Alpha Measures

8.9K 981 203
                                    




🥀🥀🥀

Jake menurunkan tudung jubahnya ketika sampai di gerbang istana kerajaan timur. Kudanya masuk melewati penjaga yang dia yakini sudah berada di bawah titah King Sunghoon. Dengan dentuman jantung yang makin terasa, Jake melangkah dengan berat setelah turun dari kudanya.

Tidak langsung menuju paviliun, Jake memilih untuk masuk menjelajahi tempat lahirnya. Melewati banyak lorong dengan Sunoo yang masih setia mengikuti, "aku harus ke ruangan lain Jake. Kita akan bertemu nanti sore. Puaskan dirimu disini."

Jake mendengar langkah yang berlawanan arah. Mengabaikan perintah Sunoo, dia kembali melangkah dengan sedikit terburu. Membuka pintu besar paling ujung lantas memasukinya dengan perasaan sesak.

Masih sama. Tidak ada yang berubah selain posisi bendanya yang berantakan. Masih terasa kental sosok ayah dan saudara-saudaranya disini. Di detik terakhir sebelum mereka bunuh diri.

Pangeran bungsu kerajaan timur merasakan pupilnya memanas, mulutnya terbuka kelu tak mampu mengeluarkan suara. Jake meraba sekitar, menyentuh tiap jengkal kamar Raja yang menjadi saksi bisu hancurnya takdir yang mereka miliki.

"Ayah..." suaranya terdengar menyedihkan. Jake masih ingat saat ayahnya tewas di medan perang melawan Duke Heeseung kemudian kakak sulungnya yang berteriak meminta Jake meminum racun.

Kini Jake menyesal telah menolak perintah kakak sulungnya, seharusnya Jake ikut bunuh diri dari pada terombang-ambing seperti ini. Hidup dengan bayang-bayang rindu penuh rasa sesal dan menjadi pengantin dari sosok yang sudah membunuh ayah tersayangnya.

Jake menggeledah kamar dengan mata buram, dia kembali hilang arah. Menemukan kain putih yang teronggok di bawah meja. Dia segera menyimpan dibalik saku celananya. Berlari keluar kamar Raja menuju kamarnya sendiri di belakang istana.

Pintu kamarnya terbuka, Jake sudah tidak mampu berekspektasi apapun. Semua rana privasinya sudah terenggut. Satu-satunya pintu yang masih tertutup adalah ruang pribadinya yang berada di dalam kamar.

Dia melangkah lesu, meraba ukiran api di pintu kemudian masuk ke dalam. Detik itu juga, Jake Eloise menjatuhkan diri di lantai. Alpha tujuh belas tahun itu menangis meraung-raung sembari memukul dadanya yang nyeri.

Pertahanannya runtuh, dia berkali-kali menangis namun tidak sepuas ini. Jake sudah berusaha bersikap seperti anjing penurut di kekaisaran barat. Namun hatinya kecewa, Jake belum bisa memaafkan siapapun yang sudah menghancurkan keluarganya.

Dia langsung berdiri tegap, memandang penuh arti ruang pribadi tempatnya menyendiri dulu. Apa yang bisa diharapkan dari Alpha berusia tujuh belas tahun yang belum mengerti apa-apa. Terlebih, kini Jake tahu bahwa dirinya lebih seperti Omega yang harus bergantung pada Enigma dan membutuhkan belas kasihan pria yang akan menjadi suaminya.

Itu menyebalkan, ego Alpha yang keras kepala masih kental mengalir. Jake segera menuang air pada gelas, membuka kain putih berisi serbuk racun yang dia temukan di kamar Raja.

Terkekeh kecil, Jake tanpa pikir panjang langsung meminumnya.

'Omega ya...'

Tak lama, pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok Sunoo yang sudah menurunkan tudung jubahnya. Ia menatap Jake penuh selidik, Alpha kecil itu terlihat diam setelah meminum air di meja, "Jake?"

Jake tersenyum tipis setelah menelan racunnya, berdiri membelakangi meja menatap Sunoo, "kau bilang kita bertemu lagi nanti sore."

"Aku—" Dia menghentikan ucapannya ketika melihat kain putih dengan sisa serbuk di atas meja. Lantas ia menjerit ketika Jake jatuh bersimpuh memegang lehernya, "APA YANG KAU LAKUKAN JAKE ELOISE?!"

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang