19

717 124 15
                                    

Hari-hari terasa sangat cepat berlalu, sampai detik ini pertempuran antara anak yang berkedok mematahkan kutukan pun tak kunjung menampakkan hasil.

Florein sudah terlihat babak belur karena terus bertarung setiap harinya. Entah sejak kapan dirinya mulai menguatkan tekad untuk segera menyelesaikan duel mereka.

Perbedaan kekuatan pun menjadi penghalang, namun Florein yang begitu gigih setiap harinya, tak ingin ada kata menyerah kali ini.

"Hahh.. Hahh.. Sial! Aku harus menang!! Walau hanya sekali!! Agar dia melepaskan kami" geramnya dengan tubuh dan wajah yang terlihat berlumuran darah.

Ia pun kembali berlari, menyusuri tubuh Oliver yang besar, melompat di atas tangannya saat sabit melayang tepat ke arah Florein, dengan gerakan yang amat gesit ia berlari memberikan tendangan terbaiknya ke arah pipi kiri Oliver dann..

BUGHHHH

Namun ayunan tangan Oliver masih mengincar Florein, Florein kembali melompat ke sisi tangan yang melayang ke arahnya. Melakukan lompatan lagi, memberikan jab tepat di dahi Oliver, dann..

BRUGHHH

Oliver terjatuh, getaran hebat terjadi, sebenarnya jika di hitung, sebanyak 650 Florein berhasil membuat dirinya kewalahan, namun sebisa mungkin Oliver menutupi perasaan tersebut. Agar Florein berpikir bahwa dirinya tidak akan mengalah padanya.

Oliver yang sudah menahan beban perasaan itu pun mulai benar-benar kewalahan sekarang, ia tak dapat menahan rasa sakit yang sudah ia pendam itu.

"Aghhh.. Uhukk.." batuk darah ke luar dari mulutnya, Florein menatap tajam ke arah Oliver yang terbaring, dirinya menapakkan kakinya di dada Oliver.

"Sudah menyerah? Berhenti so kuat, pada akhirnya, kamu cuma pria tua yang ringkih!!"

"Arghh.. Dasar anak nakal, jadi kau mau apa sekarang?" Tanya Oliver ia mulai bangun, tentu Florein waspada takut-takut Oliver menyerangnya, namun perkiraanya salah, Oliver hanya terlihat mendudukkan diri sambil memegangi perutnya, dan mengusap darah yang ada di area mulutnya.

"Kau tak akan menyerangku lagi?" Tanya Florein.

"Sudah cukup, kau benar.. Nyatanya, aku hanya pria tua yang sudah tak tahan lagi menahan rasa sakitnya"

"Apa maksudmu?"

"Kamu sudah semakin kuat ya.. Anakku.." lembutnya.

Deg

"Maafkan Ayah nak, Ayah sudah menjadi penghalang bagimu, bukankah Ayah terlihat sangat tidak becus mengurus kalian berdua tanpa ibu kalian? Maafkan Ayah" lirihnya.

"Alasan Ayah melarangmu mencintai manusia adalah karena Ibumu yang telah dibunuh oleh kaum manusia, aku sangat membenci mereka karena itu, aku.. Aku hanya tak ingin kehilangan anggota keluargaku lagi, walaupun kau anakku satu-satunya, dan Jesslyn hanya anak angkatku, tapi aku merasa tak ada status seperti itu di antara kita, Ayah sangat menyayangi kalian, dan ingin menjaga apa yang ku miliki sekarang.. Aku tak ingin merasakan kehilangan lagi" jelasnya sambil sedikit menitikan air mata. Florein benar-benar tertegun sekarang.

Sosok Ayahnya yang gagah, perkasa, memperlihatkan sisi lain dari dirinya. Nyatanya bukan dirinya lah yang hancur karena kematian sang Ibu, melainkan Ayahnya lah yang paling hancur di antara mereka.

Hal terduga itu, baru Florein sadari sekarang, bagaimana Ayahnya  bersikap tegas jika dirinya pergi menemui Freya di masa lampau.

"Maafkan Ayah.. Sudah menjadi Ayah yang buruk untuk kalian berdua.." lirihnya sambil menghapus air matanya.

Wajah sang Ayah yang tadinya terlihat seperti iblis kucing pun berubah, menjadi wujud sepertinya, wajah yang menawan dan bersinar membuat Florein terpaku sekarang.

Cat LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang