06.00 pagi
Hari kedelapan bersama Marcell, dan aku tidak pernah menyangka bahwa aku sudah mempunyai rasa yg lebih dari seorang sahabat. Rasanya begitu cepat.
Hari ini Marcell tidak menyuruhku bangun sepagi biasanya mungkin hari ini aku tidak ingin pergi kemana mana.Kring!!! Kring!! Nada dering handphoneku
"Halooo?? Apaan sih ? " kataku
"Tadi kelvin kasih tau gue kalau selama 1 minggu kita libur. Soalnya kakak kelas pada Try-Out''
"Bagus deh,"
"Entar breakfast bareng yah."
"Jam berapa?"
"Sekitar jam 8 gue jemput lo. Oke bye"
Aku menaruh iphoneku disembarang tempat dan melanjutkan tidur ku.
Namun ketika aku ingin terlelap tiba tiba nada dering teleponku berbunyi lagi.'Nih anak doyan banget sih nelfon gue.' kataku dalam hati sambil mencari letak iphoneku dan mengangkatnya
"Halo apaan lagi sih cell? Iya gue siap siap sebelum jam 8 bhay" kataku
"Ciee mau jalan bareng sama marcell yah?" tanya mama.
"Hah? Ini mama? Sorry mah Tania baru bangun" kataku malu
"Gak sekolah? Mama kira kamu udah disekolah, kan biasanya pagi pagi banget udah kesekolah"
"Libur mah, kakak kelas 12 pada Try-Out"
"Oh iya. Jangan telat makan yah sayang . jangan nakal juga sama bibi, jangan ngerepotin bibi, kasian bibi udah tua jangan banyak nyuruh nyuruh entar kualat loh. Kalau mau pergi sama Marcell kasih tau bibi, biar bibi gak ribet nyarinya. Usahain kalau nongkrong dirumah aja biar rame. Biar bibi gak sendirian dirumah" kata mama panjang lebar
"Iya mamah cantik. Btw kapan pulang? Jangan lama lama mah" kataku manja
"Mama pulang besok mama kangen banget sana kamu''
"Bawa oleh oleh yah mam jangan lupa"
"Iyaa kamu pasti bahagia kalau tau oleh oleh yg mama kasih"
"Foto dong mam kirim ke line"
"Gausah, nanti gak surprise."
"Ah mama gak rame"
"Yaudah, udah dulu yah mama sama papa mau kerumah sakit."
"Bye mamahhh" kataku. Dan.terputus.
Akhirnya bentar lagi Mama sama Papa pulang. Yuhuuuuu
Aku melanjutkan tidurku dengan sangat nyenyak..--------------------- 08.18 pagi -----------------------
'Tan bangunnn. Nih anak ngaret banget sih. Woyy bangun.. Yaelah gabangun bangun.. Udah hampir jam 9 kagak bangun bisa mati kelaperan gue. Taniaaa yuhuuh spadaa' teriak seseorang entah siapa.
Aku mendengar jelas suara lelaki itu. Tapi siapa dia? Dirumah ini hanya ada aku dan bibi tidak ada seseorang laki laki.
'Siapa nih? Hantu? Amasa sih? Masa iya mama melihara tuyul tua' kataku dalam hati . Aku tidak berani menengok kearah belakang. Namun dengan setumpuk keberanian aku berbalik dan memukul mukul orang yg ada didepanku.
"Hantu!!!!!!!!!!... Tuyulll!!!!! Kolor ijo!!!!!!! siapapun elo pergi gak !!!!!!!!gue gamau liat muka lo. Pergi gak!!!!!!!!!!!!! entar gue panggilin superhero gue yg keche anjas badhay mendunia. Pergi gak lo Kuntilbapak!!!!!!! Oke ngajakin ribut yah gue panggil superhero gue yg keche itu Marcel!!!!!!!!!!!! '' kataku sangat panik, aku memukulnya dengan keras dan sekarang makhluk asing itu ada dikasurku aku memukulnya tanpa sedikitpun melihat kearahnya. Mungkin wajahnya warna hijau busuk dan basah. Aku sama sekali tidak ingin melihatnya.
Bruk!!!!!!!!!!!!!
Aku terjatuh diatas tubuh makhluk asing itu. Lebih tepatnya aku jatuh diatas tubuh Marcell dikasurku yg besar ini. Jarak wajahku hanya 5cm dari wajah marcell. Aku mulai memandang setiap sisi wajahnya. Dia sangat tampan tak heran semua wanita disekolahku menyukainya. Aku termasuk wanita beruntung bisa dekat dan bersamanya.
10 menit aku bertatapan dengan posisi yg agak sedikit kaku. Dan jantungku sekarang sudah ada dipermukaan kulit dan siap loncat keluar. Pipiku merah merona. Entah Marcell menyadari bahwa aku sedang blushing! Atau tidak. Tapi aku masih terpaku, aku selalu saja beku tiap kali dekat denganya."Mana tuyulnya non man----" kata bibi terhenti. Dan berhasil membuat aku menjauh dari tubuh Marcell.
"Lo ngapain sih kekamar gue?" tanyaku masih dalam keadaan Blushing!!
"Ya itu--- anu----- mau bangunin lo-- iya mau bangunin lo" katany terbata bata
"Kan masih pagi cell. Kita janjianya kan jam 8. Bilang aja lo pengen ngeliatin gue kan? Hayoo ngaku.." kataku namun ia langsung menaruh kedua tanganya di dada. Dan mengeluarkan senyum licik , matanya kearah jam diatas TV kamar yg berukuran 56 inc itu.
"Heheheheh. Gue kira masih jam 6. Kalau gitu gue mandi dulu. Mendingan lo turun dehhh" kataku
------------------------ 09.00 pagi --------------------------
Aku sudah siap dengan bajuku. Dress hitam diatas lutut. Namun aku memakai jaket bermotif zebra cross.
Marcell dengan gayanya yg simple. Baju lengan panjang dan celana jeans panjang. Cukup membuatnya makin tampan hari ini.
Lagi lagi dan lagi terjadi keheningan di mobil saat ini.-----------------------09.30 pagi-----------------------
"Tan . turun udah nyampe, elah tidur mulu ni anak"
"Iyaa gue bangun jelek" kataku lemas
"Gw gak jelek lagi. Kan gue superhero keche anjas" katanya keluar mobil
'Ngefek nih anak. Mati gue' kataku yg menyusul Marcell keluar mobil.
Aku sudah sampai di sebuah rumah makan mewah. Duduk dikursi nomor 5, aku mengambil iphone dan menyalakanya sambil menunggu notification penuh aku melihat menu makanan.
"Disini menu sarapan pagi yg enak apa yah mba?" tanya Marcell
"Maaf pak menu sarapan yg biasa sudah habis. Ini bukan jam makan pagi. "
"Yaudah saya pesen bubur aja deh mba terus minumnya teh hangat aja'' kataku sambil memainkan iphoneku
"Pacarnya pesan apa?" tanya mba mba sambil mencatat
"Saya pesan sama kaya pacar saya aja deh"
"Baik ditunggu yah"Aku memainkan iphoneku. Dan begitu juga Marcell. Untuk kesekian kalinya sangat canggung disini. Tak lama kemudian iphoneku berbunyi.
"Halo, kenapa yas?"
"Lo dimana Tan? Jalan yuk. Ini gue nginep dirumah enzy. Kita udah laama gak jalan. Kangen nih"
"Hah? Gimana yah , gue udah ada janji sama Marcell Hari ini"
"Yahh. Gapp deh. Yaudah selamat kencan tania sayangg" katanya dan aku mematikan sambungan telepon
"Kenapa yasmine?" tanya marcell
"Pengen ngajak jalan."
"Oh."
Tak lama kemudian pesanan sudah datang dan aku pun memakanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
almost
Teen FictionCinta tumbuh disaat cinta akan kehilangan cinta. Tak akan ada yg bisa mengelak akan hal itu, kebersamaan selama dua minggu itu bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Terima kasih pernah membahagiakan, terima kasih karena pernah ada walau tidak men...