Bab 12

18.8K 404 11
                                    

Mau cepat update?
Vote dulu!
Coment!!
------------------------

Alasya tengah menunggu ojek onilne yang ia pesan, biasanya Arkan mengantarnya. Namun hari ini, pria itu sepertinya benar-benar marah dan ngambek padanya.

Sejujurnya Alasya ingin mengajak pria itu berbicara. Namun, Arkan seolah menghindar. Bahkan chat darinya saja tidak di baca oleh pria itu.

"Alasya?" Alasya menoleh saat mendapati Eric dengan speda motornya. Sepertinya juga ingin pulang.

Alasya hanya tersenyum tipis, bingung ingin menyapa dengan bagaimana.

"Lagi nunggu apa?" Tanyanya.

"Ojek online."

"Ah, padahal gue pulang sendiri." Desahnya, sedikit kecewa. "Bisa ga ojeknya di cancel aja? Pulang bareng gue?"

"Hah?" Dengan muka melongo Alasya kaget mendengarnya

"Moment langka jumpa lo kaya gini, kemaren pas abis ketemu lo di koridor gue ga pernah ngelihat lo lagi." Terang Eric.

"Ah, maaf jarang keluar kelas." Jawab AlasyaAlasya seadanya.

"Btw, gue pengen deket sama lo, boleh ga minta nomor lo?" Tanya Eric, pria itu tersenyum, lalu mengeluarkan ponselnya segera. Untuk mencatat nomor Alasya.

Alasya mengigit bibir bawahnya, gadis itu tampak berfikir panjang, menimbanh-nimbang keputusannya. "Emmm-boleh," Alasya baru saja ingin mengambil ponsel milik Eric.

Suara klakson cukup panjang terdengar begitu nyaring.

'TINNNNNNNNNN!'

Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah, mobil yang sangat Alasya kenal. Siapa lagi kalau bukan, Arkan. Pria itu sengaja menekan klaksonnya cukup keras.

"WOI! BISA CEPETAN GAK SIH? EMANG INI JALAN BAPAK LO!?" Protesnya, mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. Belum lagi kacamata hitam yang bertengker di hidung mancungnya itu, membuat Arkan terlihat seperti tokoh antagonis yang suka mengganggu kisah orang lain.

"Santai dong!" Balas Eric.

"Kayanya, nanti aja deh. Payah yang di belakang!" Tandas Eric sedikit kesal, ia kembali menyimpan ponselnya karena klakson milik Arkan tak berhenti berbunyi.

'TINNNNN! TINNNNNN! TIIIIIINNNNN!'

Begitu nyaring hingga, Alasya menutup telingannya.

"Iya, kamu pergi aja dulu." Terang Alasya, Eric mengangguk kecil.

"Duluan ya!" Pamitnya, Alasya mengangguk. Lalu Eric menghidupkan kembali motor miliknya dan langsung pergi dari sana.

Seperginya Eric, mobil Arkan langsung berhenti di depan Alasya.

"Masuk!" Suruhnya. Wajah pria itu sepertinya tidak senang.

"Aku udah pesan ojek!"

"Masuk, atau lo mau gue cabulin disini?!" Ancamnya.

Alasya menghela nafasnya berat, "terus ojeknya?"

"Biar gue yang bayar!"

Dengan penuh keterpaksaan akhirnya Alasya masuk ke dalam mobil milik pria itu, begitu Alasya duduk. Arkan langsung melajukan mobilnya, saat mereka berpas-pasan kembali dengan Eric. Ia sengaja mengijak pedal gas mobilnya hingga menimbulkan suara yang bergemuruh.

"Brmmmm!" Suara mobil yang tampak sengaja di dengarkan.

"Arkan!!" Tegur Alasya, karena ia tak enak dengan Eric yang seperti terganggu dengan tingkah Arkan itu.

Virtual FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang