27. Sekotak Cerita Dunia Dylan

321 44 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
.



Ada yang tumbuh di hari Doyoung yang rasanya telah lama tertanam, tidak tau sejak kapan tapi entah mengapa sejak menyetujui perasaannya dengan Jaehyun ia begitu hangat. Ada desir manis dan menggelitik perut, perasaan asing yang tidak pernah ia sangka benar-benar ia rasakan.



Dari sekian banyaknya hal yang terjadi, sekian banyaknya manusia yang ia jumpai. Doyoung mengerti, akan selalu ada alasan mengapa sebuah pertemuan terjadi, beberapa datang ingin mengujinya entah hati atau kewarasannya, ada yang datang sebab merasa Doyoung bisa dimanfaatkan, ada yang datang untuk menyakitinya, dan kalau Doyoung boleh berharap pertemuannya dengan Jaehyun ini adalah pertemuan yang tidak akan pernah berakhir, sebab Jaehyun begitu terbuka menerima dan menolongnya, si jalang dari rumah bordil.




'Bilang ke gue, si brengsek Prinz itu minta duit berapa?' Doyoung masih ingat ketika ditodong pertanyaan itu oleh Dean tempo hari.

'Dua milyar'


'Iblis!' Maki Dean 'Gue bakal usahain ambil duit dia, Lo bisa pura-pura bayar ke dia' Dean adalah salah satu tangan kanan Bos Prinz yang cukup punya banyak koneksi dan akses.



'Tap...'


'Kalau gagal, Lo harus bunuh dia Dylan!' Sebilah pisau tipis nan rancing mendarat di telapak tangan Doyoung, ia menatapnya dengan begitu takut dan kikuk.

'Janji sama gue kalau dia nggak akan pernah bisa nyentuh elo!'


"Lian?"



SRAKKK




Doyoung tengah termenung sambil menatap pisau lipat di dalam tasnya sebelum akhirnya suara Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi, sontak dengan terburu ia memasukan pisau ke dalam tasnya kembali.


"Lagi ngapain?"



"Enggak? Gue bingung aja nanti ke rumah Lo gue harus ngapain?" Untungnya dia cepat berfikir, toh pertanyaan yang ia ajukan juga tidak salah.



"Kenapa bingung?" Jaehyun meletakkan handuk di atas gantungan pintu, ia lantas duduk di atas ranjang, sebelah tangannya terulur tarik lengan Doyoung "Ya kita dateng aja nanti malam, mumpung ayah pulang. Lo bisa konsultasi soal hukum ke ayah"



Doyoung menelan ludahnya kasar, ia tidak punya kenangan banyak dengan sosok lelaki dewasa yang berperan sebagai ayah. Ia harus gunakan bahasa seperti apa? Bahasa tubuhnya harus bagaimana?




"Tenang ayah tuh nggak galak kok, cuman tegas aja. Itu juga ke gue sama Daniel, jadi Lo tenang aja. Ayah sama Alsa juga malah deket, jadi nggak usah takut. Lusa pasti baik-baik aja" Tangan Jaehyun terulur usap puncak kepala Doyoung buat pipi empunya memerah padam.




Melankolia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang