The Western Empire

9.5K 1.1K 125
                                    



🥀🥀🥀

Setelah peperangan memenangkan kerajaan timur, Duke Heeseung belum juga memiliki waktu luang selain malam-malam sunyi yang ia gunakan dengan menukar jam tidur. Bahkan, King Sunghoon sudah memberikan titahnya kembali untuk merebut wilayah lain.

Dia membaca di kamarnya, membiarkan Jake duduk di dekat jendela setelah lelah menangis meluapkan emosinya. Lelaki Alpha yang tidak akan pernah mendapatkan rut-nya itu memilih untuk menatap bulan.

Sementara Duke Heeseung sibuk dengan beberapa tumpukan buku tebal di meja pada sudut kamar, tempat dimana Jake biasanya makan atau memikirkan cara untuk melarikan diri.

Jake menghela, lama-lama bosan juga. Memilih mendekat, Jake duduk di depan Duke Heeseung yang masih bergeming sembari membatin, 'errr... Aku harus mulai dari mana?'

Kebingungan langsung melanda Jake, tanpa sadar dia merindukan Sunoo. Setidaknya Sunoo masih bisa diajak bicara meskipun sosoknya pandai bersilat lidah.

Maniknya bergulir, menatap tiap judul yang ada di meja, 'ini kalau ku pinjam, dia mengamuk tidak ya?'

Jake memilih untuk mengurungkan niatnya. Duduk seperti boneka tanpa nyawa sepertinya bukan hal buruk.

'Oh ayolah! Aku bosan!' Jake terus meruntuk dalam hati tanpa mengindahkan Duke Heeseung yang beberapa kali mengeryitkan dahi.

Jake menggeser satu buku dengan lancang, membaca sekilas judulnya sebelum mendorong kembali ke tempat semula, 'kenapa dia membaca buku politik kerajaan? Oh... Aku mengerti. Dia mungkin sudah tua, sudah seharusnya membaca buku ini.'

"EKHEM!"

Jake mendongak, melihat Duke Heeseung yang kini mengangkat wajahnya dari buku yang ia baca. Jake tersenyum kooperatif seolah tak ada yang terjadi.

"Aku tidak setua yang kau kira."

"Hah?"

"Pergi tidur, suaramu menggangguku."

Pangeran bungsu kerajaan timur itu mengerjap dua kali berusaha mencerna segalanya. Bukankah dari tadi dia diam tanpa suara? Kecuali kegiatannya menggeser buku, 'astaga jeli sekali telinganya. Buku digeserpun terdengar.'

Duke Heeseung hanya menghela nafas pelan, memilih untuk melanjutkan bacaannya dan membiarkan Alpha yang belum dewasa disana berisik sendirian.

Tapi kesabaran Duke Heeseung jelas tak setebal itu. Dia langsung keluar dari kamar setelah mendengar gerutuan kurang ajar Jake.

'Jadi? Aku akan menjadi pengantin dari Enigma tua yang kejam ini?'

🥀🥀🥀

Kemeja coklat muda dengan bordiran sulur mawar di sepanjang kancingnya tampak sangat cantik dipadukan dengan celana bahan warna hitam. Ada coat panjang warna hitam dengan bordiran mawar yang difungsikan sebagai jubah.

Jake mematut dirinya di depan cermin, Duke Heeseung berbaik hati mengajaknya keluar paviliun untuk kali pertama secara tiba-tiba. Jake tentu senang walau yakin hadirnya akan menjadi pertanyaan besar bagi seluruh penghuni istana.

"Tuan, Duke Heeseung sudah menunggu di depan gerbang."

Jake menatap sekali lagi penampilannya lantas berjalan mendahului sang pelayan keluar kamar. Dia bertanya, "kapan Duke Heeseung bersiap dan semalam dia tidur dimana?"

"Duke Heeseung tidur di ruang kerjanya sejak anda disini, Tuan."

Jake menghentikan langkah sebentar, itu artinya Duke Heeseung tidak pernah tidur dengannya. Padahal ia pikir kemarin, saat Jake melihat jubah merah hati teronggok di sisi, ia berpikir Duke Heeseung tidur menemani. Bahkan semalam ia berpikir jika Duke Heeseung kembali.

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang