Missions In The Southern Region (Last)

9K 1.1K 422
                                    



Warning(s): Elements of warfare, blood, rebellion, stabbing and arson.

This will be long, gimme your comments later.


🥀🥀🥀

Ia mencengkeram tali kudanya kuat, berlari melewati hutan wilayah selatan menuju perbatasan kekaisaran barat. Netra setajam raja singa menatap waspada di sekitarnya, rungu yang terbuka merekam suara dari belakang untuk memastikan keselamatannya sendiri.

Menjelang malam ketika seluruh prajurit diminta untuk beristirahat untuk peperangan esok hari, ia melihat pemimpin wilayah bersama antek-antek kepercayaannya menyeret Pangeran bungsu hingga membawanya kemari.

Laju kudanya semakin nyaring, ia menghapal seluruh titik penjagaan di wilayah selatan sebelum melarikan diri. Tangannya bergerak membabat daun yang menghalangi, ia terus berlari.

'Tuan, tunggu aku.'

🥀🥀🥀

Punggung ringkih itu menghantam tanah dengan kerasnya, Jake Eloise merasakan guncangan kencang hingga jeritannya tertahan di ujung mulut. Manik sebiru laut lepas berlinang enggan membuka kelopaknya, bibir yang bergetar terus merapalkan nama sang Duke namun tak kunjung ia dapati bayangnya.

Jake Eloise memuntahkan darahnya yang meleleh hingga tanah, sebagian wajah yang tergores ranting terluka hingga nyeri ia rasakan pada tiap kulitnya. Dengan sisa sadar, Jake terus memanggil, "Duke Heeseung Athurian...."

Pada pertengahan malam, Jake mendengar suara. Mempertahankan sadarnya, Jake terus memohon pada sang Dewi bahwa yang tiba saat ini adalah pertolongannya. Maka ketika kepala yang lunglai terangkat, Jake berusaha mendengar suara.

"Tuan, kau baik-baik saja?"

"Tuan, kau bisa mendengarku?"

"Tunggu, tunggu sebentar, Tuan."

Ia kembali berbaring di tanah, ditinggalkan sesaat lantas kembali merasa tenang saat penyelamatnya tiba. Jake membuka mulutnya ketika air dingin menyentuh bibir, menenggak dengan pelan air dingin yang diminumkan sampai ia kembali memuntahkan darahnya.

Jake Eloise membuka mata sayu, memandang gelapnya langit yang menandakan ia berhasil mempertahankan sadarnya sebelum fajar.

Pemuda bersurai pirang dengan netra setajam raja hutan memandangnya sendu, "Tuan..."

"Siapa?"

"Ini aku, Terangga Riki." Ia membantu Jake untuk bersandar pada dahan pohon sembari membantu membersihkan luka dengan kain yang ia robek dari jubahnya. Menyadari kebingungan Pangeran bungsu, ia kembali menjelaskan, "bocah lelaki yang kau selamatkan saat dituduh mencuri roti di pasar."

Jake membulatkan matanya sejenak, menyentuh rahang tegas bocah lelaki yang dulu ia selamatkan, "kau sudah sebesar ini?"

"Itu sudah sekitar tiga bulan yang lalu, Tuan Jake Eloise." Pemuda itu kembali melunturkan senyumnya ketika mimik Jake tampak kesakitan lagi. Saat menyentuh tangannya, ia tersentak. Bayangan Jake mengaum marah dengan api menjalar di seluruh wilayah mendadak merasuki kepala.

Ia kembali menyentuh tubuh Jake, Riki memejamkan netranya tanpa menghiraukan keryitan tanya di kening Pangeran bungsu. Tidak ada yang bisa ia lihat lagi, hanya saja Jake memiliki benang merah dengannya. Melihat kurva seseorang yang memekik memanggil Riki dengan sebutan, 'Alpha'.

"Apa yang kau lakukan?"

"Tidak," ia menjawab tegas. Kembali ia membantu Jake untuk minum. Ditatapnya wajah Pangeran bungsu yang baru ia ketahui setelah kehilangan jejak pria yang sudah membantunya dulu.

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang