Duapuluh Empat

482 23 1
                                    

Sore ini adalah sore yang kutunggu tunggu. Aku sudah siap dengan menggunakan baju berwarna kuning diatas lutut dan memakai sepatu cats. Tidak terlalu berlebihan namun nyaman dilihat. Sebenarnya pertemuan ku denan Marcell kali ini agak sedikit lebih canggung dari biasanya. Entah mengapa?

Aku sudah melihat Marcell yg berdiri didepan rumahku sambil membukakan pintu mobilnya untuk memberiku ruang masuk. Aku menatap matanya dan nengeluarkan senyum terindah yang sudah lama tidak kutunjukkan. Dia pun membalas senyumanku.

"Kita mau kemana emangnya?" tanyaku sebelum memasuki mobilnya

"Ikut aja entar juga lu suka"

"Emang ada tempat keren yang buka jam segini? Ini kan udah mau malem Cell" kataku

"Lo itu bawel banget elah. Ikut aja susah banget"

"Iyaaa iyaa. Gw cuma nanya doang keles"

"Masuk cepetan"

Dimobil

Hening.

Itu yang terjadi, keheningan. Tidak ada yang memulai percakapan sampai sejauh ini. Sampai akhirnya marcell yg memecahkan keheningan ini.

"Lo punya hubungan apa sama Akbar?"

"Hah? Dia sepupu gue marcell"

"Lo suka lagi sama dia? "

"Gatau, gue udah terlanjur kecewa sama dia."

"Oooo"Kita mampir ke masjid dulu yo tan, shalat magrhib abis itu gue ajak lo ke tempat yg gw maksud" katanya

"Hah? Iyaaaa."

Akhirnya aku dan Marcell menuju masjid untuk menunaikan shalaat maghrib. Stelah shalat maghrib aku kembali ke mobil namun kali ini berbeda dia menutup mataku dengan kain hitam.

"Kita udah sampe, ternyata kita sampe lebih malem dari yg gue kira tan" kata marcell yg sedang menuntunku

Aku merasa menginjak pasir yg empuk. Aku yakin ini dipantai namunnn pantai biasanya terkenal dengan deburan ombak, tapi ini sama sekali tidak terdengar suara itu. Hangat, aku merasa hangat disekitar kakiku

"Cell, lo bawa gue sejauh ini. Ini dimana??"

"Bentarr gue mintaa lo, buka mata dalam kehitungan ketiga"

"Satu, dua , tiga" aku membuka mata.

Pada saat aku membuka kedua mataku aku mendengar bunyi biola dan harpa, didepanku ada lilin berbentuk hati dan disana ada bunga mawar yg besar sekali, aku menatap marcell. Dia tersenyum. Dia mengambil bunga mawar itu,

"Ini sebagai permohonan maaf gue. Lo mau maafin gue?" kata Marfell yg sedang bertekuk dan memberi bunga mawar yg besar.

"Gue mau maafin lo" kataku sambil mengambil bunga mawar dan marcell berdiri. Aku menatapnya wajahnya mendekat. Sekarang hidungku dan hidungnya bersentuhan

"Gue sayang sama lo tan"

"Gu---e ju-gaa" kataku dan wajah marcell kini sangat dekat namun waktu tidak mendukung handphoneku berbunyi aku segera mengangkatnya

"Halo, kenapa mam?"

"Akbar tann!! Kamu harus cepet cepet ke rumah sakit bunda yaa cepet'"

"I-iya"

"Marcell lo harus nemenin gue pulang sekarang. Akbar dirumah sakit cell. Plis"kataku mengeluarkan air mata aku

almost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang