25. Sekotak Rasa Cinta

350 48 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
.



Ketika hari makan-makan di rumah Jaehyun terjadi. Ia ingat bagaimana detik jam selalu ia tatap dengan risau, pintu utama tak jua di ketuk, bahkan ketika suara kendaraan terdengar mendekat ia terburu-buru membuka pintu, namun tak ia temui sosok Doyoung di sana. Di mana Doyoung? Sedang bersenda gurau dengan ibunya kah sampai lupa waktu?


"Jeff?" Jaehyun menoleh setelah tutup pintu, ia sunggingkan senyuman ketika dapati bunda hampirinya.


"Sedang kangen-kangenan mungkin Lian sama keluarganya, lupa ngabarin juga" Kata bunda, beliau lalu rangkul pundak putra bungsunya lalu didorong untuk duduk dengannya di halaman belakang, melihat ayah yang sedang memperbaiki bangku kayu di belakang bersama Yuta dan Daniel.



"Iya bunda, semoga begitu. Tapi, aku kepikiran dan jadi nggak tenang ini" Keluh Jaehyun, ia belum tau pasti bagaimana hubungan Doyoung dengan ibunya, jadi ia sedikit khawatir.


"Kamu teh, beneran suka dengan si Lian?" Tanya bunda. Daniel itu sedikit tertutup perihal kehidupan pribadinya jadi ketika melihat si bungsu curhat begini sejujurnya bunda kikuk, belum berpengalaman.



"Iya bunda" Angguk Jaehyun, ia sudah tidak lagi bertanya-tanya tentang perasaannya pada Doyoung, jelas ini lebih dari sekedar kagum apalagi kasihan "Tapi Lian itu beda, susah sekali narik perhatiannya Lian. Susah sekali Lian ini ditebak semakin lama, padahal kukira dulu dia gampang ditebak" Jaehyun ingat dia bilang Doyoung itu seperti kertas contekan yang biar kecil mudah sekali dibaca.





Bunda terkekeh menanggapi, terasa lucu dan haru ketika buah hatinya sudah besar, sudah melewati masa-masa jatuh cinta begini "Kalau dengan Alsa, enggak suka?"


Jaehyun dan Jungwoo seperti bocah kembar sejak awal bertemu, suka memakai baju yang sama, pergi ke tempat yang sama, punya hobi yang sama pula. Ketika beranjak remaja keduanya juga tetap dekat, terlihat sekali seperti sejoli yang bersemu-semu dan wajar juga kalau orang mengira mereka saling suka, bunda dan ayah juga berfikir begitu dulu.


"Enggak bunda. Kan kita teman dari dulu aku juga anggap dia sama kayak aku ke Yuta"


"Tapi kelihatannya Alsa suka kamu ya? Tau kamu?"


"Tau bunda, Alsa bilang waktu itu" Jaehyun mengingat bagaimana ia melihat sisi lain dari Jungwoo, ia hampir meledak marah ketika anak itu menciumnya paksa kala itu "Tapi aku udah bilang dan jelasin ke Alsa"


"Kalau dengan Lian, kenapa bisa suka? Padahal waktunya dengan Alsa lebih banyak?"


"Lian?" Ada kurva senyum yang secara tiba-tiba muncul di bibir Jaehyun tanpa bisa ia kontrol "Lian itu seperti bunga bunda. Kalau bunda itu Lily maka Lian itu dendelion"


"Loh pucet dong? Masa kamu samain anak manis itu sama bunga yang waranya abu-abu begitu? Yang kalau kesenggol sedikit aja bisa hancur sih?"


"Memang Lian itu begitu bunda. Dia itu cantik bagi orang yang bisa tau di mana letak cantiknya, dia itu kayak bunga dendelion yang bisa tumbuh di antara rumput liar sama batu-batuan. Jadi aku mau-mau saja ngerawat bunga itu"


Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang