Maturity Towards the Southern Region

10.5K 1.1K 274
                                    



🥀🥀🥀

Ini tidak seperti makan malam sebelum-sebelumnya, dimana Jake harus tenang bergelut dengan pikiran alih-alih memperhatikan Duke terhormat kekaisaran barat bicara. Saat keduanya memutuskan untuk tetap di kamar sembari menunggu sajian makan malam tiba, Jake masih belum menjaga jarak sampai suara pelayan menariknya untuk sadar dari mimpi masa lalu.

Termasuk menikmati rasa canggung yang perlahan luntur saat Duke Heeseung Athurian berbicara setelah menikmati makan malamnya, "kau bilang kakak keduamu pernah ke wilayah selatan dan memintamu tutup mulut bukan? Itu berarti dia membawa kabar, kau mengetahuinya?"

Alis Alpha bungsu kerajaan timur itu menukik, "kapan aku mengatakan hal itu?"

"Aku membaca pikiranmu, Jake."

Dia bahkan lupa kapan memikirkan soal itu. Tidak ada percakapan apapun dalam ingatan ketika menjumpai kakak keduanya masuk melewati gerbang istana dengan riwayat perjalanan dari wilayah selatan. Secara tiba-tiba sang kakak hanya memintanya untuk tutup mulut alih-alih bertanya. Kecuali saat Jake tak sengaja mencuri dengar dari ruangan penasehat kerajaan.

"Katakan tentang hal itu." Sang Duke menuang kembali teh dalam gelasnya sembari memperhatikan raut muka Jake. "Katakan semua yang kau ketahui tentang wilayah selatan agar ini lebih mudah."

Tidak ada gunanya menyembunyikan, tetapi Jake juga tidak bisa memenuhi ekspektasi sang Duke sebab yang ia dengar hanyalah garis besarnya saja. Maka ia menjawab lugas, "penasehat kerajaan timur adalah kakak dari Raja. Sosoknya menaruh dendam pada Raja karena menurutnya yang lebih pantas menjadi Raja adalah dirinya. Mereka sama-sama bisa mengendalikan air."

"Hari itu aku mendengar masalah kudeta. Ada kakak keduaku disana, aku tidak tahu sisanya." Ia menenggak tehnya sendiri dengan pandang menerawang, mencoba mengingat apa saja yang selama ini dia tahu kemudian dia abaikan karena merasa dirinya belum bisa ikut campur masalah kerajaan akibat usia yang dinilai terlalu dini padahal Jake Eloise cukup dikenal pintar.

Dia banyak mengetahui informasi di dalam kerajaan karena kegiatannya setiap hari setelah belajar adalah berkeliling istana dengan para pengasuhnya. Tetapi Jake selama ini benar-benar mengabaikan semuanya dan tidak diikutsertakan sama sekali.

Duke Heeseung terdiam mencerna, berusaha ikut masuk dalam pikiran Pangeran bungsu kerajaan timur. Berpikir dengan hipotesisnya sendiri tentang keganjilan mengapa Pangeran kedua itu meminta Jake bungkam, "kemungkinan kakak keduamu melakukan kudeta bersama penasehat kerajaan."

"Jangan memfitnah mendiang kakakku," ucapnya tak terima.

Namun sang Duke justru menjawab santai sembari menikmati sisa tehnya, "dia berbicara masalah kudeta dengan penasehat kerajaan yang jelas-jelas cemburu atas penobatan ayahmu sebagai Raja. Bahkan kakakmu pergi ke wilayah selatan tanpa tujuan yang jelas. Kemungkiannya hanya ada dua, jika dia tidak diberdaya oleh penasehat kerajaan maka dia sendiri yang memimpin kudeta itu."

Dari rautnya, Jake jelas ingin menyanggah ucapan telak Duke Heeseung. Tetapi dari hipotesis yang sangat jelas arahnya membuat Jake kembali bungkam.

"Kakak keduamu tidak akan pernah menjadi Raja di kerajaan timur, maka dia memecah kerajaan dan akan berdiri sebagai Raja di wilayah hasil kudeta. Pada dasarnya kakakmu akan menjadi kambing hitam dari balas dendam penasehat kerajaan, bodoh sekali."

Ia menunduk, menatap sendu piring kosong dengan sendok dan garpu sejajar di atasnya. Merasa sangat kecewa jika ucapan sang Duke benar adanya. Jake termasuk adik yang selalu menjadikan kakak-kakaknya panutan, kakak sulungnya yang bisa menaklukan muara sengketa di perbatasan kerajaan timur dan Seameda yang terkenal deras. Begitupun kakak keduanya yang merupakan Panglima kerajaan begitu terkenal dengan keahliannya dalam mengendalikan pedang dan mengamankan banyak wilayah kecil.

Enigma From The WestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang