16. Sekotak Ikan di Langit

366 51 32
                                    






~I still remember how we started talking~



Mengintip dan ditarik untuk dicium Doyoung? Rasa-rasanya Jaehyun tidak setuju dengan anggapan orang-orang yang mungkin saja nonton adegan di parkiran tersebut.

Iya dia mengintip. Ketika berpisah dengan Jungwoo di tempat rapat, pada akhirnya intuisinya dengan sendiri menemukan Doyoung di mana, yaitu di parkiran dan tengah dalam kondisi yang sejujurnya tidak Jaehyun sukai. Ekspresi Doyoung, adalah sama seperti ketika ia kali pertama berjumpa dengan anak itu di bawah payung halte depan kampus. Matanya sendu, air wajahnya apa lagi, Doyoung dan putus asa adalah hal yang saat itu ia dapati ya walaupun pada awalnya Doyoung ingkari.

Doyoung itu pelacur, kata orang-orang begitu. Namun apa yang Jaehyun dapati dari sorot wajah dan matanya tidak ditemuinya sisi pelacur itu. Jaehyun tidak kolot, perihal pelacuran, atau apapun itu sejenisnya tentu saja ia paham. Bahkan di kampus juga banyak, tapi entah mengapa Doyoung tidak nampak seperti sebagaimana pelacur itu seharusnya. Doyoung seperti tidak senang atau menikmati bagaimana ia mendapat uang dengan jasa yang ia berikan. Doyoung berbeda, sebab itu Jaehyun taruh rasa perhatian lebih.

Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, di samping tiang diantara deretan kendaraan yang terparkir. Dia tidak sedang sembunyi dan mengintip. Ia dengan jelas berada di sana, menyaksikan bagaimana Johnny menguliti Doyoung dengan hal yang tidak bisa Doyoung ingkari, dengan hal yang tidak hanya mempermalukan Doyoung, bahkan lebih, mengingat parkiran tidak se sepi itu, ada segelintir orang yang hilir mudik dan sudah pasti cemoohan tersebut terdengar dan bisa saja nanti menyebar luas dengan Doyoung yang lagi-lagi menjadi objek.

Matanya bersirobok dengan Doyoung yang mati-matian ingin terlihat pongah di depan Johnny, ia mengangguk seakan-akan ia bisa membantu Doyoung. Dan ketika anak Doyoung terima anggukan kecil Jaehyun, anak itu bergegas tarik lengannya dan cumbu Jaehyun begitu saja.

Banyak mata yang tiba-tiba saja ikut bergabung dan membidikkan lensa kamera pada Doyoung dan Jaehyun, dan ketika itu pula Jaehyun rengkuh pinggang Doyoung dan balas ciuman tersebut.

Rasanya... Emm, sejujurnya Jaehyun tidak tau jika perasaan menggebu-gebu ini timbul sebab banyak mata memandangnya atau hanya karena bibirnya dan Doyoung menyatu? Tapi, ia suka dengan perasaan yang membuncah dan dada yang riuh ketika ia mencium Doyoung. Ia bahkan sempat kehilangan akalnya untuk sesaat, ia kehilangan waktu sepersekian detik ketika ciuman itu terjadi, ia merasa waktu berhenti. Dramatis memang, tapi ya memang begitu yang ia rasakan.

"Udah..."

"Eeh...eh" Jaehyun kaget ketika Doyoung berikan dorongan kecil. Dan ketika itu pula ia baru tau jika parkiran sudah lebih tenang dan bahkan Johnny entah pergi kemana, ternyata dampak ciuman cukup besar "O... Okay" Katanya yang tiba-tiba saja menjadi gagap.

"Sorry" Kata Doyoung, anak itu melangkah mundur "Dan makasih" Ia mengendikkan bahu, nampak salah tingkah? Katakan saja demikian sebab sisi sok pongahnya tiba-tiba saja hilang dan diganti sisi malu dan kikuk begini.

"Nggak gratis" Jaehyun mencabikkan bibirnya. Ini ciuman pertamanya!

Sedang Doyoung yang dapat kalimat demikian tiba-tiba saja mendongak tatap Jaehyun, keningnya mengernyit "Hah?" Doyoung kaget, untuk pertamakalinya ia harus membayar orang? Bukan lagi di bayar?

"Ikut gue" Jaehyun coba tarik lengan Doyoung agar berdiri lebih dekat dengannya.

Doyoung menimang-nimang ajakan Jaehyun. Sebenarnya ia merasa takut dan bodoh di satu waktu yang sama. Tadi ia begitu gegabah dimakan emosi. Padahal bisa saja nanti malam atau kapan pun itu, Johnny pasti menemuinya dan akan menghajarnya tanpa belas kasih.

Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang