Duapuluh Satu

519 28 5
                                    

Aku memasuki rumah dan menuju meja makan yg sudah diisi oleh tante indah, mama, papa dan om budi. Makanan yg begitu enak sudah dihidangkan diatas meja makan.

"Ini yg ditunggu tunggu datang juga." kata om budi

"Heehhe. Maaf yah telat pah,mah,om,tante soalnya abis jalan sama temen" kataku

"Sama Marcell? Kok gak diajak makan malem sama kita?" kata mama

'Astaga! Bego! Gue lupa pamit sama Marcell' kataku dalam hati.

"Bentar yah mah,pah" kataku panik dan berlari kepintu rumah dan mengecek apakah Marcell masih ada disana atau tidak? Ternyata Marcell sudah tidak ada lagi di didepan rumah. Aku segera kembali ke meja makan.

"Gimana? Marcell masih ada?" tanya Mama

"Gak ada mah. Bukan rezeki dia kali" ledekku dan disambut oleh tawa mama

"Tania sekarang udah gede banget. Cantik lagi. Pasti udah punya pacar yah?" tanya om budi

"Hah? Makasih om. " kataku. Aku tidak berani menjawab bahwa aku punya pacar atau tidak.

"Masih gebetan bud. Akhir akhir ini dia jalan terus sama Marcell.'' ledek Papa.

"Oh.. Hahaha. Wajar aja orang udah gadis cantik pula. " kata om budi

21.00 malam

Aku sudah mandi,berganti pakaian dan sekarang aku duduk di balkon kamar. Aku memaikan iphoneku. Membuka bbm dan mencht Marcell.

Me: Cepet amat sih cell pulangnya. Padahal tadi mau diajak makan malam sama mama.

10 menit..
20 menit..
*hanya dibaca oleh marcell*

'Marcell kenapa sih? Marah sama gue?' tanyaku dalam hati.

Dor!!!!!!!!!!!!

"Astaga? Gue kira ada tuyul dikamar gue." kataku yg sedang duduk disamping Akbar

"Lain kali kamar itu dikunci. Untung gue yg masuk. Coba kalo orang gak dikenal abis lo.'' katanya mengadap kearah bulan

"Iya gue lupa" kataku

"Tadi siapa?"

"Hah? Apanya?"

"Yg lo pegang didepan rumah tadi. Pacar lo?" tanyanya

"Hah? Bukan siapa siapa sih. Hahaha" kataku

"Masa. Orang tadi dia bawa lukisan. Gambarnya kalian berdua gitu."

"Udahlah."

'' Tan. Kenapa sih lo gapernah ngejenguk gue ? "

"Males. Gue udah kecewa banget sama lo. Lagian gue mau nagih janji lo."

"Berarti gue udah tepatin janji gue kan?"

"Iya."

"Besok jalan yo"

"Hah? Kemana?"

"Kemana kek. Yang penting jalan"

"Mmm gimana yah? Kayaknya ga---"

Kring!!!! Nada dering telfonku berbunyi

"Halo??" tanyaku

"Marcell. Kok diem sih? Marah sama gue yah?" tanyaku lagi

"Besok jalan yo. Bisa gak?"

"Hah? Gimana yah? Akbar udah ngajak gue jalan."

"Lo masih ada janji nemenin gue tan."

almost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang