Sabtu pagi yang cerah. Tapi tidak secerah hatiku. Aku sudah tiba dirumah sakit bersama Marcell. Tante indah dan om budi kembali kerumah tadi pagi, mama dan papa kerja jadi hari ini aku yang menjaga Akbar dirumah sakit. Kemarin malam setelah aku pulang dokter memindahkan Akbar keruangan rawat inap tidak seperti kemarin di ruang UGD yang hawanya saja mencekam.
"Tan gue pergi ke wc dulu yah. Lo lurus aja habis itu belok kiri. Nomor 504 itu ruangan Akbar. "
"Iya bawel." kataku
"Entar gw nyusul" marcell pergi namun aku mengeluarkan sepatah kata yang membuatnya berhenti sejenak
"Makasih yah lo emang the best" kataku
Ruangan Emerald 504
"Hai!"
"Eh tan kenapa pagi banget datengnya?"
"Gpp abis gue kangen sama lo"
" bisa aja. Lo sama siapa kesini."
"Biasaaa sama si tengil"
"Bar gue kayaknya gabisa nemenin lo chemotheraphy deh" kataku
"Kenapa?"
"Gue gak sanggup kayaknya"
"Waktuku mungkin tak akan lama. Hidupku mungkin sebentar lagi akan berakhir. Tolong dengarlah walau sekali ini saja. Tolong jangan pergi, mungkin aku tak akan kembali. Tolong dengar permintaanku sekali ini saja permintaan terakhirku. Berjanjilah padaku kau selalu ada disisiku, berjanjilah padaku kau akan datang ke pemakamanku nanti, berjanjilah padaku kau akan memelukku erat sewaktu aku ingin pergi, berjanjilah padaku kau mengenggam tanganku saat aku akan pergi meninggalkan dunia ini" katanya sambil menggenggam tanganku
"Bar--" aku sudah menangis tersedu tersedu saat ini. Tidak bisa mengeluarkan kata kata lagi.
"Gue tau lo sayang dan cinta sama Marcell. Gue bodonh tan, gapernah tahu rasa lo ke gue. Kita cuma sepupu yg gak bisa memiliki.
Setiap waktu dalam sisa waktuku. Aku ingin kau tahu besarnya artimu. Tolong dengarlah walau sekali ini saja. Tolong temani aku bertemu penciptaku. Meski kau bukan milikku. Sekali ini saja, izinkan aku melihat senyummu melepasku pergi, izinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya tania" katanyaAku segera memeluknya, sekarang ku tidak bisa berkata apa apa lagi.
"Bar gue sayang sama lo, gue gak mau kehilangan lo akbar.. Dulu gue selalu kangen kehadiran lo dihidup gue bar... Kenangan itu selalu menyiram senduku, begitu derasnya sehingga membasahi tiap rinduku. Bayang itu kembali hadir begitu jelas. Begitupun wangi tubuhmu. Aku belum siap cerita ini harus berakhir tanpa titik." kataku sepi hanya wangi obat dan suara detak jantung yanggg-----
Tidak.. Detak jantung Akbar tidak ada. Aku melepas pelukanku dan mata Akbar sudah tertutup. Aku segera memanggil dokter. Dokter membawa alat penstabil jantung. Marcell datang dan segera memelukku.
"Sabar yah. Anda kehilangan Akbar untuk selamanya. Dia pergi sebelum chemotheraphy. Setidaknya dia pergi tidak dengan rasa sakit. Namun dengan rasa bahagia." kata dokter yang meninggalkan kami bertiga.
"Tan lo harus sabar"
"Cell!!! Gue gabisa--- gue sayang sama dia. Gue gak mau bar. Gue gabisa" kataku sambil menangis histeris. Aku melepas pelukan marcell dan berjalan kearah Akbar.
"Bar... Kenapa??? Kenapa secepet ini lo ninggalin gue? Siapa yang beliin gue martabak kalau gue laper tengah malem? Siapa yang bikinin gue flowercorn? Siapa yang nganterin sarapan ke kamar gue? Siapa yg nemenin gue bar? Lo jahat!! Lo tega ninggalin gue. Akbar bangun!!!" katakuu
"Tak sedikit air mata yang tumpah saat gue melepas lo pergi bar.. Kenangan kita, semuanya masih kusimpan erat, disini... Dihati gue-- meski hanya jadi k e n a n g a n bukan kenyataan." kataku lagi
Marcell segera memelukku erat. Aku mengeratkan pelukanya. Aku sedih, aku rapuh saat ini.
"Cell!! Gue gak bisa-- hidup tanpa dia."
"Malaikat telah mengambil satu satunya bintang hidupku. Menjadikanya redup tak bercahaya. Alam telah memindahkan kebunku, menjadikanya tandus dan kering.. Dan dia telah mengambil semua rasaku ikut bersamanya ke titian jalan seberang sana. Dan aku belum siap akan hal itu" kataku dalam hati
"Tan udah dong jangan nangis terus. "
"Cell. Lo mau janji sama gue? Nemenin gue walaupun Akbar pergi untuk selamanya?"
#hayoloo.. Gue sedih sih. Tapi gw harap feelnya dapet yah. Mungkin 2 part cerita ini akan habis. Makasih buat vommentnya. Denger lgu yg ada di mulmed yap. Habis itu bacaa deh.

KAMU SEDANG MEMBACA
almost
Novela JuvenilCinta tumbuh disaat cinta akan kehilangan cinta. Tak akan ada yg bisa mengelak akan hal itu, kebersamaan selama dua minggu itu bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Terima kasih pernah membahagiakan, terima kasih karena pernah ada walau tidak men...