🥀🥀🥀
Saat tirai bumi makin tinggi, putra bungsu kerajaan timur masih enggan terbangun mengalahkan mentari di ufuk timur. Dia masih betah menyelami mimpi tanpa terganggu sama sekali.
Dua pelayan yang selalu menemani sudah menyiapkan kamar mandi, baju ganti bahkan sarapan namun Jake Eloise masih bergelung nyaman. Membuat mereka hanya terdiam di luar kamar tanpa berniat membangunkan sampai Duke Heeseung Athurian menghampiri.
"Tuan Jake belum bangun, Duke."
Sang Duke hanya melirik tanpa membalas. Ia melesak masuk ke kamar dengan pandang langsung tertuju pada ranjang dimana Jake benar-benar masih tidur nyenyak dengan piyamanya.
Alih-alih membangunkan, sang Duke melepaskan pedangnya di nakas. Berdiri di samping ranjang dalam raut diam. Menunggu waktu cukup lama sampai ia bosan memandang wajah damai sang Pangeran.
Sosoknya berdiri menghalangi bias matahari yang menerpa wajah damai Jake dengan punggungnya, melarang cahaya bumi menganggu tidur nyenyak Jake Eloise sampai dirinya beranjak dan kembali meninggalkan kamar bersama pedangnya.
"Katakan padanya untuk datang ke ruang kerjaku," ucapnya penuh titah.
Sementara di dalam kamar perlahan ia mengerjakan matanya, mengusap pelan rasa lengket yang menganggu hingga membuatnya engga membuka mata. Maniknya langsung menutup kembali saat cahaya matahari menyorot, "sudah siang?"
Jake beranjak dengan pening melanda, tangannya berpegangan pada sisi ranjang sebentar lantas melirik meja dimana sarapannya sudah tersedia. Dalam aturannya, Jake harus mandi terlebih dahulu. Tetapi perutnya lebih memilih untuk makan terlebih dulu sebelum menyegarkan diri.
Maka Jake makan. Menikmati seorang diri tanpa berpikir macam-macam.
Tidak, ini memang kurang ajar. Jake tidak ingin berpikir macam-macam tetapi otaknya berkelana mengingat semalam. Saat dimana dia akhirnya berdansa dengan Duke terhormat kekaisaran barat. Begitu indah dalam ingatan dimana sang Duke mengajarinya menari tanpa mempermalukannya. Begitu hangat di dada ketika harum feromon milik Duke Heeseung Athurian menyapa indra penciumannya. Terlampau singkat malam yang dilalui ketika ia tidak bisa memeluk erat leher sang Duke lebih lama lagi.
Jake langsung menyentak sendoknya di piring dengan raut jengkel, "APA YANG KU PIKIRKAN!"
"Tuan, ada apa?" Salah satu pelayan langsung masuk dengan panik. Beta yang sering Jake lihat berada disekitarnya itu berdiri dengan raut resah, "apa terjadi sesuatu?"
Jake enggan menjawab, ia justru bertanya penasaran, "siapa namamu?"
"Cherry Anne."
"Berapa usiamu?"
"Tahun ini tiga belas tahun, Tuan."
Jake tertegun, jika diusia belia sudah menikah itu tidak masalah. Berarti mereka bertemu mate dan langsung menikah meski harus menunggu mating saat usia keduanya legal. Tetapi diusia tiga belas tahun bukankah terlalu dini untuk menjadi pelayan? Meski kasusnya banyak terjadi.
Ia menatap pelayannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Selama ia di kekaisaran barat, gadis ini yang melayaninya, "benar stratamu Beta?"
Si pelayan menunduk, ia memilin ujung gaunnya ragu, "aku sebenarnya Omega, Tuan."
"Duduk." Jake penasaran. Dia menyingkirkan piringnya ke samping lantas bertanya membabi buta, "lalu kenapa aku tidak mencium aroma Omegamu?"
"Duke Heeseung menyelimutiku dengan feromonnya dan memintaku untuk mengaku sebagai Beta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma From The West
FantasyTeori klasik dari benci, kekuasaan, permusuhan, balas dendam, kebebasan, dan cinta. Tapi tidak ada yang percaya pada syair terakhirnya. HEEJAKE FANFICTION Warning(s) contain: 18+ , Malexmale , Fantasy , Omegaverse , Historical , Drama , Mpreg , Age...