24. Sekotak Luka

266 38 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..
.



Jam di dinding berdetik nyaring, setiap perpindahan angkanya memekakkan seisi ruangan yang sunyi jadikan melodi sendu. Doyoung terduduk di bawah ranjang, semenjak kepergian Jaehyun tadi ia bangkit dan tatap Jaehyun dari balik jendela, ia menangis tersedu-sedu sebab ini kali pertamanya Jaehyun marah dan kali pertama pula ia menyadari bawa perasaan sedihnya ketika Jaehyun pergi.


Ia menyadari semalam akan perasaan aneh yang timbul sebab Jaehyun, dan ketika ia ditatap dengan berbeda begitu, ia baru menyadari bahwasanya perasaan aneh itu bernama cinta.



Si jalang ini jatuh cinta pada seorang laki-laki yang begitu sempurna. Dia tidak punya apa-apa, namun begitu pongah ingin merasa dicintai, ingin dihujani oleh cinta.




Tapi ia takut, bagaimana jika dengannya Jaehyun tidak temui kebahagiaan?

Tapi ia takut, ia punya apa memang untuk mengadaikan jutaan cinta yang Jaehyun punya? Sedang waktu pun ia tak punya.






Tapi ia takut, ia punya apa memang untuk mengadaikan jutaan cinta yang Jaehyun punya? Sedang waktu pun ia tak punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dylan!"

Tok...
Tok...
Tok...

Doyoung membuka matanya, pening mendera ketika ia mengedarkan pandangan.

Ugh..



Sebuah rasa mual tiba-tiba hadir, mengingat lebih dari dua puluh empat jam ia tidak makan ataupun minum, dengan pelan ia bangkit dari ranjang dan meraih kenop pintu, dan ketika di buka sosok Yuta berdiri di sana.



"Lan. Gue disuruh ngasih info, katanya harus nemuin Pak Prama, dosen wali Lo. Kemarin Pak Prama nyariin Lo di kampus, tapi Lo nggak dateng kelas kan" Jelas Yuta, "Lan..?" Ada paras ragu dari wajah Yuta, seperti ada yang ingin sosok itu sampaikan tapi ragu.



"Lo lagi berantem sama Jeff ya?" Tanyanya lagi, ia kemudian sodorkan nasi bungkus yang seharusnya jadi menu sarapannya pada Doyoung.



Doyoung tersenyum singkat menanggapi "Nggak usah Wan" Doyoung menolak nasi pemberian Yuta meskipun sejujurnya perutnya sudah meronta meminta di isi. Sebentar! Yuta bilang kemarin? Memangnya berapa lama dia tidur?



Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang