18

719 119 14
                                    

Ting

Ting

Ting

Spam pesan lainnya dari nomor tidak dikenal itu mulai bermunculan.

Freya kian hari kian frustasi karena semua pesannya berupa ancaman, entah itu terorr atau seseorang mengiriminya sebuah tangan buntung berlumur darah. Entah apa maksudnya, ia mulai was-was meskipun dirinya berada di rumahnya sendiri.

Seperti sekarang, kaca miliknya baru saja dipecahkan oleh batu kerikil yang cukup untuk bisa memecahkan kaca, membuat Freya ketakutan sendiri sekarang.

"Aku tak mengira semuanya akan seperti ini.. Florein.. Apa yang harus ku lakukan.. Aku takut" lirihnya.

Ia mulai membereskan remahan kaca yang ada di kamarnya, memasukkannya ke plastik kecil sebelum benar-benar dibuang.

Ting

Notifikasi kembali terdengar, Freya mengambil handphonenya..

Unknown

"Apa itu kurang membuatmu takut? Kau masih akan terus mengabaikanku? Aku tak akan segan-segan Freya! Katakan padaku, apa kau akan melakukan apa yang ku pinta?"
-seen

"Sebelumnya dia hanya memintaku untuk menerima ajakan kak Alex, apa yang melakukan ini semua..

Ting

Notifikasi kembali terdengar.

Unknown

"Perkiraanmu salah, ini sama sekali tak ada hubungannya dengan nama yang kau sebutkan.."
-seen

"Ck, dia seperti membaca pikiranku" gerutu Freya.

Freya hanya menghela nafas lelah, ia pun berangkat ke sekolah setelah selesai membersihkan remahan kaca di kamarnya.

15 menit kemudian..

Sekolah sudah terlihat ramai tentu saja, ia berjalan lesu ke arah koridor untuk memasuki kelasnya.

Sebelum memasuki kelas..

"FREYAA!!" Panggil seseorang membuat Freya menghentikan langkahnya.

Orang itu terlihat berlari kecil ke arah Freya.

"Fre.. Maafin aku ya soal kemarin.. Aku cuma lagi banyak masalah aja, maaf ya" lirihnya dengan wajah yang memohon itu.

Freya hanya menghela nafas sebelum ia menjawabnya. "Gak papa kak.. Kalo gitu aku masuk ya" pamitnya, Alex yang melihatnya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yess!! Freya gak sedingin waktu itu sama gua.. Itu artinya, masih ada peluang.. Ayo semangat Alex!!" Monolognya.

Freya yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, "Sepertinya memang benar, itu bukan ulahnya.."

Ting

Unknown

"Bagus, lanjutkan.. Aku akan berhenti mengganggumu mulai sekarang, dan tolong diingat, jangan pernah menolak permintaannya"
-seen

Yang tadinya Freya tersenyum tipis, senyuman itu meluntur seketika, ketika mengingat apa yang direncanakan Alex dan Glea padanya.

"Kamu pikir aku bodoh? Yang mengirim pesan pasti Glea, dan Alex hanya jadi perantara.. Baiklah.. Mari kita lihat, siapa yang lebih pintar di sini, dari awal saja kalian sudah ceroboh dengan membeberkan niat buruk kalian.. Akan kutunjukkan permainan yang seru itu seperti apa" batinnya memasukkan handphonenya ke sakunya.

"Pagi Freyanaa.." sapa Fiony.

"Pagi Ce.." sahutnya dengan nada lesu.

"Kenapa nih? Sepagi ini udah lesu aja, ada masalah kah di cafe?" Tanya Fiony, Freya menggeleng setelah dirinya mendudukan tubuhnya dikursi samping Fiony.

Cat LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang