An Escape Plan that Went Awry

9.4K 954 120
                                    





🥀🥀🥀

Ia menatap pantulan diri di cermin, kemeja gading polos dengan corak mawar pada kerahnya menjadi atasan yang sempurna dengan celana kain warna tanah. Melirik kanan kiri, Jake menyadari bahwa tidak ada siapapun di sini kecuali dirinya.

Jake akan melakukan ini, memastikan di nakas tidak ada makanan sebelum keluar kamar. Dirinya langsung di sambut dua pelayan. Sebisa mungkin Jake menjaga rautnya, "apa Duke terhormat itu tidak mengizinkanku makan untuk hari ini?"

Dua wanita ini seorang Beta, Jake tidak mencium aroma apapun. Salah satunya menyahut tanpa meninggikan kepala seakan tahu bahwa yang berdiri di hadapannya adalah seorang Pangeran, "anda bangun lebih siang Tuan. Duke Heeseung berpesan untuk menanyakan apakah Tuan akan makan atau tidak."

"Aku ingin makan. Tunjukkan dimana dapurnya."

"Kami akan menyiapkannya, Tuan tunggu saja di kamar."

Mereka sudah diperintahkan, tidak mungkin membiarkan seorang tahanan lolos begitu saja. Maka, Jake menggunakan cara terakhir. Ia mengeluarkan feromon Alpha secara cuma-cuma dengan harapan besar kedua dayang ini tunduk padanya.

Naas, seorang Beta tidak mampu mencium aroma feromon. Pun mereka tidak memiliki aroma itu. Helaan kecewa langsung terdengar menyedihkan. Ia melirik ke arah gerbang yang terbuka, ini kesempatannya.

"Tolong siapkan makanan untuk tahanan ini," katanya kelewat sarkas. Ia berjalan pelan mendekati taman yang dekat dengan gerbang. Mengabaikan satu pelayan yang mengekorinya. "Dimana Tuan kalian?"

"Duke Heeseung menghadiri jamuan King Sunghoon bersama para menteri, Tuan."

Jake tidak membutuhkan informasi itu. Yang ia butuhkan adalah kebebasan. Merasa sudah cukup dekat dengan gerbang, ia segera berbalik menghadap si pelayan lantas melempar api pada kemejanya hingga dayang itu kaget dan langsung menceburkan diri ke dalam sungai.

Melihat itu, Jake langsung berlari menerobos gerbang. Mencari jalan baginya untuk bisa keluar dari istana terkutuk ini. Nafasnya memburu, setidaknya dia sudah keluar dari paviliun barat. Kakinya melangkah cepat menghindari orang-orang. Jika dia tidak salah ingat, dia hanya harus pergi ke aula lalu keluar gerbang utama. Tapi itu sangat berbahaya, pasti ada penjaga disana.

Jake memutar arah, ia akan mencari tembok rendah untuk memanjat. Itu pasti ada di sekitar sini. Hampir saja jantungnya lepas saat ia melihat rombongan Kaisar dari lorong. Ia segera bersembunyi di balik tembok dengan perasaan kalut.

Setelah dirasa rombongan Kaisar itu melewatinya, Jake mengintip sesaat. Ia melihat jelas posisi Duke Heeseung ada di sebelah kanan, yang artinya sang Duke menempati posisi tertinggi setelah kedudukan King Sunghoon.

Tidak ingin membuang-buang waktu, Jake kembali bergegas. Maniknya bergetar saat melihat tembok rendah di hadapannya, segera ia melompat kesana. Bertahan beberapa saat di atas sebelum tubuhnya jatuh dengan kerasnya.

Jake mengerang kesakitan, merasakan lehernya terbakar tanpa api. Harusnya ia jatuh ke luar, bukan ke dalam. Harusnya ia bisa melarikan diri, bukan kembali terpenjara di istana kekaisaran barat.

"ARRGHH! SAKIT!"

"Siapa yang mengizinkanmu keluar dari paviliunku?"

Suara sialan itu, Jake mendongak demi menatap si pemilik suara. Berdiri seorang Duke dengan angkuhnya disana. Ia memejamkan mata sayu, rasanya sakit sekali. Nafasnya terasa pendek, ia mencengkram lehernya sendiri.

"Bawa dia kembali ke kamar." Setelah mengatakan itu, sang Duke kembali berlalu dan melepaskan Jake yang tergeletak di tanah.

Seorang wanita langsung membantunya bangun, menahan bobot tubuhnya yang kian lemas. Selempang berisi belasan Ruby menunjukkan bahwa dia seorang Lady di kekaisaran barat.

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang