Prolog

3.2K 258 43
                                    

    Sorak-sorai keramaian taman bermain menjadi destinasi pertama yang anak-anak kunjungi di akhir pekan.

Seperti sekarang semua anak terlihat asik bermain dengan teman-temannya masing-masing.

"Ah menyenangkan sekali bermain bersama teman-teman.." tuturnya bermonolog sendiri di atas ayunan yang terlihat mengayun pelan oleh kaki-kaki mungilnya.

Ia hanya tersenyum kecut di sana, melihat pemandangan orang tua yang mulai berdatangan menjemput anaknya yang sedang bermain.

"Sayang.. Ayo pulang.."

"Sudah petang, ayo pulang.. Nanti keburu malam.."

"Iyaa buu.."

"Aku datang maa.."

Sahut-sahutan antara anak dan orang tua terdengar. Lagi-lagi anak itu hanya terdiam memandangi orang-orang yang berlalu lalang.

"Hey? Apa dia anak itu?"

"Ah iya, rumornya anak itu membunuh ibunya sendiri.."

"Apa tak ada yang mengasuhnya sama sekali?"

"Ya, mana mau orang mengurus anak gila sepertinya, penampilannya membuatku mual hanya dengan melihatnya.. Sudah ayo pergi, biarkan saja dia.."

Desas-desus para orang tua yang melewatinya terdengar jelas oleh gadis yang duduk di ayunan itu.

Gadis itu menunduk, air matanya menetes ke jenjang kakinya yang terlihat banyak bekas lebam di sana.

"Hiks.. Aku.. Aku tidak membunuh ibu" tangisnya.

Taman itu sepi, semua anak sudah dibawa pulang oleh orang tuanya masing-masing.

Suara tangisan terdengar keras, tak ada seorangpun di taman itu, membuat gadis itu lebih leluasa meluapkan tangisan yang selalu ia tahan sedari dulu.

"Meong.. Meong.." suara kucing disertai elusan lembut dikakinya, membuat gadis itu menegang karena terkejut.

"Hiks.. Jangan mendekat.. Aku memang tidak seharusnya hidup.."

"Meongg.. Meongg.." Kucing itu berguling-guling sambil menduselkan wajahnya ke arah kaki gadis kecil itu.

Gadis itu menghapus air matanya kasar, ia turun dari ayunan, mulai penasaran dengan kucing yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Kucing milik siapa ini? Kamu terlihat cantik.. Pasti pemiliknya masih sekitar sini.." saat hendak memangku kucing tersebut..

"FREYA!!" Suara bariton dengan nada membentak terdengar keras di sana.

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!! APA YANG KAMU LAKUKAN DI TAMAN SEPERTI INI! PULANG! KAU HARUSNYA MENCARI MAKAN UNTUK KITA MALAM INI!!"

"I-iyaa Ayahh.. Freya datang.." sahutnya. Pakaiannya lusuh, rambutnya berantakan, ia terlihat seperti anak tak terawat.

Freya menatap sendu ke arah kucing yang terus melihat kepergiannya.

"Awhh.. Sakit Yahh.." ringisnya saat Ayahnya mencengkram erat tangan Freya.

"DIAM KAMU!! Bukannya ngemis buat makan! Kamu malah bermalas-malasan di taman!! Malam ini tidak ada jatah makan untukmu Freya!!"

"Tapi Ayahh..

"Tidak ada tapi-tapiann!!" Bentaknya. Freya menunduk, tangannya sakit, perutnya juga sudah berbunyi dari tadi siang.

Saat sampai di rumahh..

Tangan Freya dihempaskan di depan rumahnya.

"Malam ini juga, kamu tidur di teras! Biasanya juga kalo kamu tidur di teras, rumah sebelah bakal prihatin dan ngasih kamu makan, kamu mau makanan kan?!"

Cat LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang