8

1.2K 150 11
                                    

Perlahan tubuh itu di baringkan di sofa yang ada di kamar, sebelum dibaringkan di kasur, karena pakaian yang basah, tentu akan membuat kasurnya basah juga, jadi ia memutuskan untuk membaringkannya di sofa terlebih dahulu, mengganti pakaiannya, kemudian baru dipindahkan ke kasur.

"Tunggu sebentar, ku pilihkan pakaian untukmu"

Freya berjalan menuju lemari untuk memilih-milih pakaiannya yang pas untuk Florein, tentu saja pakaian itu dipakaikan setelah ia mengobati luka tusuknya.

Setelah mendapatkan yang menurutnya pas, ia kembali menghampiri Florein tak lupa membawa kotak p3k di nakas kamarnya.

"Arghh" erangnya saat berusaha bergerak untuk menyandarkan tubuhnya ke pegangan sofa.

"Jangan banyak bergerak dulu Florein" peringatnya, mendudukan diri kemudian mulai membuka kotak-kotak obat yang sudah ia siapkan.

"M-maaf.." lirih Florein.

"Lupakan saja.. Khawatirkan saja dirimu" terdengar tegas, membuat Florein mau tak mau menurut sekarang.

Freya mulai menyentuh luka yang ada diperut Florein, Florein yang baru kali ini merasakan diobati oleh obat manusia pun tentu mengerang dengan keras.

"Aghh Fre.. Sakit" keluhnya.

"Maaf.. Tapi kau harus sakit dulu agar cepat sembuh"

"Kamu lupa? Tentang itu?"

"Apa?"

"1 luka..

"1 ciuman?" Potong Freya.

"Apa itu berpengaruh? Lukamu lumayan besar Florein"

"Kita tidak tahu, kalau tidak dicoba kan"

"Jangan bertanya balik, aku bahkan tidak terpikirkan cara 1 itu, baiklah ke marilah" Freya mendekatkan wajahnya dengan mata yang sudah ditutup duluan tentu saja, membuat Florein tersenyum karenanya.

Chupp

Florein membuka matanya, ia menatap ke arah lukanya di bawah, ia merasakan pergerakan lukanya yang mulai tertutup.

Keduanya menikmati sentuhan bibir masing-masing,  sampai..

Brughh

"Awhh.. Fre.."

"Eh? M-maaf, aku.. Aku kehabisan nafas"

"Lihat.. Obatnya bekerja.." senang Florein saat melihat luka tusuk dari belati sudah tertutup, namun masih membekas karena belati itu sendiri bukan sembarang belati.

"Kalau seharusnya sembuh.. Kenapa masih ada bekas Florein?" Tanya Freya.

"Karena belati yang kau cabut adalah dari dunia kucing, maaf.. Aku tidak menjemputmu, aku bertemu dengan kakakku..

"Kakakmu? Di mana? Maksudmu kakakmu juga manusia kucing?" Tanya Freya bertubi-tubi dengan nada senangnya.

"Jangan memotong pembicaraanku Freya!" Tegas Florein.

"Kakakku ingin membunuhku"

Deg

Freya yang awalnya tersenyum, melunturkan senyumannya saat mendengar penuturan Florein.

"K-kenapa?"

"Ada perseteruan di duniaku, dan tolong, kau jangan menjauh dariku, aku takut dia malah mengincarmu, karena..

"Karena?"

"Kau adalah kelemahanku Freyana" sahutnya.

Freya terdiam, tanpa sadar ia menarik kepala Florein memeluknya erat.

Cat LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang