Ruangan bernuansa monochrome menjadi pemandangan pertama bagi orang yang baru saja memasuki ruangan. Ia menghela nafas berkali-kali sebelum benar-benar memasukinya.
"Selamat pagi Adikku tersayang" sahutnya.
"Pagi Zee.. Hahaha gua geli sekarang kamu terus bersikap lembut padaku" ucapnya dengan tubuh yang terlihat sedikit menyamping di brankarnya.
"Ya gak papa dong, jarang-jarang kan" elaknya.
"Ya justru karena itu.. Biasa aja Zee.. Aku tahu kamu terus menyalahkan diri sendiri kan?"
Zee terdiam, ia menunduk sekarang, "maafin gua ya.. Gua gak becus jadi pemimpin rencana kemaren, gua juga gak becus jagain kamu sebagai kakak kamu Del, maaf" lirihnya.
Adel pun mengisyaratkan tangannya agar Zee mendekat ke arahnya, dan duduk dikursi di sampingnya yang telah disediakan rumah sakit.
Zee menurut, ia pun mulai mendudukkan diri di samping Adel.
"Bukan salah lo kak.. Ibarat kalo orang kecelakaan, kita gak akan pernah tahu, ini murni kecelakaan jadi stop nyalahin diri lo sendiri" lembut Adel."Tapi Del.. Kamu gini gara-gara rencana yang ku buat.." tanpa sadar Zee meneteskan air mata saat mengucapkan hal tersebut.
Adel mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang membasahi pipi Zee itu. "Udah gua bilang kak.. Gua gak pernah beranggapan begitu, jadi stop nyalahin diri sendiri" sesekali Adel mengusap pipi Zee untuk menenangkannya.
Kemudian ia merentangkan kedua tangannya, seolah meminta Zee untuk memeluknya. Zee pun mendekat, menyandarkan kepalanya ke dada Adel. Tentu ia membiarkannya untuk kali ini. Walaupun terkadang mereka tidak akur sama sekali, namun untuk saat ini mereka berusaha bersikap layaknya kakak adik sesungguhnya. Lama dalam keadaan seperti itu..
Cklekk
Pintu kembali terbuka menampakkan Ashel dan Marsha yang baru saja datang. Tentu tanpa sepengetahuan keduanya, karena mereka masih dalam posisi saling memeluk.
"Nah gitu dong akur, kan adem liatnya" Ucap Ashel yang tentu saja mengejutkan Zee dan Adel. Mereka pun melepaskan pelukannya karena terkejut.
"Yah Cel.. Kayaknya kamu ngerusak moment" keluh Marsha.
"Hahah kenapa kaget gitu? Kami seneng kok liat kalian akur, iya kan Sha?" Tentu Marsha mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun berjalan menuju sofa yang telah disediakan juga untuk pengunjung yang berkunjung.
"Oh iya.. Kita bawa makanan nih, ayo makan dulu" ajak Ashel sambil meletakan beberapa snack dan beberapa makanan di meja.
"Sayang? Kamu bawa pesenan aku kan?" Tanya Adel pada Ashel.
"Hah? Emang kamu pesen apa? Nggak ya, kamu belum dibolehin beli makanan dari luar, udah kamu makan aja yang dikasih rumah sakit" ucap Ashel, tentu Zee dan Marsha yang mendengarnya hanya menahan senyum, pasalnya kata Dokter Adel boleh bebas memakan makanan di luar, namun Ashel yang terlalu khawatir, ia pun seringkali melarangnya karena menganggap makanan luar itu, takut tidak higienis.
"Tapi kan Cel..
"Hahaha aku bercanda sayang, kamu pesen bubur Bu Reni kan, ini aku beliin kok.. Zee makan dulu, Marsha udah beliin soto Pakde Tomi tuh" beritahunya.
"Sayang? Serius?" Tanya Zee.
Marsha mengangguk sebagai jawaban. "Yeay setelah sekian lama.. Gak makan soto Pakde" senangnya, ia pun berjalan menghampiri Marsha yang sedang menyiapkan makanan untuk keduanya.Ashel pun mendudukkan diri dikursi samping Adel, "aaa pelan-pelan saja" Adel dengan senang hati menerima suapan yang disodorkan Ashel padanya.
Ruangan itu cukup ramai, sesekali mereka melemparkan candaan kemudian tertawa bersama, diselingi acara makan bersama kelihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Lovers
Fantasy"Sebenarnya makhluk macam apa kamu?!" _Fre "Menurutmu aku apa?" _Flr Simak saja💐