24

667 100 7
                                    

Siapa sangka Alex kembali melakukan serangan dengan menendang perut Adel dari bawah dengan kakinya.

"Aghh!!" Membuat Adel terguling ke samping setelah menghadangkan tubuhnya untuk melindungi sang kakak.

"Alex sialan!!" Geramnya, saat hendak membalas serangan Alex.

"Yakin mau lanjut ribut? Gua udah buang puntung rokok gua di semak-semak kering yang udah gua siapin dengan kaki gua selama kita baku hantam tadi.. Good luck.. Bentar lagi.. Adik lo, dan Freya!! Akan mati!!" Sarkasnya.

"HAHAHAHA" suara tawa menggelegar, Zee yang mendengarnya mengeraskan rahangnya. Sedetik kemudian..

Bau minyak tanah terbakar mulai tercium, aromanya semakin menyengat. Dan benar saja rumah Freya mulai terbakar. Begitupun Adel yang mulai kepanasan karena api yang menjalar dari arah bangunan ke arahnya yang terbaring dekat dengan sudut rumah Freya.

"Aghhh kak.."

"ADEL!!"

"Selamat menikmati pertunjukannya 2 kakak adik ga guna!! Gua masih ada urusan lain.. Bye!!" Alex pun berlari ke arah sudut lain rumah Freya. Meninggalkan Zee dan Adel yang sedang panik sekarang.

"Kak.. Zee.."

"Buka baju lo dek!! Buruan!!" Zee dengan cepat membantu sang adik untuk melepas bajunya, namun karena tubuhnya masih basah dengan minyak membuat apinya mulai membakar punggung Adel.

"Aghhh.. Panass!!" Teriaknya, tubuhnya berguling-guling berharap apinya padam.

Zee yang sudah sangat panik ikut membantu memadamkan api yang ada di punggung Adel dengan jaketnya.

"Gua harus ngasih tau anak yang lain!!"

"Cek cek.. Markas!!"

"Iya kak Zee?"

Bukan Jessi yang menjawab, melainkan Marsha.

"Sayang.. Kamu di markas?" Tanya Zee.

"Iya kak.. Kenapa?"

"Ada Ashel?" Tanyaku.

"Ada kak.."

"Kasih HTnya ke Ashel, cepet!!"

"Iya kenapa Zoy? Ada mas..

"BURUAN TELPON AMBULANCE!! ADEL! ADEL KEBAKAR!!"

"Kebakar?"

"Buruan gak usah banyak tanya!!"

"Aghhh kak Zee.. Panass!!" Erang Adel tentu terdengar di HT.

"Sayang.. Oke gua telpon ambulance!!"

HT kembali disimpan, Zee kembali membantu Adel yang punggungnya sudah melepuh karena api yang menjalar ke arahnya beberapa saat yang lalu, Sekarang api yang ada dipunggungnya sudah mulai padam.

"Aghhh sakit kak.. Panas.." keluhnya.

"Sabar ya dek.. Bentar lagi ambulance datang, kakak gendong ya.." tawar Zee. Sebelum menggendongnya ia menutupi tubuh Adel yang tak tertutup pakaian itu menggunakan jaketnya yang masih bisa digunakan.

"Awshh.. Sakit kak.." lirihnya saat kain jaket mengenai lukanya.

"Ayo pelan-pelan dek, pegangan yang erat" peringat Zee. Adel mengangguk mengiyakan, wajahnya berantakan, punggungnya melepuh, sesekali tetesan darah menetes dari punggung yang terlihat mengenaskan itu, sakit, perih, semua ia rasakan sekarang. Membuatnya tak berhenti menangis karena rasa sakit yang dideritanya.

"Hiks.. Sakit kak.. Panas.. Perih.." keluhnya terus menerus.

"Sabar ya sayang.. Kita pergi dari sini" ajaknya.

Cat LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang