Lima

756 46 0
                                    


05.32 pagi

Bundaran HI.

Mungkin terdengar konyol, namun kenyataanya hari ini bundaran HI adalah tempat yang akan aku kunjungi bersama Marcell. Kalian bisa membayangkan bagaimana aku akan menjadi pusat perhatian? Ya aku sudah bisa menjamin hal itu, coba bayangkan bundaran HI adalah tempat dimana pusat aktifitas lalu lintas berada dan aku akan menjadi pusat perhatian tentunya, oh tidak mungkin hari ini aku harus memutuskan urat maluku.

Seperti hari kemarin aku bangun lebih pagi daripada biasanya, karena hari ini Marcell memintaku untuk bersiap lebih awal agar ketika kita sampai di tempat objek foto yang akan didatangi tidak terlalu padat oleh kendaraan umum. Aku sudah mengenakan seragam sekolahku, kemeja sekolah putih dan rok abu abu diatas lutut, hari ini aku mengenakan long cardigan berwarna putih karena kebetulan tadi pagi aku mendengar bahwa di bulan ini kota Jakarta sedang musim hujan oleh sebab itu aku memakainya, hari ini aku tidak sempat menata rambutku jadi aku memutuskan untuk mengikatnya asal dan tidak lupa memberi sedikit sentuhan liptint korea di bibir ku agar terlihat lebih fresh.

"Pagi bi, mama sama papa kok belom bangun?" tanyaku

"Mungkin masih dikamar non, mereka udah tau kalau non hari ini berangkat pagi.'' jelas bibi

"Bibi kalau aku sarapan kira kira sempet gak bi?"

"Sempet lah non, lagian ngapain buru buru?"

"Masalahnya temen aku entar jemput"

"Suruh aja tungguin non, masa non gak sarapan gara gara dia doang"

''Gak deh bi, temen aku bawel kalau aku telat nanti kuping aku sakit lagi'' ucapku

''Jadi non gak sarapan nih?'' tanya bibi memastikan

"Gak deh bi aku makan disekolah aja" kataku, kemudian berjalan menuju taman rumahku untuk menunggu kedatangan Marcell, berhubung Marcell belum datang aku menyempatkan untuk membuka social media ku, dan mengabari kedua sahabatku

LINE

Me: yas,entar pulang sekolah kerumah gue yah, sama enzy juga gaada alasan buat gak dateng

Ya, aku mengajak kedua sahabatku untuk kerumah karena ada hal yang ingin kubicarakan yaitu mengenai taruhanku dengan Marcell, aku tidak ingin berbohong terlalu lama apalagi kepada sahabatku sendiri lagipula aku merasa taruhan ini tidak perlu dirahasiakan.

"Tan cepetan entar rame" katanya

"Iya sabar napa." kataku sambil mengunci pagar

"Lo tau ini jam berapa?" tanyanya

"5 lewat 38 " kataku polos

"Kita telat"

"Lah terus salah gue? Gue udah siap dari tadi bray, gue udah lumutan nungguin lu didepan lunya malah telat, jadi lo lah yang salah" jelasku yang tak mau kalah. Kemudian aku segera memakai helm dan menaiki motor besar milik Marcell.

06.00 pagi

"Cell, gue gayakin gue harus pose disini" ucapku ragu, bagaimana aku tidak ragu, Marcell memintaku untuk berpose ditengah bundaran HI dan aku percaya pasti aku akan menjadi pusat perhatian dari banyaknya kendaraan umum yang berlalu lalang.

"Yakinin kalo lo gak yakin" ucapnya singkat, jelas aku emosi dipagi hari ini dengan keadaan yang sebentar lagi aku akan menanggung malu yang luar biasa karena permintaan tidak jelasnya itu, dan dia hanya menjawab sesingkat itu?

"Marcell ini mendung entar pas gue pose terus gue kesamber petir gimana? Lo tanggung jawab yah! Kalau gue disangka orang gila gimana? Kalau tiba tiba bokap sama nyokap gue lewat sini terus ngeliat anak semata wayangnya gak sekolah dan malah ngacir kesini? Nanti kalau ada anak sekolahan ngeliat gue sama lo disini pagi pagi buta gini gimana cell??" kataku panjang lebar

almost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang