30. Sekotak Pandora

170 29 13
                                    

Cw/TW : MCD

...



Aroma milik Daniel begitu familiar, seluruh ruangan rumah Doyoung penuh aroma ini, masih terasa hangat dalam ingatannya bak baru saja Daniel bertandang ke sana.

"Niel!" Jaehyun melangkahkan kakinya mengejar sang kakak, ketika lelaki yang lebih tua sudah duduk di atas jok motor Jaehyun lekas menghadangnya, ia putar kunci hingga deru motor berhenti berbunyi "Lo ada hubungan apa sama Lian? Lo ada hubungan apa sama berantakannya rumah Lian?" Tanyanya tanpa berbelit-belit.

Daniel berdecih pelan sebelum ia singkirkan tangan Jaehyun yang masih menyentuh kunci motornya "Apapun gue buat Dylan bukan urusan Lo, dan kalau di suruh milih gue atau Lo, jelas Dylan bakal milih gue" Ucap Daniel, matanya menatap Jaehyun dari ujung kaki hingga kepala.

"Gue nggak akan pernah maafin gimana Lo tiba-tiba bawa Dylan ke rumah ini ya anjing! Gue nggak akan pernah maafin kalian, gue udah diem selama ini!"

"Maksudnya apa?" Kening Jaehyun mengernyit, mengapa kalimat Daniel seakan-akan mendendam?

"Tanya sama bapak Lo! Sama nyokap Lo, sama semua anjing-anjing di rumah bordil! Kalau sampai gue tau Dylan lecet dikit aja, mati Lo semua" Daniel lekas melangkah pergi dengan tergesa-gesa bak dikejar entah siapa, bak tidak akan lagi kembali ke rumah.

"Lo semua?" Bibirnya terbata, otaknya terlalu penuh hari-hari ini, ia bahkan tidak bisa memproses semua kalimat yang kakaknya ucapakan.

Apa maksudnya Daniel?


Apa maksudnya Daniel?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jaehyun melangkah memasuki rumah kembali, ia berjalan hampiri bunda membawa serta teh panas untuk bunda. Perempuan paruh baya itu termenung menatap televisi yang tidak menyala, sisa air mata tercetak begitu nyata di sepasang bola mata indah bunda.

"Minum bunda" Jaehyun sodorkan gelas di atas meja lalu duduk melantai sambil senderkan bobot tubuhnya pada kaki bunda.

"Maaf ya bunda" Begitu katanya, lalu semakin membebankan tubuhnya pada kaki ibundanya bak beliau adalah satu-satunya tempat yang ia bisa temui untuk bersandar "Aku bingung banget bunda, harus apa? Harus menjelaskan apa, kenapa, dan pada siapa pakai sudut pandang ku ini?"

Sebuah sapuan halus lalu Jaehyun dapat rasakan pada ujung pundaknya, oleh sebab itu sebuah tangisan keluar dari mulut Jaehyun, ia tergugu sebab merasa bingung dan hilang arah.

"Kamu... Gimana tanggapan kamu soal pelacur?"

"Bun?" Jaehyun mendongak, tangisan terganggunya berhenti sebab merasa bunda mungkin saja tidak setuju dan mendukungnya pula.

"Menurutmu, pelacur tuh manusia yang bagaimana sih Jeff?"

"Memangnya kamu nggak jijik sama pelacur?" Tanya bunda.

Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang