Tujuhbelas

459 33 0
                                    

                             18.30 sore

Hampir 4 jam aku bersamanya disini. Ini adalah piknik terbahagia sepanjang masa. Aku sudah berselfie ria,foto dengan Marcell. Profil picture di semua sosmed milikku dan milik marcell kini berisi wajahku dan wajaahnya dengan berbagai macam. Tidak ada kesedihan saat ini, yang ada hanyalah canda dan tawa. Aku melihat ada gitar diujung sana dan aku mengambilnya. Marcell hanya tertawa melihat iphonenya yg mungkin penuh dengan fotoku denganya.

Aku datang membawa gitar berwarna coklat dan mulai memainkan musik.

Tlah dipertemukanku disini
Denganya sang pujaan hati
Ditengah dinginya angin malam
Yang terasa beratkan nafasku
Yang terasa tak ingin kulepas lagi

Denganmu kuakui semua itu indah
Tiada tertandingi lagi
Denganmu.. Ku rasakan indahnya dunia
Selamanyaa denganmu..

Dengan senyuman khas Marcell bertepuk tangan.

"Suara lo keren abiss tan, kok gue gatau yah kalau sahabat gue yg paling cantik ini punya suara keren abis" katanya

"Bisa aja lo. Tapi gue gatau nih sahabat gue yg paling ganteng suaranya keren apa enggak." kataku licik

Diapun mengambil gitar ditanganku dan mulai memainkanya sambil bernyanyi.

Dia hanya dia diduniaku..
Dia hanya dia dimataku..
Dunia terasa telah menghilang..
Tanpa ada dia dihidupku..

Sungguh sebuah tanya yg terindah..
Bagaimana dia merenggut sangcarkuu..
Takperlu ku bermimpi yang indah..
Karena ada dia dihidupku..

Kuingin dia yang sempurnaa..
Untuk diriku yang biasa..
Kuingin hatinya..
Kuingin cintanya..
Kuingin semua yg ada pada dirinya..

Kuhanya manusia biasa..
Tuhan bantuku tuk berubah..
Tuk miliki dia tuk bahagiakanya..
Tuk menjadi seorang yg sempurna..
Untuk Diaaa..

Suara yang merdu , alunan gitar yang indah, dan ombak pantai yg bergemuruh membuat jantungku berdetak semakin cepat. Ketika dia mengakhiri lagu, senyum yang khas keluar dari sudut bibirnya yang membuatku ingin mati sekarang juga.

"Keren kan suara gue" tanyanya

"Banget" kataku

'Shit! Keceplosan gue' kataku dalam hati yg berhasil membuat pipiku merah merona.

"Tan.." katanya

"Apa" kataku, sekarang aku dan Marcell menatap kearah yg sama kearah dimana matahari akan terbenam.

"Lo tau? Terakhir kali gue liat sunset itu di new york, bareng kimberly. Dan waktu gw putus sama dia. Gue berharap gue akan ngeliat sunset bareng orang yg bener bener bisa buat gue jatuh cinta. Dan gue gak nyangka aja ternyata tuhan denger doa gue, dan sekarang gue bisa ngeliat matahari terbenam bareng lo."

"Maksud lo? Gue gangerti" kataku polos

"Nanti juga lo ngerti"

"Oh. Berarti gue special dong"

"Iya"

                         19.00 malam

Matahari sudah meninggalkan rumahnya. Dan bulan yg sedang menyinari bumi saat ini. Dan aku masih ditempat ini bersama Marcell. Aku tidak ingin pulang saat ini. Aku masih ingin tetap disini.

"Cell, lo tau gak sih? Waktu gue kalah taruhan, gue pengen bunuh diri. Gara gara harus bareng sama lo selama 2 minggu. Awal gue ketemu sama lo, gue kesell banget sama lo. Lo itu ngerubah hidup gue 180° jadi lebih buruk. Telat bareng, dihukum bareng. Lo selalu bisa buat gue lupa sama segala hal. Lo selalu bisa buat gue keluar dari zona nyamanya gue. Lo selalu bisa buat gue lupa sama hobi gue. Lo selalu bisa buat gue lupa sama sahabat gue sendiri. Bahkan lo bisa buat gue ngelupain cinta yg selama 10 tahun gue pertahanin. Lo buat gue nyaman. Dan gue baru nyadar itu sekarang" kataku sama sekali tidak menatapnya

"Oh. Kadang kadang otak sama hati itu gak sejalan. Tapi otak sama hati itu akan menuju satu tempat yg sama. Entah gimana caranya. Dan kalau otak sama hati nyatu mereka akan ngebentuk yg namanya cinta. Sedangkan Cinta itu selalu bisa ngerubah yg buruk menjadi yang baik. Dan mungkin itu yg lo rasain sekarang" jelasnya

"Jujur, gue sama sekali masih gangerti sama ap yg gue rasain cell."

Kringg!!!!! Nada dering teleponku berbunyi.

"Halo mah?"

"Tania. Mama udah nyampe. Nih mama lagi lunch bareng sama mama dan papanya akbar. Btw kamu lagi apa sayang" tanya mama

"Aku sekarang lagi dipinggir pantai sama Marcell."

"Salam yah sama Marcell. Jangan pulang malem malem yah."

"Cepet pulang yah mah"

"Tan, akbar tambah cakep loh sekarang" bisik mama

"Apaan sih mah. Yaudah aku mau pulang dulu. Bye mama love you:* " kataku mengakhiri sambungan telepon

"Kenapa tan?" tanya Marcell

"Tau tuh mamah. Mereka lagi pada lunch dan mama ketemu sama akbar. Katanya akbar tambah cakep" kataku sambil menaruh iphoneku kedalam tas.

"Balik yok" ajak Marcell.

almost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang