A Fire Phoenix Of Eythora IV

4.9K 729 175
                                    

Gn— rakyat Eythora.

🥀
🥀🥀

Jake Eloise memandang resah abu yang terbakar, terhirup angin laut dan pergi meninggalkan mereka. Manik birunya berembun, bibir bawahnya bergetar dengan gigitan kencang. Ia pejamkan matanya, menyembunyikan tangisan seorang diri tanpa suara.

Dadanya terasa sesak dan panas. Angin laut seakan mencekik leher sang Duchess tetapi dia tetap menghirup kuat aromanya yang semakin kental. Rungunya berdenging mendengar hentakkan ombak di bawah kapal, aroma angin laut berbaur dengan wewangian kayu hutan. Semakin pekat hingga indra penciuman sang Sigma mengenal aroma milik Soulbound-nya.

Sontak kelopak mawar itu terbuka, manik sebiru laut itu memandang lekat sisa abu di meja, bergerak dengan sisa panas disekitarnya. Abu yang tersisa kembali memanas, api memercik perlahan, melahirkan burung Phoenix muda.

Dada yang sesak mulai lapang, kapal mereka kembali diselimuti feromon gaharu. Jake bangkit, menatap lekat Phoenix muda yang menundukkan kepala padanya. Jake bergeming, kurva mawarnya memanggil nama sang mate, "Duke Heeseung Athurian."

Kepala Phoenix itu terangkat gagah, netra jelaga milik sang Duke kembali menyapa maniknya. Jake meluruhkan air matanya. Hendak menyentuh tetapi Sunoo lebih cepat menarik tangannya, "biarkan Duke Heeseung pergi."

"Apa maksudmu?"

"Dia akan kembali ke Thoosa dan kita akan kembali ke Eythora."

Tepat setelah Sunoo mengatakan, Duke Heeseung pergi meninggalkan kapal mereka. Ukurannya semakin besar, lengkingannya terdengar begitu keras.

Sunoo memberikan air minum, Jake kembali menjatuhkan diri, "ini merupakan kelahiran kedua bagi tubuh Phoenixnya. Duke Heeseung melakukan itu karena tubuhnya semakin lemah setelah tertembak. Tubuhnya tetap membutuhkan pengobatan setelah perang selesai, tetapi dia akan membantu Kaisar Morrigan dan memenangkan Thoosa terlebih dahulu."

🥀🥀🥀

Teriakan-teriakan dari prajurit Thoosa terdengar memekakan telinga, gesekan pedang menjadi kebisingan di tengah perang dengan tembakkan yang semakin banyak diarahkan.

Kaisar Morrigan menarik langkah lebar, mengayunkan sebilah pedang dengan peluh membasahi tubuhnya. Kemeja panjang berwarna coklat muda bernoda darah, sabuk besar yang mengikat perutnya tergores memberi perlindungan. Ia menendang keras lawan, menusuk tepat pada dadanya, "itu balasan karena menantang Kekaisaran Barat."

Pedangnya kembali menelan nyawa. Di depan sang Kaisar banyak prajurit Kekaisaran Barat yang berkelahi sembari menjaga jarak aman untuk Kaisar mereka. Kaisar Morrigan Londress menatap nyalang ke depan, kepada pria berstrata Alpha yang berdiri memperhatikan prajurit Thoosa melawan. Di tangannya tersemat senapan panjang yang siap menghunus ke arahnya. Kaisar Morrigan menyeringai, "Raja Thoosa."

Peluruh itu sulit dilayangkan pada penguasa Kekaisaran Barat karena prajurit silih berganti melindunginya. Ia menghirup kuat aroma angin laut berbaur anyir, kakinya melangkah semakin membelah dermaga. Ujung pedang sang Kaisar melukis jejak calon pemimpin baru, 'kebijakan palsu yang kau berikan adalah surat kematianmu sendiri.'

Ia mengatakan tanpa suara, menyampaikan pesan kematian kepada Raja Thoosa yang tersentak di tempatnya berdiri. Suara Alpha paling berkuasa di Kekaisaran Barat terdengar bagai bisikan di telinga, ia memastikan sekali lagi bahwa jarak di antara mereka sangatlah jauh. Ia berteriak keras, "LEPASKAN SELURUH PELURUHNYA!"

Tidak ada pemotongan waktu, suara tembakan membabi buta, terarah pada siapa saja. Kaisar Morrigan berhenti di tengah dermaga, berlari mendekati Raja Thoosa yang siap melepaskan peluruh. Semakin cepat sang Kaisar berlari menyeret pedang, melewati banyak peluruh yang meleset hingga sampai pada batas yang ditentukan, sang Kaisar melempar pedangnya pada Raja Thoosa dan lengkingan burung Phoenix menerjang sang Raja setelah pedang milik Kaisar terhempas.

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang