menatap pria itu. Entah apa yang di pikirkan Arkan.
Setelah itu jam pelajaran di lanjutkan, dan bel sekolah telah berdering hingga waktunya pulang sekolah pun datang.
"Ayo kita pulang," Ajak Arkan. Ia segera menggandeng tangan Alasya setelah gadis itu bersiap.
Jujur, hari ini Arkan sangat manis. Hingga-hingga Alasya bingung sebenarnya pria itu cuma ingin bermain atau memang menyukainya. Alasya menggeleng kecil, mana mungkin Arkan tulus padanya.
Ia masih ingat selalu bagaimana pria itu memperlakukannya, bukankah Alasya hanya pemuas nafsunya?
Tapi tanpa sengaja saat mereka tengah melewati koridor, dari banyaknya orang yang bisa merekatemui Arkan dan Alasya malah berpas-pasan dengan Eric. Pria itu sendirian. Ia juga sepertinya tampak bingung harus bagaimana saat berpas-pasan dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Friend
Teen FictionCERITA INI BERBASIS 18+ MOHON UNTUK BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN. Ketemu cowok di dating app? Alasya awalnya hanya gadis berwajah polos yang suka membaca novel dewasa, suatu saat ia mulai merasa bosan dan ingin mencoba hal baru. Bermodal dari sebu...