17.13 sore"Ini tempat apaan?" tanya marcell
"Pantai lah apalagi" kataku sambil duduk di salah satu kursi yang ada di pantai ini.
"Terus apa yg bagus dari tempat ini?" tanyanya dengan nada sarkastik.
"Lo bego bat anjir." ucapku pelan
"Eh gue nanya serius Tan"
"Emang di pantai apaan lagi yang mau lo liat kalau bukan sunset?" kataku kesal
"Kayaknya Kelvin salah nyuruh gue ketemu sama lo. Kalau ginian doang view yang gue dapet mana bisa gue masuk eskul photography" ujar Marcell
"Bawel lo ya" ucapku mulai kesal
"Taruhan aja deh" ajaknya sambil mempersiapkan peralatan kameranya.
"Gak ah, apaan sih taruhan taruhan" kataku dengan menggelengkan kepalaku
"Kalau seandainya ini tempat gak ada apa apanya lo harus jadi model gue, nemenin gue untuk cari objek, entah di pelosok mana selama 2 minggu" katanya
"Dih? Okedeh, tapi kalau seandainya ini tempat keren lo traktir gue selama 2 minggu. Gimana?" ucapku sedikit tertantang.
"Hahahah, siapa takut" ucapnya yang menandakan bahwa ia setuju.
19.00 Malam
"Akhirnya gue bisa dapet model gratis sekalian nemenin gue keliling Jakarta" katanya sambil meliat hasil gambar yg dia ambil dari pantai tadi.
"Ah elah, iya dah iya. Tapi gue bingung loh kenapa bisa pantai tadi gak sekeren biasanya. Padahal biasanya keren" ucapku lesu
"Alah, emang dari awal tempatnya itu biasa aja, cuman lo nya aja yg ngerasa tempatnya keren. Makanya gue yakin banget sama taruhan kita tadi."
"Iya ah elah, sekarang gue mau pulang dulu yah. Takut kemaleman nanti" ucapku sambil mengeluarkan handphone dalam saku kemeja sekolahku.
"Mau dianter?" tanyanya sambil menatapku
"Ya enggaklah. Masa gue dianterin pulang sama orang yg baru gue kenal. " kataku sambil mengambil iphone ku.
"Yakin? Udah malem loh, yaudah gue duluan yah."
"Iya" kataku. Dan setelah itu Marcell benar benar pergi meninggalkan aku disekitar pantai tadi.
"Anjir batery gue abis lagi. Aaaa, gimana gue pulang nih? Malah udah malem. Bego, kenapa tadi gak gue terima aja tawaran dari Marcell, sok sokan jual mahal pake acara gamau dianter pulang. Liat kan sekarang lo balik sama siapa coba kalau kaya gini? Lagian dari mukanya, tuh cowo baik baik aja kok. Guenya aja yang jadi cewe curigaan banget" kataku sambil merutuki kebodohanku sendiri.
Aku bingung memikirkan bagaimana caranya pulang kerumah sedangkan Marcell sudah tidak ada di sekitar tempat ini. Akhirnya dengan rasa takut yang menyelimutiku, aku memutuskan untuk berjalan kaki sampai mendapatkan kendaraan umum.
"Kan gue udah suruh lo buat pulang bareng sama gue" kata marcell yang tiba tiba menghampiriku dengan membawa motor besarnya.
"Lah? Kok lo bisa ada disini? Bukanya tadi lo duluan?" tanyaku bingung atas keberadaanya kini.
"Gak mungkin lah gue ninggalin cewe sendirian pulang malem entar dikira gue apaan lagi. Kan gue yg anterin lo kesini otomatis gue juga yg nganterin lo pulang"
"Syukur deh kalau lo masih sadar sama tugas lo sebagai seorang cowo" kataku dan segera menaiki motor marcell.
"Pegangan tar jatoh" ucapnya sambil memasang helm full facenya.
"Ga makasih" balasku
"Yakin, entar kalo lo kenapa napa jangan salahin gue ya" ucapnya
"Sori ya mas, saya udah biasa menghadapi aksi modus kaya gini" kataku dengan nada sedikit tertawa.
Bremmmm!
Marcell menggas motornya dengan sangat kencang dan aku refleks segera memeluknya. Selama diperjalanan aku hanyar terdiam dengan posisi masih menggenggam jaket yang Marcell kenakan, angin malam ditengah kota yang besar ini langsung menerpa wajahku dan itu sangat membuatku mengantuk sehingga aku sudah tidak bisa menahan rasa ingin tidur namun kondisi yang tidak memungkinkan karena aku masih berada diatas motor besar milik Marcell menjadi salah satu alasan untuk terus membuka mata namun...
20 Menit kemudian
"Oy Tan! Udah nyampe nih"
"hah?" aku mendengar suara marcell dengan samar samar. Aku tak sadar kalau aku tertidur dalam pelukan marcell pada saat perjalanan pulang tadi.
"Sorry yah gue ngantuk banget nih " kataku lemas
"Hahah, yaudah. Masuk gih udah malem gak bagus cewe kena angin malem"
" iyaa.." kataku dan segera masuk kedalam rumah
"Oh iya besok bangun pagi yah soalnya gue mau ngajakin lo ke suatu tempat" teriaknya, aku mendengar ucapanya karena aku masih sedang mengunci pagar.
"Mau kemana si pagi pagi, gausah so ide deh lo gue gabiasa bangun pagi" ucapku dengan nada merengek karena sudah lelah di jam seperti ini.
"Lo inget kan lo kalah taruhan? Masa iya sih mau lari dari tanggung jawab?"
"IYAA TERSERAH LO" ucapku dan langsung meninggalkanya masuk kedalam rumah, sesampainya di rumah aku langsung membersihkan tubuhku kemudian langsung membuka handphone ku dan ternyata sudah banyak notifikasi yang masuk di social media ku khusunya pada aplikasi LINE, namun ada satu yang menarik perhatianku.
Marcell: Udah tidur?
Me: Ngapain chat gue malem malem
Marcell: Kenapa gaboleh? Gue kan nanya, lo udah tidur?
Me: kalau gue sekarang masih bisa bales chat lo, apa gue harus jawab juga gue udah tidur apa belum?
Marcell: Santai aja bosque, gua cuman mau ngasih tau jangan tidur malem malem nanti besok gabisa bangun pagi
Me: bodo amat ya gua mau begadang biar ga pergi sama lo besok
Marcell: tidak ada alasan untuk menolak princess.
aku segera mematikan handphoneku dan tidur.
"Semoga besok gue baik baik aja"
•
a.n : gue butuh kritik dan saran dari kalian banget, karena itu sangat membantu proses revisi cerita ini supaya jadi lebih baik lagi. Vomment kalian sangat saya butuhkan, biar gue tau kalau kalian suka sama cerita ini hehehe
![](https://img.wattpad.com/cover/35201454-288-k31805.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
almost
Teen FictionCinta tumbuh disaat cinta akan kehilangan cinta. Tak akan ada yg bisa mengelak akan hal itu, kebersamaan selama dua minggu itu bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Terima kasih pernah membahagiakan, terima kasih karena pernah ada walau tidak men...